Sunday, September 15, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 19)

Spray and Soul : Art and The Mirror Stage

Seniman kontemporer Indonesia, Ade Habibie, menghadirkan pameran tunggal bertajuk Spray and Soul : Art and the Mirror Stage di D Gallerie Jakarta. Pameran ini berlangsung dari 30 Agustus hingga 11 September 2024 dan menampilkan karya-karya terbaru Ade yang mengeksplorasi kompleksitas identitas manusia, merefleksikan dinamika kehidupannya melalui seni visual.

Tema pameran ini merujuk pada teori psikoanalisis “Mirror Stage,” fase penting dalam pembentukan ego dan kesadaran diri saat seorang anak mengenali bayangannya di cermin. Ade menyajikan interpretasinya tentang momen krusial ini melalui karya-karya yang menggabungkan elemen figuratif dan abstrak.

Ade Habibie, yang dikenal dengan teknik cat semprotnya, menciptakan komposisi warna dan garis yang unik, menggambarkan emosi yang berubah dari kegelisahan menuju ketenangan, dan dari ketidakpastian menuju penerimaan diri. Selain lukisan, pameran ini juga menyajikan instalasi interaktif dari SAE Indonesia, yang menampilkan kolaborasi visual-audio oleh Adi Blak dan Geddi Jaddi Membummi, memperkuat pengalaman sensorik pengunjung.

Puncak acara akan diadakan pada 6 September 2024, menampilkan live performance dari Ellga dan Introvertical, serta lelang amal yang dipandu oleh selebriti Wulan Guritno, Janna Soekasah, dan Amanda Soekasah. Hasil lelang akan disumbangkan untuk pelestarian gajah di Sumatra melalui Yayasan Dunia Kasih Harapan.

Kurator pameran, Sudjud Dartanto, menyebut karya Ade sebagai cermin atas perjalanan identitas kita sendiri, menghadirkan seni kontemporer yang personal dan relevan. Pameran Spray and Soul: Art and the Mirror Stage adalah kesempatan unik untuk menyaksikan evolusi artistik Ade Habibie dan mendalami refleksi emosional serta spiritual melalui karya seninya.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 10 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, August 25, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 18)

Pameran Legasi : Meniti Masa Menuju Gemilang Budaya

PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Perlindungan Kebudayaan menggelar Pameran dan Gelar Wicara bertajuk “LEGASI” (Kaleidoskop Keberagaman Indonesia). Kegiatan ini diselenggarakan pada Kamis—Rabu (15—21-8-2024) di Stasiun Bundaran HI bertepatan dengan momentum peringatan HUT ke-79 RI. Tema yang diusung ialah “Meniti Masa Menuju Gemilang Budaya”. Tema ini dipilih sebagai bentuk penghargaan dan kebanggaan terhadap negara atas pencapaian yang telah diraih sejak masa kemerdekaan bahkan sejak zaman prasejarah.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan pameran, Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud menuturkan bahwa dengan angka keterangkutan lebih dari 100 ribu orang per hari, stasiun MRT Jakarta menjadi lokasi yang tepat untuk kegiatan pameran dan seni budaya lainnya. “Pameran dan Gelar Wicara ini adalah perwujudan dari semangat kebhinekaan dan kekayaan budaya Indonesia yang sejalan dengan visi kami di MRT Jakarta, yaitu membangun transportasi publik yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana mobilitas, melainkan sebagai tempat berkumpulnya berbagai elemen masyarakat dan budaya,” ungkapnya.

