Wednesday, November 30, 2022

PRAKTIKUM KIMIA DASAR : REAKSI REDOKS

Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung pada proses elektrokimia. Reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan elektron. Dapat dikatakan bahwa reaksi reduksi adalah reaksi dimana suatu zat melepas oksigen. Sedangkan reaksi oksidasi reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat mengikat oksigen.

Dalam praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan adalah 1,96 gram Amonium Ferrosulfat; neraca untuk menimbang; labu ukur 50 mL; 10 mL H2SO4 2M; aquades; pipet tetes; labu erlenmeyer 100 mL; larutan KMnO4 0,01M; dan pipet 10mL dengan selang plastik atau balon pipet. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati perubahan biloks pada suatu reaksi. Reaksi yang akan ditentukan perubahan biloksnya adalah reaksi antara Fe²⁺ dengan Mn⁷⁺.

Yang pertama kali dilakukan adalah menghitung gram (NH4)2Fe(SO)46H2O atau Amonium Ferrosulfat dengan konsentrasi 0,1M sebanyak 50 mL. Berdasarkan perhitungan diperoleh 1,96 gram Amonium Ferrosulfat yang digunakan. Berikut ini perhitungannya :

M = 0,1M

V = 50 mL = 0,05 L


n = M V = 0,1 . 0,05

n = 0,005 mol


Mr = (2 x N) + (8 x H) + (1 x Fe) + ( 2 x S) + (8 x O) + (12 x H) + (6 x O)

Mr = (2 x 14) + (8 x 1) + (1 x 55,85) + (2 x 32) + (8 x 16) + (12 x 1) + (6 x 16)

Mr = 28 + 8 + 55,85 + 64 + 128 + 12 + 96

Mr = 391,85


massa = n Mr = 0,005 . 391,85

massa = 1,96 gram


Lalu ditimbang menggunakan neraca. Warna Amonium Ferrosulfat semula berwarna hijau kebiruan. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan ditambahkan 10 mL H2SO4 2M. Kemudian diencerkan dengan aquades sampai garis tanda labu ukur. Adanya larutan H2SO4 ini berguna sebagai zat pengkondisi asam untuk mengarahkan reaksi. Selain itu, penambahan H2SO4 juga berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi Fe²⁺ menjadi Fe³⁺ sehingga terbentuk Fe(OH)3 yang dapat mengendap sebagian oleh air. Persamaan reaksinya yaitu :

Fe²⁺ + 2 OH⁻ → Fe(OH)3

4 Fe(OH)2 + 2 H2O + O2 → 4 Fe(OH)3

Karena Fe²⁺ masih murni dan belum teroksidasi, maka warna larutannya bening atau tidak berwarna.

Setelah itu, dilakukan kalibrasi pipet tetes yang akan digunakan untuk titrasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dalam 1 mL terdapat beberapa tetes. Setelah kalibrasi diketahui bahwa 1 mL larutan dibutuhkan 24 tetes dari pipet tetes atau sama saja dengan 1 tetes = 0,04 mL. Setelah itu, 10 mL larutan (NH4)2Fe(SO)46H2O dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL. Dibutuhkan 85, 80, dan 82 tetes KMnO4 0,01M hingga terjadi perubahan warna. Perubahan ketika ditetesi adalah menjadi berwarna kuning seulas. Warna kuning seulas ini menandakan Fe²⁺ telah bereaksi dengan ion permanganat dan berubah atau teroksidasi menjadi ion Fe³⁺ yang berwarna kuning keemasan.

Dalam sistem Fe³⁺, ion Fe²⁺ merupakan bagian yang berperan dikarenakan potensial elektrodanya lebih kecil daripada potensial yang timbul dalam larutan MnO4⁻ dengan asam. Persamaan reaksinya yaitu :

Fe²⁺ → Fe³⁺ + e⁻

MnO4⁻ + 8 H⁺ + 5 e⁻ → Mn²⁺ + 4 H2O

Ketika Fe²⁺ berubah menjadi Fe³, terjadi perubahan biloks sebesar 1 dan terjadi pengikatan 1 elektron. Pada MnO4⁻ menjadi Mn²⁺ mengalami perubahan biloks sebesar 5 dan terjadi pengiktan 5 elektron. Persamaan redoks untuk percobaan ini yaitu :

Reduksi    : MnO4⁻ + 8 H⁺ + 5 e⁻ → Mn²⁺ + 4 H2O (Katoda)

Oksidasi   : 5 Fe²⁺ → 5 Fe³⁺ + 5 e⁻ (Anoda)

Hasil         :  MnO4⁻ + 8 H⁺ + 5 Fe²⁺ → Mn²⁺ + 5 Fe³⁺ + 4 H2O

Thursday, November 24, 2022

PRAKTIKUM KIMIA DASAR : REAKSI KIMIA

Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung, akan muncul beberapa peristiwa yang menjadi tanda-tanda bahwa suatu materi sedang mengalami perubahan kimia. Tanda-tanda terjadinya reaksi kimia pada suatu materi dapat diketahui dari beberapa hal seperti terjadi perubahan warna, perubahan suhu, pembentukan endapan, atau pembentukan gas. Percobaan yang dilakukan meliputi :

1. Indikator Sebagai Penunjuk Sifat Asam atau Basa

Pada percobaan pertama, digunakan HCl 0,05M dan NaOH 0,05M yang masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1mL. Dalam percobaan ini diperlukan 4 tabung reaksi dimana 2 tabung reaksi diisi dengan 1mL HCl 0,05M dan 2 tabung lainnya masing-masing 1mL NaOH 0,05M.

Dalam percobaan ini digunakan indikator PP (Fenolftalein) dan MM (Metil Merah). Trayek perubahan warna PP berkisar dari 8,3 - 10,0. Ketika PP ditetesi pada larutan, apabila pH larutan < 8,3 maka larutan akan tetap tidak berwarna (bening). Sedangkan jika pH larutan > 10,0 maka larutan akan berubah warna menjadi merah. Untuk MM memiliki trayek perubahan warna berkisar dari 4,2 - 6,3. Ketika pH < 4,2 maka larutan yang ditetesi oleh MM akan menjadi berwarna merah. Sedangkan jika pH > 6,3 maka larutan yang ditetesi MM akan berwarna kuning.

Ketika ditetesi PP pada HCl dan NaOH diperoleh HCl tidak terdapat perubahan warna (bening) sedangkan NaOH menjadi berwarna merah muda. Lalu ketika ditetesi MM pada HCl dan NaOH diperoleh HCl menjadi berwarna merah muda sedangkan NaOH menjadi berwarna kuning. Maka, dapat disimpulkan bahwa HCl bersifat asam sedangkan NaOH bersifat basa.