Direktur Pelindungan Kebudayaan, Judi Wahjudin mengatakan “Pameran dan Gelar Wicara ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menampilkan, mengenalkan, dan menjaga kekayaan budaya yang kita miliki agar tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenal dan mengagumi warisan budaya, tetap juga menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran kita semua akan pentingnya pelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Beragam kegiatan dalam acara ini mencakup pameran warisan budaya, diskusi interaktif, dan panggung kreasi budaya yang menampilkan pertunjukan seni. Melalui kombinasi ini, memperkenalkan warisan budaya tidak hanya melalui visual dan narasi pameran, tetapi juga memungkinkan pengunjung berinteraksi langsung dengan seni yang disajikan. Selain itu, dalam ruang pameran, koleksi peninggalan sejarah yang dipajang merupakan hasil kurasi bersama beberapa kurator sehingga terjamin tinggi nilai sejarah dan budayanya. Pameran tersebut merupakan hasil kolaborasi dari Museum dan Cagar Budaya, Unit Pelaksana Museum Kebaharian, Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), PT MRT Jakarta, dan Komunitas Indonesian Archaeology.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Agustus 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, August 03, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 17)

2Madison Summer Collective Exhibition

What is real ? (Katarsis)

Sebuah Dunia Tanpa Batas Definisi

Hingga saat ini, perjalanan peradaban manusia terus mengalami transformasi seiring perputaran waktu. Pada mulanya, manusia purba yang bermukim di gua hanya mengandalkan naluri dan intuisi untuk berburu, mencari makan, dan bertahan hidup. Kini, dengan pesatnya perkembangan teknologi, manusia mampu melampaui berbagai hal yang dahulu tak terbayangkan. Namun, satu hal yang tak pernah berubah adalah rasa dan kepekaan yang dimiliki manusia sebagai individu, terhadap kemampuan mengamati dan merasakan berbagai hal di dunia sekitarnya. Pertanyaan yang kerap muncul dalam benak adalah bagaimana kita bisa berada disini, apa yang terjadi dengan dunia sebelum kehadiran kita, apakah dunia yang kita lihat ini benar-benar apa adanya, atau masih banyak hal lain yang belum kita ketahui. Realitas bergerak dinamis, menuntut percepatan, dan menghadirkan semakin banyak pilihan yang kompleks setiap harinya. Ketika batas antara kenyataan dan imajinasi menjadi kabur, saat itulah sensor persepsi akan berbicara untuk mengartikulasikan pesan yang diterima oleh indra penglihatan.

Pameran ini menghadirkan ruang tafsir bebas makna, ruang dimana kenihilan menemukan eksistensinya, dan hal yang mutlak menjadi terasingkan. Pada akhirnya, semua bermuara pada perspektif setiap individu dalam menginterpretasikannya. Tak ubahnya ketika kita berada di tengah padang luas tanpa sudut pandang yang terhalang, tanpa ruang yang membatasi gerak, bermain-mainlah dengan imajinasi sejauh yang kita mampu.

Presenting : Gandari Irianti (Bandung), Qoyim Bana Nasution (Bandung), dan Rieswandi (Bandung)


Home (UNSeRA Project)

Sebuah Perayaan Kreativitas dan Kehangatan Rumah

Di era dimana kreativitas berpadu erat dengan kehidupan sehari-hari, muncullah gagasan unik tentang rumah yang lebih dari sekadar tempat tinggal. Kami meyakini bahwa rumah bukan hanya struktur fisik yang tersusun dari bahan bangunan, melainkan perwujudan semangat bersama dalam berkarya. Rumah bukan lagi sekadar konsep fisik, melainkan titik temu bagi ide-ide yang saling berpaut, meciptakan gambaran unik dari semangat bersama dalam berkarya.

Pameran ini berfokus pada narasi rumah sebagai sumber inspirasi dan semangat berkarya. “HOME” menjadi judul yang menggambarkan perasaan kedamaian, kreativitas, dan kebersamaan yang tercipta dalam setiap karya kami. Melalui pameran ini, kami tidak hanya ingin berbagi hasil karya, tetapi juga mengundang pengunjung untuk melihat rumah dengan sudut pandang baru : sebagai sumber inspirasi tak terbatas.