2. Reaksi Pengendapan

a. Endapan Al

Pada percobaan ini, digunakan larutan Al2(SO4)3 0,1M ; NH4OH 1M ; dan NaOH 1M masing-masing sebanyak 1mL. Dalam percobaan ini dibutuhkan 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama, dimasukkan 1mL Al2(SO4)3 0,1M (berwarna bening). Kemudian, ke dalam tabung reaksi ditambahkan 1mL NH4OH 1M sehingga larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan pada tabung. Kemudian ditambahkan lagi NH4OH, tetes demi tetes. Pada percobaan ini diberikan 6 tetes pada tabung reaksi dan menyebabkan warna larutan tetap keruh namun endapan di permukaan mulai berkurang. Jadi, dapat disimpulkan semakin banyak NH4OH yang diberikan, maka endapan semakin berkurang.

Pada percobaan kedua, dimasukkan 1mL Al2(SO4)3 0,1M (berwarna bening). Lalu ditambahkan 1 mL NaOH 1M dan NH4OH 1M tetes demi tetes. Pada percobaan ini, terdapat endapan putih di permukaan. Ternyata dengan penambahan NaOH maka endapan putih semakin lama akan berkurang dan hilang.

Perobaan pertama jika ditulis dalam reaksi kimia yaitu :

Al2(SO4)3 + 6 NH4OH → 2 Al(OH)3 + 3 (NH4)2SO4

Perobaan kedua jika ditulis dalam reaksi kimia yaitu :

Al2(SO4)3 + 6 NaOH → 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4

Dari kedua percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ketika Al2(SO4)3 bereaksi dengan NH4OH dan atau NaOH akan menghasilkan endapan Al. Semakin banyak NH4OH yang diberikan kepada Al2(SO4)3, maka endapan akan semakin sedikit atau berkurang (Percobaan I). Pada percobaan II, dengan adanya NaOH maka endapan akan berkurang sampai kemudian hilang.


b. Endapan Zn

Pada percobaan ini tidak jauh berbeda dengan percobaan pada endapan Al. Namun, pada percobaan ini Al2(SO4)3 diganti dengan ZnSO4 0,1M sebanyak 1mL. Pada percobaan I, mula-mula dimasukkan 1mL ZnSO4 0,1M ke dalam tabung reaksi (warna bening). Kemudian ditambahkan 1mL NH4OH 1M ke dalam tabung reaksi. Hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan muncul endapan pada permukaan tabung. Ketika ditambahkan lagi NH4OH 1M tetes demi tetes, endapan mulai berkurang pada permukaan tabung. Jika ditulis dalam reaksi kimia yaitu :

ZnSO4 + 2 NH4OH → Zn(OH)2 + (NH4)2SO4

Pada percobaan II, mula-mula dimasukkan ZnSO4 0,1M sebanyak 1mL. Kemudian ditambahkan NaOH 1M sebanyak 1mL dan NH4OH 1M tetes demi tetes. Pada percobaan ini menyebabkan larutan menjadi keruh. Ternyata sama dengan percobaan pada Al2(SO4)3, dengan adanya NaOH maka endapan semakin berkurang dan larut. Jika ditulis dalam reaksi kimia yaitu :

ZnSO4 + 2 NaOH → Zn(OH)2 + Na2SO4

Dari kedua percobaan ini, endapan Zn akan terbentuk jika ZnSO4 direaksikan dengan NH4OH dan atau NaOH. Perbedaannya dalam hal kelarutan. Pada ZnSO4 yang diberikan NaOH menyebabkan endapan berkurang dan semakin larut dibandingkan jika hanya diberikan NH4OH. Jadi, dapat disimpulkan bahwa NaOH dapat melarutkan endapan Zn.


c. Endapan Ba

Pada percobaan ini digunakan 1mL larutan BaCl2 0,1M ; 1mL K2CrO4 0,1M ; dan 1 mL HCl 0,1M. Dalam percobaan ini dibutuhkan 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama, mula-mula dimasukkan 1mL larutan BaCl0,1M (warna bening). Kemudian ditambahkan 1mL K2CrO4 0,1M pada tabung reaksi. Warna K2CrO4 adalah kuning terang. Ketika ditambahkan K2CrO4 larutan menjadi berwarna kuning muda dan terdapat endapan Ba pada dasar tabung. Percobaan ini jika ditulis dalam reaksi kimia yaitu :

BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2 KCl

Pada percobaan kedua, mula-mula dimasukkan 1mL larutan BaCl0,1M (warna bening). Kemudian pada tabung reaksi ditambahkan 1mL K2CrO4 0,1M dan 1 mL HCl 0,1M. Adanya HCl menyebabkan warna larutan menjadi kuning tua dan terdapat endapan di dasar tabung. Percobaan ini jika ditulis dalam reaksi kimia yaitu :

BaCl2 + 2 HCl + 2 K2CrO4 → BaCr2O7 + 4 KCl + H2O

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa endapan Ba terbentuk akibat adanya ion CrO4²⁻. Dari percobaan dapat diketahui bahwa kelarutan BaCl2 pada larutan HCl lebih lemah dibandingkan dengan penambahan BaCl2 dengan K2CrO4. Jadi, endapan Ba pada campuran BaCl2, HCl, dan K2CrO4 lebih banyak (warna larutan kuning tua) dibandingkan campuran BaCl2 dan K2CrO4 saja (warna larutan kuning muda).


3. Reaksi Pembentukan Gas CO2

Pada percobaan ini, digunakan tabung reaksi pipa samping dengan selang, 2 gr batu pualam (CaCO3), 3mL HCl 3M, penyumbat gas karet, dan larutan Ba(OH)2. Adanya selang digunakan untuk mengalirkan gas pada larutan Ba(OH)2. Percobaan pertama dilakukan dengan mengambil terlebih dahulu tabung reaksi pipa samping, kemudian menimbang 2 gram CaCO3 dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pipa samping, kemudian ditambahkan 3mL HCl 3M ke dalam tabung. Menutup tabung dengan sumbat karet dan mengalirkannya ke dalam larutan Ba(OH)2. Saat pencampuran ada gelembung busa putih keruh dan gas CO2. Ketika dialiri pada Ba(OH)2, terdapat endapan putih di dasar tabung. Pada pembentukan CO2, tabung reaski terasa panas karena reaksi ini termasuk reaksi eksoterm. Sedangkan gas yang dialirkan pada Ba(OH)2, gelembung-gelembung itu terserap dan terbentuk endapan BaCO3. Persamaan reaksi CaCO3 dan HCl dapat ditulis :

CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2O + CO2

Sedangkan ketika gas CO2 dialirkan kepada Ba(OH)2 dapat ditulis :

CO2 + Ba(OH)2 → BaCO3 + H2O


4. Reaksi Pembentukan Warna

Pada percobaan ini digunakan campuran 1mL H2C2O4 0,1M + 2 tetes H2SO4 ; KMnO4 ; larutan FeSO4 ; tetesan H2SO4 2M ; 2mL FeCl3 0,1M ; 2mL KSCN 0,1M ; dan beberapa butir kristal Na3PO4. Pada percobaan pertama, campuran 1mL H2C2O4 0,1M + 2 tetes H2SO4 yang ada pada tabung reaksi ditambahkan KMnO4 tetes demi tetes. Pada campuran 1mL H2C2O4 0,1M + 2 tetes H2SO4, larutan masih berwarna bening. Ketika diberikan KMnO4 tetes demi tetes (warna KMnO4 adalah ungu tua), larutan menjadi berwarna ungu tua. Namun, setelah didiamkan warna ungu tua mulai menghilang. Sedangkan ketika larutan FeSO4 ditambah 2 tetes H2SO4 2M, larutan tetap bening dan ketika ditetesi oleh KMnO4 yang berwarna ungu tua, warna larutan menjadi merah bata dan terdapat endapan coklat.

Percobaan yang dilakukan selanjutnya adalah untuk membandingkan warna kedua larutan. Pada tabung reaksi pertama, dimasukkan 2mL FeCl3 0,1M (FeCl3 berwarna kuning), kemudian ditambahkan 2mL KSCN 0,1M (KSCN berwarna merah muda), dan ditambahkan beberapa butir kristal Na3PO4. Hasil dari pencampurannya menghasilkan larutan berwarna merah muda dan terdapat endapan putih. Sedangkan pada campuran FeCl3 + KSCN tanpa kristal Na3PO4, warna larutan menjadi berwarna merah darah. Dari reaksi-reaksi di atas ini menunjukkan bahwa reaksi kimia dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Friday, November 18, 2022

PRAKTIKUM KIMIA DASAR : KETERAMPILAN DASAR DI LABORATORIUM

Percobaan yang dilakukan meliputi :

1. Pembuatan dan Pengenalan Suatu Gas

Pada praktikum ini, diperkenalkan cara pembuatan dan pengenalan suatu gas yaitu gas NH3 (Amonia). Gas NH3 diperoleh setelah kristal NH4Cl (Amonium Klorida) dilarutkan ke dalam larutan NaOH (Natrium Hidroksida). Kemudian dipanaskan di atas pembakar bunsen sampai mendidih. Adapun reaksi pembuatan NH3 yaitu :

NH4Cl + NaOH → NH3 + NaCl + H2O

(Amonium Klorida + Natrium Hidroksida → Gas Amonia + Natrium Klorida + Air)

Setelah mendidih akan terbentuk gas NH3. Gas NH3 yang telah mendidih akan mengeluarkan bau pesing. Lalu, menguji sifat gas NH3 dengan lakmus merah dan biru. Ketika lakmus merah diletakkan di atas mulut tabung, lakmus merah berubah menjadi biru. Ketika lakmus biru diletakkan di atas mulut tabung, lakmus tetap berwarna biru. Maka, dapat disimpulkan bahwa gas NH3 bersifat basa.


2. Pengenceran dengan Labu Ukur

Pengenceran dilakukan untuk memperkecil konsentrasi larutan yang mulanya pekat dengan menambahkan sejumlah pelarut tertentu, misalnya air. Setelah pengenceran, maka volume dan konsentrasi larutan akan berubah, namun jumlah zat terlarut tetap atau mol tidak berubah.

n1 = n2 → V1M1 = V2M2

Dalam praktikum ini, mengencerkan HCl dengan konsentrasi 1M menjadi 0,1M dengan volume 50 mL. Untuk itu, digunakan rumus untuk menentukan Volume air (V1) agar didapatkan n1 = n2 maka :

V1M1 = V2M2

V1(1) = (50)(0,1)

V1 = 5 mL

Dari perhitungan diperoleh bahwa untuk mendapatkan larutan standar 50 mL HCL 0,1M dapat diperoleh dengan pengenceran 1M HCl dengan 5 mL air.


3. Pengenceran H2SO4 Pekat

Larutan H2SO4 adalah larutan yang bersifat elektrolit kuat, bersifat korosif, dan menghasilkan panas jika dilarutkan dalam air. Semakin tinggi kepekatan  H2SO4, maka panas yang dirasakan akan semakin besar. Percobaan ini diawali dengan memasukan air suling 5 mL ke dalam tabung reaksi, lalu dimasukkan H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Sebelum reaksi, suhu air tidak panas. Namun, ketika dicampur 1 mL H2SO4, maka suhu campuran air dan H2SO4 menjadi panas. Dapat disimpulkan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm ditandai dengan suhu campuran reaksi yang meningkat. Pada percobaan ini, campuran air dan H2SO4 adalah sistem. Dan lingkungannya adalah bagian luar tabung reaksi.


4. Penyaringan (Memisahkan Endapan PbSO4 dari Suatu Larutan)

Penyaringan merupakan teknik pemisahan suatu endapan dari larutan. Pada praktikum ini, Pb(CH3COO)2 direaksikan dengan H2SO4 hasil pengenceran percobaan (3) sehingga menghasilkan PbSO4. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut.

Pb(CH3COO)2 + H2SO4 → PbSO4 + 2 CH3COOH

(Timbal Asetat + Asam Sulfat → Timbal Sulfat + Asam Asetat)


5. Titrasi Asam Basa

Pada dasarnya titrasi bertujuan untuk menentukan banyaknya asam atau basa yang secara kimia tetap (ekivalen) dengan banyaknya asam atau basa di dalam larutan tersebut. Reaksi yang terjadi pada titrasi ini adalah reaksi penetralan. Maka dalam penentuan larutan asam dapat ditentukan dengan menambahkan larutan basa yang diketahui konsentrasinya dan sebaliknya dalam penentuan larutan basa, dapat ditentukan dengan menambahkan larutan asam yang diketahui konsentrasinya.

Pada percobaan titrasi ini, akan dihitung konsentrasi HCl pada pengenceran (2). Maka HCl ditambahkan dengan indikator PP (tiga tetes), kemudian dapat dilihat bahwa warna larutan tetap bening. Hal ini karena indikator PP akan tetap bening pada kondisi asam. Indikator PP mempunyai trayek perubahan warna 8,3 - 10,0. Ketika pH < 8,3 maka larutan akan berwarna bening. Namun, ketika pH > 10,0 maka larutannya akan menjadi merah muda.

Setelah larutan tersebut ditetesi NaOH perlahan-lahan, maka larutan menjadi berwarna merah muda. Perubahan warna larutan ini menjadi merah muda merupakan titik ekivalen yang menandakan bahwa larutan telah bersifat basa.

Untuk hasil perhitungan konsentrasi yang maksimal dapat dilakukan percobaan ulang agar didapat volume rata-rata dari larutan tersebut. Percobaan dilakukan sebanyak 3x dan diperoleh volume 11,1 mL ; 9,5 mL ; dan 10,4 mL. Volume NaOH rata-rata diperoleh 10,33 mL. Sehingga dari perhitungan diperoleh konsentrasi HCl sebesar 0,1033 M. Dalam percobaan ini, titrasi larutan asam dengan larutan standar basa disebut titrasi alkalimetri.