“Rumah” bukan hanya tentang struktur fisik, tetapi juga tentang hubungan emosional dan spiritual yang kita miliki dengan tempat yang kita sebut rumah. Pameran ini menjadi perayaan kekayaan dan keindahan dalam kesederhanaan, mengajak kita semua untuk mengenali dan menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalam rumah kita masing-masing.

Presenting : Alfaen Billy Najmi (Surabaya), Bayu Firnanda (Surabaya), Dimas Fajar Pratama (Surabaya), Firyal Muhammad (Surabaya), dan Rahmadhan S. Hardanu (Surabaya)


History (Brawijaya)

Sejarah :  Jejak Masa Lampau, Refleksi Diri, dan Proyeksi Masa Depan

Sejarah adalah peristiwa masa lampau yang hadir kembali dalam diri dengan bentuk kenangan, perasaan, sensasi, dan citraan lingkungan. Secara esensial, sejarah adalah tentang diri dan keterlibatan dengan dunia sekitar. Pertanyaannya, bagaimana seniman memaknainya di era modern ini ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, selain memamerkan karya, tentunya perlu melibatkan kesadaran. Dengan adanya kesadaran, kita tidak hanya dapat menggali kembali momen-momen masa lalu, tetapi juga dapat menikmati dan mempelajari keterkaitan arus pergantian waktu. Meskipun sejarah telah menciptakan keraguan dalam diri orang lain, para ahli kini telah memaparkan secara jelas tentang keterkaitan dan alur untuk memahami konsep ini.

Sejarah dalam konteks pameran kelompok Brawijaya dipahami sebagai aktivitas yang berelasi dalam diri. Osyadha, sang seniman, melibatkan peran memori masa lalu yang berkelindan dengan peristiwa hari ini dan proyeksi masa depan. Refleksi dan kontradiksi tentang “diri” itu sendiri menjadi fokus utama. Dengan demikian, kita dapat melihat bagaimana pengaruh sejarah secara mendalam, tak terputus, dan berkelanjutan dengan pergantian dan perubahan yang fluktuatif.

Kesamaan tersebut menghasilkan dua kecenderungan dalam berkarya, yaitu “berkarya tentang” sejarah dan “berkarya melalui” sejarah. Pertanyaan tentang bagaimana seniman memaknai sejarah tampaknya sudah terjawab. Tawaran visual seperti apa yang dihadirkan ? Silahkan menikmati pameran ini.

Presenting : Anindya Asmara Bidhari (Purwokerto), Happy Wahyu Firdaus (Lamongan), M. Afrizal Romadhoni (Malang), Osyadha Ramadhanna (Malang), dan Rozaana Afifah (Trenggalek)


Pameran 2Madison Cummer Collective Exhibition ini berlangsung pada tanggal 22 Juni 2024 – 22 Juli 2024. Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Juli 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, July 21, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 16)

Mixed Feelings : Ad Maiora

Seniman pendatang baru Clasutta, Zita Nuella, dan Tusita Mangalani menggelar pameran perdana mereka berjudul “Ad Maiora” di D Gallerie, Jakarta Selatan mulai 13 Juli sampai 1 Agustus mendatang. Pameran ini menampilkan tiga rangkaian seri lukisan hasil karya masing-masing seniman, dengan berbagai medium. Mulai dari cat minyak, arang, cat akrilik, manik, dan sulam; menampilkan ragam eksplorasi media di atas kanvas sekaligus menggambarkan pemikiran intim masing-masing seniman.

Judul pameran ini terinspirasi dari frasa “ad maiora natus sum” yang memiliki arti “kita dilahirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar”. Oleh sebab itu, narasi visual yang dipamerkan dalam pameran “Ad Maiora” selaras dengan definisi tersebut dan terinspirasi dari pengalaman pribadi setiap seniman. Misalnya, pengamatan pribadi Clasutta mengenai rutinitas di tempat kerja, renungan introspektif Zita Nuella tentang rasa sepi, hingga cara Tusita Mangalani menghadapi kegaduhan pikirannya. Berbagai pengalaman berbeda itu menghasilkan warna dan sapuan kuas yang merepresentasikan visualisasi hal besar yang dibangun dari himpunan hal kecil, seperti pengalaman sehari-hari tersebut. 