Saturday, November 12, 2022

BERBAGI TULISAN (ACAK) : KKN DESA KAWOYANG

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebuah program yang berada dalam naungan Lembaga Pendidikan Masyarakat (LPM) dari setiap Universitas yang ada di Indonesia. KKN merupakan salah satu kegiatan pengabdian civitas akademika kepada masyarakat dimana mahasiswa dituntut berperan aktif terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat. Penyelanggaraan KKN yang kami lakukan adalah berada di Desa Kawoyang, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Kegiatan KKN ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2015 - 27 Agustus 2015. Tim KKN di Desa Kawoyang berjumlah 29 orang dari berbagai fakultas. 

Fokus kerja yang kami lakukan terbagi menjadi 2 fokus utama, yaitu pendidikan dan sosial-masyarakat. Program kerja yang dilakukan terdiri atas :

1. Mengajar di Sekolah Dasar

Desa Kawoyang memiliki 2 Sekolah Dasar, yaitu SDN Kawoyang 1 dan SDN Kawoyang 2. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dari pukul 07.30 - 12.00.

2. Bimbingan Belajar Calistung (Baca Tulis Hitung)

Bimbingan ini dilakukan setiap hari pada pukul 15.00 di Homestay Mahasiswa KKN.

3. English Club

Kami mengajarkan kata-kata sederhana dalam bahasa Inggris, seperti number (angka), colour (warna), fruits (buah-buahan), dan greetings (salam sapaan). Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu pukul 15.00 di SDN Kawoyang 1 dan SDN Kawoyang 2.

4. Fun Learning

Fun Learning berisikan materi pengenalan tentang kebudayaan Jepang, seperti memasak makanan khas Jepang (Onigiri), seni melipat kertas (Origami), pengenalan bahasa Jepang, dan story telling. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Rabu pukul 15.00 di SDN Kawoyang 1 dan SDN Kawoyang 2.

5. Science is Fun

Mengangkat tema sains sederhana dan menyenangkan, kami mengajarkan ilmu sains di kehidupan sehari-hari. Beberapa eksperimen yang dilakukan yaitu pembuatan roket etanol, balon ajaib, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu pukul 15.00 di SDN Kawoyang 1 dan SDN Kawoyang 2.

6. Pembenahan Sarana Prasarana Sekolah

Hasil dari kegiatan ini yaitu pembuatan rak sepatu, pembersihan kelas dan halaman sekolah, penempelan poster-poster edukasi, penempelan poster presiden dan wakil presiden, serta poster lambang negara Indonesia.

7. Pelatihan Baris Berbaris (PBB) dan Pelatihan Praja Muda Karana (Pramuka)

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-70, kami membuat berbagai macam perlombaan seperti lomba gerak jalan, pelatihan sandi-sandi pramuka, dan cerdas cermat. Pelatihan ini dilakukan setelah jam pelajaran di sekolah selesai, yaitu pada pukul 12.00 - 13.00.

8. Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-70

Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswa SDN Kawoyang 1, SDN Kawoyang 2, dan warga sekitar. Beberapa perlombaan yang diadakan yaitu lomba futsal, makan kerupuk, memasukkan bendera ke dalam botol, balap karung, dan sebagainya. 

9. Kerja Bakti

Kerja bakti dilakukan setiap hari Jumat di SDN Kawoyang 1, SDN Kawoyang 2, dan Mushola An-Nur.

10. Pembuatan Gapura Tanda Selamat Datang di Desa Kawoyang

Desa Kawoyang yang terletak di perbukitan menyebabkan akses jalan  menuju Desa Kawoyang cukup sulit sehingga dibutuhkan adanya penanda jalan. Penanda jalan ini berbentuk plang tanda selamat datang di Desa Kawoyang. Kami membuat gapura dengan panjang 4m, lebar 1,5m, dan tinggi 2m.


Dokumentasi Foto Kegiatan KKN di Desa Kawoyang :







Sunday, November 06, 2022

BERBAGI TULISAN (ACAK) : MENGHADIRI PAMERAN SENI

Pada tanggal 04 November 2022, saya menghadiri suatu pameran seni :

" Rekam Masa : Pameran Seni Terintegrasi Blockchain "

yang diselenggarakan oleh Artopologi dan dilaksanakan di Museum Nasional Indonesia, Jl. Merdeka Barat No. 12, Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110, Indonesia.

Harga tiketnya adalah Rp 40.000,- sudah termasuk tiket masuk Museum Nasional.

Pameran ini berlangsung sejak tanggal 28 Oktober 2022 - 06 November 2022. Pameran dimulai pada pukul 09:00 - 20:00 WIB. Namun, karena saya datang sebelum pukul 09:00 WIB sehingga saya dapat menjelajahi pameran lebih awal (sudah mendapatkan izin dari panitia). Saat itu belum ada pengunjung lainnya yang datang. Langsung saja saya mulai melakukan beberapa dokumentasi pameran seni ini.

Saya juga mengambil beberapa foto di pameran.

Selain itu, juga merekam lokasi pameran seni.


Mengutip dari beberapa referensi :

Museum Nasional Indonesia akan menghadirkan pameran seni rupa bertajuk "Rekam Masa: Pameran Seni Terintegrasi Blockchain". Pameran tersebut akan menampilkan karya-karya seni fisik yang data karyanya terintegrasi dalam jaringan blockchain yang dapat dilihat dalam platform Artopologi. 

"Dapat dikatakan, pertama, pameran adalah upaya untuk menampilkan karya dan peristiwa seni yang terkurasi. Kedua, sebagai bentuk edukasi sekaligus aktivasi mengenai penggunaan teknologi rantai blok (blockchain) kepada seniman maupun kolektor dan masyarakat umum," ujar salah satu kurator pameran, Sudjud Dartanto, di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Dia menjelaskan, tema "Rekam Masa" diambil sebagai sebuah metafora yang menandai terbukanya seni kontemporer dalam menandai kehidupan pada masa atau zaman sekarang. Makna "Rekam Masa" juga menandai makna stempel waktu yang dimiliki oleh teknologi blockchain. "Dimana, setiap karya seni dalam pameran terintegrasi ke dalam jaringan rantai blok yang dinyatakan oleh kode kriptografi sebagai sebuah pernyataan otentisitas atas setiap karya yang diinput," kata dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Rain Rosidi, kurator lainnya dalam pameran tersebut, menerangkan, blockchain merupakan teknologi validasi data yang dilakukan dengan cara desentralistik oleh validator yang tersebar, yang membuat suatu data tidak dapat diubah. Suatu blok data itu diamankan dan diikat satu dengan yang lainnya menggunakan prinsip kerja keamanan kriptografi. "Seluruh informasi transaksi yang ada di dalamnya bisa dilihat oleh siapa saja karena bersifat transparan untuk orang-orang yang ingin melihatnya. Karena itu, suatu data dapat dengan mudah untuk dilacak riwayat asal-usulnya, dapat dibuktikan oleh stempel waktu yang dinyatakan oleh sistem kriptografi," kata Rain. Teknologi blockchain memiliki keunggulan, yaitu sifatnya yang lebih transparan, aman, otomatis, dan terdesentralisasi. Dengan keunggulan itu, teknologi blockchain dapat menghasilkan sistem relasi atau interaksi baru, terutama yang berkaitan dengan distribusi aset, termasuk koin kripto dan aset lain yang biasa disebut Non-Fungible Token (NFT). "Sifat-sifat transparan, aman, otomatis, desentralisasi, dan kekal itu apabila diterapkan dalam melihat modus produksi hingga konsumsi karya dan peristiwa seni maka akan dapat memberikan kontribusi besar terhadap pencatatan sejarah data karya dan peristiwa seni dengan cara baru, baik bagi seniman sendiri maupun bagi pengampu kepentingan yang lain," terang dia.

CEO & Founder Artopologi Intan Wibisono menerangkan, Artopologi adalah sebuah lokapasar karya seni fisik yang terintegrasi dengan blockchain. Setiap karya seni fisik, seperti lukisan, patung, instalasi seni, yang dipamerkan dan diperjualbelikan di laman Artopologi disertai dengan sertifikat keaslian digital yang terdaftar di blockchain. "Yang ditransaksikan atau yang ditampilkan di situ karya seni fisik. Jadi transkasinya menggunakan rupiah. Tidak menggunakan cryptocurrency apapun," jelas Intan. Intan menjelaskan, setiap pengguna lokapasar Artopologi harus mempunyai crypto wallet. Ketika proses jual beli sudah dilakukan, akan ada dua langkah yang akan dilakukan. Karya fisik akan diantarkan ke manapun sesuai keinginan pembeli, sementara sertifikat keaslian digitalnya akan ditransfer melalui crypto wallet. "Prosesnya akan ada dua hal. Karya fisiknya akan diantarkan ke rumah, ke kantor, ke mana pun itu. Kemudian sertifikat keaslian digitalnya akan ditransfer lewat crypto wallet. Jadi ada dua proses yang terjadi," kata dia.


Sumber Referensi :

https://www.antaranews.com/berita/3206833/museum-nasional-hadirkan-pameran-seni-rupa-terintegrasi-blockchain

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/27/195302171/museum-nasional-indonesia-akan-hadirkan-pameran-seni-terintegrasi-jaringan?page=all

https://www.republika.co.id/berita/rkex7x428/rekam-masa-pameran-seni-yang-terintegrasi-blockchain

Monday, October 31, 2022

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN

Walaupun sangat berguna untuk mengenali posisi keuangan perusahaan, laporan keuangan bukanlah laporan yang sempurna. Laporan keuangan memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Laporan keuangan adalah laporan tentang hasil yang dicapai perusahaan di masa lalu (bersifat historis). Laporan keuangan tidak menceritakan apapun tentang masa depan. Sementara itu, dalam memberikan pinjaman seorang Account Officer berhubungan dengan masa depan, yaitu kemampuan perusahaan meneruskan bisnis dan memenuhi kewajiban keuangannya. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam mengambil keputusan kredit.


2. Yang menyusun laporan keuangan adalah manusia yang dalam bekerja tidak lepas dari subjektivitasnya. Walaupun telah ada ketentuan-ketentuan umum yang harus diikuti (seperti standar akutansi keuangan), tidak dapat diharapkan adanya objektivitas yang sempurna karena terdapat metode pencatatan yang berbeda.


3. Akutansi hanya melaporkan informasi yang bersifat material dan memiliki akibat yang jelas. Misalnya, telah terjadi penjualan, adanya piutang, dan lain-lain. Kadang-kadang, tidak seluruh fakta yang terjadi tercatat pada akutansi.


4. Pada laporan keuangan, tidak dapat diketahui fakta yang bersifat kualitatif karena hal-hal tersebut umumnya diabaikan. Misalnya, kualitas persediaan yang ada, kelancaran operasional mesin yang tercantum di buku, dan lain-lain.


5. Salah satu laporan keuangan yakni neraca adalah laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada satu titik waktu tertentu dan tidak menunjukkan kondisi pada titik waktu yang lain. Kadang-kadang tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya. Misalnya, tepat pada 31 Desember perusahaan sedang kehabisan bahan baku sehingga nilai persediaan menjadi kecil sedangkan dalam keadaan normal, persediaan seharusnya lebih tinggi dari yang tertulis di laporan neraca. Lebih jauh lagi, dapat terjadi perusahaan melakukan tindakan keuangan yang bersifat make up untuk memperbagus tampilan neracanya. Contoh, melunasi hutang bank sehingga pos tersebut kelihatan kecil.


Sumber  :

Jusuf, Jopie. 2017. Analisis Kredit Untuk Credit (Account) Officer. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Friday, October 28, 2022

LAPORAN KEUANGAN LABA/RUGI

Laporan Laba/Rugi (Income Statement atau Profit/Loss Statement) merupakan laporan yang menunjukkan komposisi penjualan, harga pokok, dan biaya-biaya perusahaan selama satu periode tertentu. Laporan ini memberikan perhitungan keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang diderita oleh perusahaan selama periode tertentu. Komponen Laba/Rugi terdiri atas :


Penjualan (Sales)

Penjualan yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan dari transaksi bisnis utamanya. Demi ketajaman analisis, biasanya dibedakan penjualan bruto/kotor (gross sales) dengan penjualan bersih (net sales). Pembeda ini muncul karena dalam praktek bisnis sering terdapat pengembalian/return penjualan (sales return) dan atau potongan penjualan (sales discount). Bila kedua hal tersebut tidak terjadi, maka net sales akan sama dengan gross sales. Sebaliknya, bila terdapat return penjualan atau potongan penjualan, maka net sales akan lebih kecil dari gross sales.

Gross Sales - Sales Return - Sales Discount = Net Sales


Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

Harga pokok penjualan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengadaan barang yang dijual. Misalnya, untuk perusahaan manufaktur tekstil maka harga pokok penjualannya adalah biaya yang dkeluarkan untuk memproduksi kain.


Laba Kotor/Bruto (Gross Profit)

Selisih antara penjualan bersih (net sales) dengan harga pokok penjualan (COGS) disebut laba kotor/bruto. Laba kotor menunjukkan besar laba/rugi yang diperoleh dengan membuat produk atau menyediakan jasa utama.


Biaya Operasional (Operating Expenses)

Biaya operasional atau biaya usaha adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Biaya usaha sering disebut juga dengan istilah SGA (Selling, General, and Administration Expenses). Biaya ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

- Biaya penjualan (selling expenses), yaitu biaya yang berkaitan dengan penjualan. Misalnya, biaya promosi, biaya pengemasan barang, biaya gaji dan komisi penjualan para salesman, dan lain-lain.