Pada akhirnya, Ad Maiora adalah perayaan akan harapan dan kesadaran tentang tujuan besar sekaligus bentuk penghormatan pada sebuah awal yang sederhana. Untuk segala cita-cita besar yang kita impikan, mari kita wujudkan satu demi satu, dari sekarang. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 16 Juli 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, July 14, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 15)

Sabda Air - The Word of Water

Seri lukisan subak menandai fase baru penting dalam karier seni rupa Putu Winata. Berbeda dengan karya-karya periode sebelumnya yang bertema alam secara umum, lukisan-lukisan mutakhir Putu mengangkat pokok persoalan yang spesifik, yaitu subak. Proses kreatif yang ditempuh juga berbeda, melibatkan riset lapangan dan riset pustaka yang intensif. Putu turun ke sentra subak, menyelami lingkungan dan praktik subak, berdiskusi dengan petani dan pemangku kepentingan lainnya, mencicipi hasil pertanian lokal, serta banyak mempelajari literatur subak. 

Subak yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia (UNESCO) pada tahun 2012, merupakan sistem irigasi yang dikelola oleh petani yang telah menopang persawahan di Bali selama hampir satu milenium. Ekosistem subak meliputi sawah dan saluran air, desa pura, dan hutan yang menjaga pasokan air. Integrasi yang harmonis antara pertanian, agama, dan alam ini mencerminkan kearifan tradisional Bali, yang mempromosikan cara hidup yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

Dalam seri lukisan subak yang dihadirkan dalam pameran bertajuk "Sabda Air" ini, Putu Winata menyelami warisan budaya kuno untuk menggali nilai-nilainya yang relevan dengan situasi kontemporer. Karya-karyanya mengangkat kearifan lokal menjadi pesan universal tentang pentingnya menjaga alam dan merawat nilai spiritual di dunia yang dihantui problem ekologis dan krisis kemanusiaan. Putu mengambil inspirasi dari khazanah dunia lokal untuk menciptakan karya yang menginspirasi dunia global ke arah kehidupan bersama yang lebih bersahabat dengan alam dan bermartabat.  Pameran berlangsung pada 08 Juni 2024 - 06 Juli 2024.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 01 Juli 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, June 29, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 14)

Tiga Sisi : Jelajah & Media

Tiga perempuan perupa : Ayu Arista Murti, Endang Lestari, dan Theresia Agustina Sitompul menggelar pameran kelompok bertajuk “TIGA SISI : Jelajah dan Media”. Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengapresiasi penyelenggaraan pameran ini. “Melalui pameran ini kita dapat menyaksikan perjalanan kreatif ketiga perempuan perupa yang penuh tantangan dan dedikasi terhadap seni serta inovasi media,” kata Jarot.

Pameran “TIGA SISI: Jelajah dan Media” dikuratori oleh Asikin Hasan, dan menampilkan 97 karya. Seluruh karya tersebut merupakan hasil penjelajahan pemikiran, pengendapan batin, serta eksplorasi bentuk dan teknik yang telah dilakukan oleh ketiga perupa selama satu dekade terakhir. Asikin dalam catatan kuratorialnya, menyebutkan bahwa keahlian ketiga perempuan perupa ini berbeda-beda, Theresia di seni grafis, Ayu Arista di seni lukis, dan Endang di seni keramik. Perbedaan keahlian itu adalah bangunan kontras yang memperkaya warna dan rupa di antara karya-karya mereka, sekaligus menjadi kunci untuk melengkapi satu sama lain.

“Topik yang dibicarakan juga cukup beragam mengikuti kecenderungan masing-masing, namun ada satu kesamaan yakni hadirnya unsur-unsur yang mengandung kebaruan dalam karya, lintas media, dan lingkungan hidup,” tulis Asikin. Pameran Kelompok “TIGA SISI: Jelajah dan Media” ini dapat dikunjungi publik mulai tanggal 14 Juni – 4 Juli 2024 di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pada pukul 09.00 – 19.00 WIB.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 19 Juni 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, May 26, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 13)

Beyond Elasticity : Rubber and Materiality

Jagad Gallery kembali menghelat pameran kolektif, total terdapat 11 seniman yang menampilkan karya-karya terbaru mereka. Mereka adalah Agus Suwage, Anusapati, Catur Nugroho, Dolorosa Sinaga, Elyezer, Handiwirman, Iwan Yusuf, Maharani Mancanegara, Septian Harriyoga, Suvi Wahyudianto, dan Yuli Prayitno. Mengusung tajuk Beyond Elasticity : Rubber and Materiality, para seniman tersebut merespon material karet sebagai basis karya seni. Ihwal penggunaan karet sebagai medium karya juga bukan tanpa alasan. Sebab, ekshibisi ini merupakan hasil residensi belasan seniman tersebut ke daerah Tulang Bawang Barat di Lampung untuk berkarya menggunakan karet alam (lateks cair dan lembaran karet) serta kemungkinannya untuk dipadu dengan material lain.

Kurator Asmudjo Irianto mengatakan, karya-karya dalam pameran ini memang ingin menunjukkan bagaimana keberadaan karet dapat menjadi kekuatan bentuk, konten dan konteks. Penggunaan karet alam sebagai material diharapkan juga akan menyentuh perbincangan mengenai rematerialisasi dan medium di era pos-medium dalam seni rupa kontemporer. Dia menjelaskan, konteks juga menjadi bagian penting dari karya-karya yang dipamerkan, dan berkaitan dengan konten, yang menjadi refleksi kritis dari implikasi sejarah, sosial, politik dan ekonomi keberadaan karet sebagai komoditas perkebunan di Indonesia. Sayangnya, ekosistem pasar yang ada di dalam pembentukan industri ini tidak pernah memihak pada para petani. "Para seniman dalam pameran ini mengangkat narasi persoalan para petani karet, sebagai bentuk refleksi kritis dalam karyanya.  Namun, tentu saja karya-karya seniman ini bukan sekadar laporan, jauh dari itu, karena mereka tetap mementingkan gagasan bentuk, rupa serta metafora, yaitu potensi estetiknya sebagai salah satu urgensi seni rupa kontemporer," katanya. Pameran berlangsung pada 17 Mei sampai 30 Juni 2024.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.


Merenda Tubuh, Menghias Luka

Pameran tunggal karya seniman Faelerie telah resmi dibuka di Rachel Gallery, Wisma Geha lt. 3, Jl. Timor No.25, Mentang, Jakarta Pusat yang berlangsung pada tanggal 11 Mei hingga 02 Juni 2024. Seniman ini jebolan dari Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Usai kuliah, Faelerie sempat membuat karya lukis, tapi setelah itu baginya merajut ini membawa dirinya ke dalam segala kenangan di masa lalu. Menurut Faelerie, merajut bukan hanya aktivitas biasa, melainkan sebuah bentuk seni yang mampu menghasilkan garis, bidang, bentuk, dan volume.

“Merenda Tubuh, Menghias Luka,” merenda adalah sinonim dari merajut, sedangkan kata ‘tubuh’ diambil karena beberapa karya Faelerie mengambil elemen-elemen tubuh, sedangkan “menghias luka” bermaksud mengubah luka batin menjadi karya seni. Faelerie melihat bahwa rasa sakit dan kerapuhan bisa menjadi sumber kekuatan, dan melalui karyanya, ia berusaha memaknai serta merangkul luka-luka tersebut. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.