- Biaya administrasi dan umum (general and adminstration expenses), yaitu biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan penjualan. Misalnya, biaya gaji staf administrasi, biaya persediaan alat kantor, biaya penyusutan atau sewa gedung kantor, gaji dan fasilitas direksi, dan lain-lain.


Laba Usaha (Operating Profit)

Dengan mengurangi biaya operasional dari laba kotor diperoleh laba usaha. Laba usaha menunjukkan besar keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari bisnis utama perusahaan.


Pendapatan/Biaya Lain-lain (Other Income/Expenses)

Bila perusahaan memperoleh pendapatan tetapi tidak dari kegiatan normalnya, pendapatan ini dicatat sebagai pendapatan lain-lain (other income). Misalnya, penjualan aktiva perusahaan, pendapatan bunga, dan lain-lain. Di lain pihak, biaya-biaya yang timbul tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai biaya operasional usaha, maka digolongkan sebagai biaya lain-lain. Misalnya, biaya bunga bank, dan lain-lain.


Laba Bersih (Net Profit)

Komponen terakhir dari Laporan Laba/Rugi yaitu laba bersih. Komponen ini diperoleh dengan cara mengurangi laba operasional dengan biaya lain-lain atau menambahkannya dengan pendapatan lain-lain. Dalam situasi tidak terdapat pendapatan atau biaya lain-lain, laba bersih akan sama dengan laba operasional. Laba bersih menunjukkan kemampuan manajemen mengorganisasi bisnisnya.


Sumber  :

Jusuf, Jopie. 2017. Analisis Kredit Untuk Credit (Account) Officer. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Saturday, October 22, 2022

LAPORAN KEUANGAN NERACA

Berbicara mengenai Laporan Keuangan (Financial Statement) tidak dapat dipisahkan dari proses akutansi, yaitu pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi. Hasil dari proses tersebut adalah ringkasan mengenai kondisi keuangan perusahaan. Ringkasan inilah yang disebut Laporan Keuangan. Tujuan diadakannya Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan. Dua jenis Laporan Keuangan yang paling banyak dipakai adalah Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba/Rugi (Income Statement atau Profit/Loss Statement). Di dalam akutansi, seluruh barang atau harta yang dimiliki disebut aktiva (asset). Secara matematis :

Aktiva = Kewajiban + Modal

Setiap aktiva pasti memiliki sumber pembiayaannya. Dapat berupa modal sendiri (equity), kewajiban/hutang (lialibilities), atau kombinasi keduanya. Komposisi aktiva perusahaan serta komposisi hutang dan modal disajikan dalam sebuah laporan yang disebut Neraca. Dengan membaca neraca, dapat diketahui struktur keuangan perusahaan yang diwakilinya. 


Aktiva (Asset)

Secara sederhana, aktiva (asset) dapat didefinisikan sebagai harta yang dimiliki perusahaan. Aktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai ke aktiva yang tidak likuid. Likuiditas diartikan sebagai tingkat kemudahan suatu aktiva yang dikonversikan menjadi bentuk tunai. Aktiva disebut likuid apabila dengan mudah dapat dikonversikan ke dalam bentuk tunai. Secara umum, komponen aktiva (asset) dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Aktiva Lancar (Current Asset)

Aktiva lancar adalah aktiva yang relatif mudah dapat dikonversi menjadi bentuk tunai atau aktiva yang dipergunakan dalam satu siklus operasi. Patokan yang digunakan adalah satu tahun. Beberapa komponen yang termasuk dalam kategori ini :

- Kas dan bank (cash and bank), yaitu jumlah uang tunai yang ada pada perusahaan dan saldo simpanan perusahaan pada bank yang dapat ditarik segera.

- Surat-surat berharga jangka pendek (marketable securities), seperti deposito jangka pendek, saham yang dibeli tetapi tidak dimaksud dengan investasi jangka panjang.

- Piutang dagang (account receivable), yaitu tagihan perusahaan pada pihak lain yang timbul akibat adanya transaksi bisnis utama secara kredit.

- Persediaan barang (inventory), yaitu barang-barang yang diperjualbelikan oleh perusahaan untuk bisnis utamanya.

- Biaya yang dibayar dimuka (prepaid expenses), yaitu biaya yang telah dikeluarkan tetapi manfaatnya adalah untuk masa yang akan datang. Misalnya, biaya premi asuransi, sewa gudang yang dibayar sekaligus pada saat penandatanganan sewa menyewa, dan lain-lain.

- Piutang lain-lain (other receivable), yaitu tagihan perusahaan pada pihak lain yang timbul bukan dari aktivitas utamanya. Contohnya, perusahaan memberi pinjaman kepada perusahaan lain selama beberapa hari.

- Pembayaran uang muka (down payment), termasuk uang tanda jadi dalam rangka membeli sesuatu.


b. Investasi (Investment)

Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang atau yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain. Beberapa contoh transaksi yang termasuk golongan ini :

- Perusahaan membeli saham perusahaan lain dengan tujuan meningkatkan daya saing jangka panjang. Misalnya, perusahaan manufaktur pakaian jadi membeli saham perusahaan manufaktur kain yang merupakan pemasok kain garment yang bersangkutan.

- Perusahaan membeli obligasi jangka panjang dengan maksud menahannya sampai saat jatuh tempo.


c. Aktiva Tetap (Fixed Asset)

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Beberapa komponen yang paling banyak ditemukan :

- Tanah (land).

- Bangunan (building) yang telah siap dan atau sedang dipergunakan.

- Mesin-mesin (machineries) yang telah siap dan atau sedang dipergunakan.

- Peralatan (equipment).

- Kendaraan (vehicle).

Kecuali tanah, semua aktiva tetap akan disusutkan menurut metode tertentu. Alasannya, setiap aktiva memiliki nilai ekonomis tertentu (terbatas). Misalnya, perusahaan membeli mobil. Setelah beberapa tahun mobil tersebut tidak akan dipakai lagi. Untuk itu, dianggap bahwa nilai mobil setelah sekian waktu di masa mendatang, tidak sebesar pada saat pembelian. Pengurangan itu dinamakan penyusutan atau depresiasi. Karena tanah dianggap tidak memiliki batas waktu nilai ekonomis, maka tanah tidak disusutkan. Biaya penyusutan ini dicatat dalam Laporan Laba/Rugi sebagai pengurang faktor laba perusahaan.


d. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset)

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva tidak lancar (non-current asset) dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya. Contohnya hak paten, hak cipta, merk dagang, dan lain-lain. Aktiva ini akan diamortisasikan untuk jangka waktu tertentu. Amortisasi sama dengan penyusutan. Istilah amortisasi ini dipakai untuk penyusutan aktiva di luar aktiva tetap, seperti aktiva lain-lain dan aktiva tidak berwujud.


e. Aktiva Lain-lain (Other Asset)

Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas. Beberapa komponen dari pos ini yaitu :

- Biaya pra-operasi (pre-operating expenses), yaitu biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan menjalankan operasi secara komersial.

- Bangunan yang masih dalam penyelesaian, yaitu bangunan yang pengerjaannya belum selesai 100% pada saat neraca disusun.

- Mesin dalam instalasi, yaitu mesin-mesin produksi yang belum selesai dipasang.

- Aktiva lain yang tidak dipakai dalam operasi normal perusahaan.

- Piutang pemegang saham, yaitu tagihan perusahaan kepada pemegang saham.

- Piutang karyawan, yaitu tagihan perusahaan kepada karyawannya. Misalnya, perusahaan memberikan kredit karyawan untuk pembelian motor, dan lain-lain.


Kewajiban (Lialibilities)

Kewajiban adalah hutang yang harus dilunasi perusahaan. Komponen kewajiban adalah sebagai berikut :

a. Kewajiban Lancar (Current Lialibilities)

Kewajiban lancar adalah hutang-hutang yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Beberapa komponen yang banyak ditemukan dalam kategori ini :

- Pinjaman jangka pendek dari bank (short term debt - bank), yaitu baki debet perusahaan pada bank yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun.

- Hutang dagang (account payable), yaitu hutang perusahaan pada pihak lain yang timbul akibat adanya transaksi yang berkaitan dengan bisnis utamanya. Hutang dagang tidak lain adalah kredit yang diperoleh perusahaan dari supplier. Hutang yang diperoleh dari pihak lain, misalnya pemegang saham tidak dicatat sebagai hutang dagang.

- Hutang pajak (tax payable), yaitu pajak yang masih harus dibayar oleh perusahaan. Hutang pajak ini bisa bermacam-macam, misalnya hutang PPN.

- Biaya-biaya yang masih harus dibayar (accrual expenses), yaitu pengeluaran yang telah diakui sebagai biaya tetapi belum dibayar tunai.

- Bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo (current portion of long term debt), yaitu bagian dari hutang jangka panjang perusahaan yang harus dilunasi dalam satu tahun ke depan. Dengan kata lain, ini adalah bagian dari hutang jangka panjang yang berubah menjadi hutang jangka pendek.

- Uang muka yang diterima oleh perusahaan dari pelanggannya. Misalnya, perusahaan menerima setoran jaminan atau tanda jadi dari para pelanggan.

- Hutang lain-lain (other payable), yaitu hutang jangka pendek perusahaan yang timbul bukan dari transaksi bisnis. Misalnya, perusahaan meminjam uang kepada mitra bisnisnya untuk jangka waktu 1 bulan.


b. Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Lialibilities / Debt)

Kewajiban jangka panjang adalah hutang-hutang yang jatuh tempo di atas satu tahun. Contoh, pinjaman jangka panjang dari bank setelah dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo pada tahun yang berlangsung.


c. Kewajiban Lain-lain (Other Lialibilities)

Kewajiban lain-lain adalah kewajiban yang tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Contoh, uang muka jaminan jangka panjang yang diterima dari pelanggan, hutang pada pemegang saham yang tidak memiliki jangka waktu tertentu, dan lain-lain.


d. Kewajiban Subordinasi (Subordinated Loan)

Hutang subordinasi adalah pinjaman yang diperoleh perusahaan berdasarkan suatu perjanjian subordinasi. Pinjaman ini baru dapat dibayar kembali apabila perusahaan telah melunasi hutang-hutang lainnya. Dengan kata lain, hutang subordinasi ini memiliki prioritas yang lebih rendah dibandingkan dengan hutang lainnya.


Modal Sendiri atau Ekuitas (Equity)

Komponen terakhir dari neraca adalah modal sendiri atau ekuitas yaitu selisih aktiva dengan kewajiban (hutang). Modal tidak lain adalah investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Komponen modal adalah sebagai berikut :

a. Modal Saham (Capital Stock)

Modal saham adalah jumlah saham yang disetor oleh para pemegang saham. 


b. Agio Saham (Surplus/Premium)

Untuk perusahaan yang telah go-public (menjual saham ke masyarakat melalui bursa saham), pos ini sering muncul. Agio saham merupakan selisih antara nilai nominal saham dengan nilai jual saham tersebut pada saat penjualan perdana.


c. Laba Ditahan (Retained Earning)

Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tidak dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Pos ini selalu merupakan akumulasi dari sisa laba yang tidak dibagi selama perusahaan beroperasi.


d. Laba Tahun Berjalan (Profit of Current Year)

Laba tahun berjalan menunjukkan jumlah laba bersih setelah pajak yang diperoleh pada tahun yang bersangkutan. Seringkali, pos laba tahun berjalan ini digabungkan dengan laba ditahan.


e. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap atau Revaluasi Aktiva

Selisih penilaian kembali aktiva tetap adalah keuntungan atau kerugian yang diperoleh sebagai akibat dari diadakannya revaluasi (penilaian kembali) aktiva perusahaan. Pada dasarnya penilaian kembali atau revaluasi aktiva ini tidak diperkenankan karena akutansi menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan. Perusahaan yang melakukan revaluasi harus mengikuti ketentuan pemerintah yang mengatur secara khusus mengenai hal ini. Dampak utama yang menjadi pertimbangan adalah konsekuensi perpajakan yang timbul akibat revaluasi ini.


Sumber  :

Jusuf, Jopie. 2017. Analisis Kredit Untuk Credit (Account) Officer. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sunday, October 16, 2022

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Jika diketahui pada Laporan Keuangan Tahun 2021 (dalam jutaan rupiah) sebagai berikut.

Secara umum, rasio keuangan dapat dibagi menjadi lima golongan sebagai berikut.

a. Rasio Likuiditas 

Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang paling banyak dipakai untuk mengukur likuiditas adalah Current Ratio. Rasio ini menunjukkan "jaminan" yang diberikan oleh aktiva lancar untuk membayar seluruh kewajiban lancar.

Filosofinya, aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. Bila perusahaan memiliki aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancarnya, maka dinilai mampu melunasi seluruh kewajiban tersebut karena sama-sama memiliki jangka waktu satu tahun.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Aktiva Lancar Rp 7.327 dan Kewajiban Lancar Rp 4.948, maka untuk nilai Current Ratio dapat dihitung :

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,48 aktiva lancar. Suatu perusahaan adalah likuid apabila Current Ratio > 1.  Likuiditas (tingkat kemudahan konversi menjadi uang tunai) aktiva lancar ini tergantung pada beberapa hal. Pertama, komposisi dari pos tunai (cash) dan pos surat-surat berharga (marketable securities) dibandingkan dengan aktiva lancar secara total. Semakin besar komposisi pos ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. Selain Current Ratio, sering juga dipergunakan cash ratio untuk mengukur jaminan yang diberikan oleh pos tunai dan surat-surat berharga terhadap kewajiban lancar.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Kas dan Bank Rp 19 dan Surat-surat Berharga Rp 0, maka untuk nilai Cash Ratio dapat dihitung :

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin pembayrannya oleh Rp 0,004 dana tunai yang ada pada perusahaan. Pada Laporan Keuangan terdapat Investasi Saham Rp 38 tidak dihitung sebagai surat-surat berharga. Hal itu disebabkan oleh karena tujuan investasi adalah jangka panjang.