In Search of Relevance : Exploring the Intersection of Art and Society

Vice & Virtue Gallery baru saja meluncurkan pameran terbarunya yang bertajuk ‘In Search of Relevance: Exploring the Intersection of Art and Society’. Pameran ini mempertemukan lima seniman yang berbakat, yang menawarkan pandangan tentang isu-isu penting dalam masyarakat melalui karya-karya mereka yang beragam.

Dengan tema tentang relevansi seni dalam konteks sosial saat ini, pameran ini bukan sekadar memamerkan karya-karya yang indah dari segi visual, tetapi juga mengajak audiens untuk merenungkan peran seni dalam membentuk kesadaran masyarakat. Teks pada kuratorial pameran juga menekankan pentingnya mempertanyakan, merespons, dan merenungkan isu-isu kontemporer melalui lensa seni.

‘In Search of Relevance’ bukan sekadar pameran seni biasa. Ini adalah panggilan untuk merenung, berdialog, dan bertindak dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Melalui medium seni, para seniman di pameran ini mengajak kita untuk berpikir kritis dan berbagi pandangan tentang dunia yang terus berubah di sekitar kita. Pameran ‘In Search of Relevance’ berlangsung pada tanggal 04 Mei hingga 02 Juni 2024 di Vice & Virtue Gallery, Jakarta Art Hub Lantai 3, Jl. Timor No. 25, Menteng, Jakarta Pusat. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.


Know Thyself

Aldridje Tjiptarahardja, Gallery Director dan Curator dari UNICORN GALLERY JAKARTA, ia menggelar pameran bersama, ‘KNOW THYSELF – Exhibiting Artists With Remarkable Anatomical Drawing Skill’, menampilkan 7 seniman yang sudah ia kurasi. 7 seniman yang dirangkul di pameran ini adalah; Aziz, I Wayan Redika, Myakin, Pandu Wijaya, Sogik P.Y., Whima R. Utama, dan Yanal Desmon. Masing-masing menampilkan karya dengan style yang berbeda-beda. 

Pandu Wijaya membawa imajinasi ke masa kejayaan impressionism, salah satu karyanya berjudul ‘Waktu Luang’, oil on canvas, 130 x 100 cm, menggambarkan figure tubuh tanpa busana yang rebah dengan sisi torso yang telungkup dan tangan kiri terkulai, proporsi anatomi tampak presisi. Karya Whima R. Utama tampak ilustratif, kurus dan panjang, mendramatisir bahasa tubuh. Karya Sogik P.Y. tampak gempal sensual, padat emosi dengan bahasa jari jemari yang terlihat nyaman. Pameran berlangsung pada tanggal 04 Mei 2024 hingga 02 Juni 2024.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.


OMG? Red! ^ D^

Pameran bertemakan cinta oleh Kendys Gallery yang berlangsung pada tanggal 04 Mei 2024 sampai 02 Juni 2024. Menampilkan karya dari :

Angiring Lakuning Surya - Bangun Wahyudianto - Hannah Shin - Iqi Qoror - Jiwoo Shin - Meliantha Muliawan - Nadia Diandra - Stefany Zefanya - Suwandi Waeng -Yoyok Siswoyo - Via

Dari Sankhara: Adi Gunawan

Dari Meiro: Redy Rahadian

Mengingat masa depan yang tidak pasti dari kotak Pandora yang terbuka, OMG? Red! ^ D^ adalah sebuah penghormatan kepada sesama pencipta yang tidak mengetahui kesedihan tersebut. Hubungan kebahagiaan seringkali kontrakdiktif, dihilangkan dan dibiarkan oleh zaman modern. Hal-hal kecil yang ringan, kerentanan yang kompleks, atau bahkan ketahanan yang lahir dari kemarahan terhadap hal-hal negatif itu sendiri. Merah, warna yang membangkitkan energi, stimulasi, dan kemarahan, merupakan tema dominan, mencerminkan intensitas emosi bersama dengan warna-warna hangat lainnya. Juga bernuansa cinta, kegembiraan dan semangat, pameran ini bertujuan untuk mengobarkan semangat kemanusiaan yang sulit dipahami namun tak terpadamkan dalam upaya mengejar kebahagiaan yang seringkali berkhianat, serta menghidupkan kembali semangat dalam pengabdian masing-masing, tidak berbeda dengan resolusi seniman dalam karyanya masing-masing. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, April 27, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 12)