Kedua, kualitas piutang dagang (account receivable) dan komposisinya terhadap total aktiva lancar. Bila seluruh piutang dagang dapat tertagih tepat waktu dan memiliki jangka waktu yang relatif pendek, maka perusahaan lebih likuid. Ketiga, kualitas dan komposisi dari persediaan barang (inventory). Dua pos terbesar dari aktiva lancar umunya adalah persediaan barang dan piutang dagang. Jika persediaan adalah fast moving item (barang yang berputar dengan cepat), likuiditas akan lebih baik dibandingkan slow moving item (barang yang berputar dengan lamban). Dengan demikian, pos inventory sangat memengaruhi likuiditas perusahaan. Sehubungan dengan hal di atas, dalam perhitungan rasio likuiditas, seringkali persediaan barang dikeluarkan dari kalkulasi Current Ratio. Rasio ini disebut Quick Ratio (Acid Test Ratio).

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Persediaan Rp 2.643, maka untuk nilai Quick Ratio dapat dihitung :

Artinya, di luar persediaan barang yang mungkin masih jauh dari tunai, setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,95.


b. Rasio Leverage

Rasio leverage, yaitu rasio yang menunjukkan komposisi sumber dana perusahaan, terutama hutang. Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), termasuk bank. Rasio yang digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah DER (Debt to Equity Ratio), yaitu perbandingan antara total kewajiban (total hutang) dengan total modal sendiri (equity). Rasio ini menunjukkan jaminan yang diberikan modal sendiri atas hutang-hutang yang diterima perusahaan. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Total Kewajiban (Passiva) Rp 4.949 dan Total Modal (Equity) Rp 7.323, maka untuk nilai DER dapat dihitung :

Artinya, pihak luar (kreditor) menempatkan dana Rp 0,68 atas setiap Rp 1 modal yang dikeluarkan oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, bisnis ini lebih banyak dibiayai oleh modal sendiri dibandingkan dengan hutang. Pada contoh di atas, total kewajiban adalah sama dengan kewajiban lancar. Itu sebuah kebetulan saja. Bila perusahaan juga memiliki kewajiban jangka panjang, maka seluruh kewajiban harus disertakan dalam perhitungan DER. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio DER, semakin besar risiko kreditor. DER > 1 menunjukkan bahwa sumber pembiayaan aktiva perusahaan lebih banyak berasal dari hutang dibandingkan dengan modal sendiri.


c. Rasio Coverage

Rasio coverage, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Dalam mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit, rasio yang banyak digunakan adalah Times Interest Earned Ratio atau EBIT Coverage Ratio (Earning Before Interest and Taxed Coverage Ratio). Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Laba Sebelum Bunga dan Pajak Rp 2.458 (Laba Opersiaonal Rp 2.447 + Pendapatan Lain-lain Rp 11) dan Biaya Bunga (Biaya Lain-lain) Rp 691, maka untuk nilai EBIT Coverage Ratio dapat dihitung :

Hal ini menujukkan bahwa setiap Rp 1 biaya (beban) bunga pinjaman dijamin oleh 356% pendapatan operasional atau sebesar Rp 3,56. Kemampuan membayar biaya bunga dihitung dari laba bersih sebelum pajak karena beban bunga merupakan salah satu komponen pengurang pajak penghasilan.


d. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen mengelola sumber daya yang dimilikinya. Yang pertama adalah Collection Period atau Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang Dagang) dalam jumlah hari.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Penjualan Rp 17.559 dan Piutang Dagang Rp 4.586, maka untuk nilai Account Receivable Turnover dapat dihitung :

Yang kedua adalah Inventory Turnover (Perputaran Persediaan Barang) dalam jumlah hari.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Harga Pokok Penjualan Rp 14.284 dan Persediaan Barang Rp 2.643, maka untuk nilai Inventory Turnover dapat dihitung :

Yang ketiga adalah Account Payable Turnover (Perputaran Hutang Usaha) dalam jumlah hari.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Harga Pokok Penjualan Rp 14.284 dan Hutang Dagang Rp 1.939, maka untuk nilai Account Payable Turnover dapat dihitung :


e. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba. Bagi para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi. Rasio pertama adalah Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor). Rasio ini menunjukkan persentase keuntungan yang diperoleh dari penjualan.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Penjualan Rp 17.559 dan Laba Kotor Rp 3.275, maka untuk nilai Gross Profit Margin dapat dihitung :

Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 penjualan yang dilakukan, perusahaan memperoleh laba kotor sebesar 18,65% atau Rp 0,1865. Bila Gross Profit Margin negatif, perusahaan mengalami kerugian dari bisnis usahanya. Beberapa kemungkinan Gross Profit Margin negatif yaitu karena perusahaan masih baru mulai beroperasi atau baru didirikan atau yang paling berbahaya adalah bila perusahaan memang tidak mampu menjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga pokoknya.

Rasio kedua adalah Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) yaitu tingkat keuntungan yang diperoleh dari bisnis setelah mengurangi penjualan dengan segala biaya.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Penjualan Rp 17.559 dan Laba Bersih Rp 1.767, maka untuk nilai Net Profit Margin dapat dihitung :

Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 penjualan bersih, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar 10,06% atau Rp 0,1006. Bila Gross Profit Margin menunjukkan apakah perusahaan mencetak laba dengan membuat produk (menyelenggarakan jasa), sedangkan Net Profit Margin menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola bisnisnya.

Rasio pengukur tingkat keuntungan lainnya adalah Return on Investment (ROI) atau yang biasa dikenal juga dengan istilah Return on Asset (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh investasi yang telah dilakukan. Dengan bahasa lebih sederhana, menunjukkan laba yang diperoleh atas setiap Rp 1 investasi yang dilakukan.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Laba Bersih Rp 1.767 dan Total Aktiva Rp 12.271, maka untuk nilai ROA dapat dihitung :

Hal ini menunjukkan bahwa atas setiap Rp 1 investasi, perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 0,1444 atau 14,40%.

Rasio terakhir adalah Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian modal. Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang disetorkan untuk bisnis tersebut. ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis "memperkaya" pemegang sahamnya.

Pada Laporan Keuangan di atas adalah Laba Bersih Rp 1.767 dan Total Ekuitas Rp 7.323, maka untuk nilai ROE dapat dihitung :

Hal ini menunjukkan bahwa atas setiap Rp 1 modal disetor pemegang saham, bisnis memberikan tingkat pengembalian sebesar Rp 0,2413 atau 24,13%.


Sumber  :

Jusuf, Jopie. 2017. Analisis Kredit Untuk Credit (Account) Officer. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.