Thy Kingdom Come

Pameran Thy Kingdom Home Sensual Art berlangsung di Unicorn Gallery mulai tanggal 16 Maret 2024 - April 2024. Menampilkan karya dari Ahadi Bintang, Desy Gitary, Dewa Gede Suyudana, Intan Anggita Pratiwi, I Nyoman Gede Darmawan, dan Prajna Dewantara.

Saya menghadiri pada tanggal 20 Maret 2024.


Love N Monster

Pameran dengan tema "Love N Monster" berlangsung di Amuya Gallery pada tanggal 16 Maret 2024 - 21 April 2024. Pameran menampilkan karya dari beberapa seniman yaitu :

1. Faiz Zaki Abdillah yang membawa kita ke dunia mimpi, serasa menjadi penjelajah, menjumpai beragam hal absurd yang penuh daya tarik. 

2. Dayu Sartika yang membawa kita mengelana di dunia sureal. Nuansa feminis yang manis begitu terasa, seorang perempuan nampak berdiri tegak menuangkan coklat kepada seorang wanita bersimpuh yang tak lain adalah dirinya sendiri. Seperti meluapkan pengalaman yang ia miliki. 

3. Loyong Budi Harjo dengan salah satu karya berjudul Brave Knight and The Dragon menggambarkan suatu pertempuran epic antara ksatria melawan seekor naga raksasa. Layaknya adegan dalam film, pandangan kita akan dibawa untuk menjelajah beragam peristiwa. Warna bertumpuk, objek berbaur, menjadi alur visual yang menarik. 

4. Bayu Firnanda menggambarkan sebuah kisah kompleks tentang perasaan cinta dan persepsi masyarakat terhadapnya, yang direpresentasikan melalui gambar seekor kucing. 

5. Mikhael Yesyurun menampilkan objek yang menggambarkan kompleksitas dan kekayaan identitas seseorang yang terbentuk dari beragam budaya dan pengalaman hidup. 

6. Bambang Joe menggambarkan sebuah momen yang indah, dimana figur-figur boneka yang lucu dan berwarna cerah berkumpul dalam kegembiraan yang tiada tara. 

7. Riski Pangestu menggambarkan sebuah kontras yang kuat antara dua elemen yang saling bertentangan namun penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan untuk mencintai diri sendiri dan orang lain. 

8. Bagas Rachelma Armando menggambarkan dualitas dalam diri manusia, dimana ada keberadaan sifat baik dan buruk yang saling bertentangan namun berdampingan. 

9. Apandi Yusup mengajak melihat lebih dalam dirimu yang kompleks, tentang apa yang baik dan buruk, tentang bahagia dan derita, tentang sisi gelap dan terang. 

10. Adwin Lambert mengajak kita menyusuri alam bawah sadarnya.Terlihat begitu kabur batasan antara realitas dan imajinasi. 

11. Wardi Sukmahidayatullah menawarkan fantasi menarik dalam mengarungi penjelajahan hidup. Ibarat seorang petualang, rasa cinta dengan hal baru membawamu berkelana ke berbagai penjuru, menjumpai hal aneh, menarik, menyenangkan, hingga menyeramkan. 

12. Acul Gaos menampilkan nuansa menyenangkan tetapi juga menyeramkan yang dibungkus dalam satu karya. Crab yang kamu lihat menjelma jadi monster ganas dalam diri. 

13. Yayat Lesmana sangat kuat dengan nuansa realistik, dimana realitas tumpang tindih dengan fantasi alam bawah sadar. Warna-warna cerah yang ia tampilkan membalut unsur fana kehidupan. 

14. Ade Jasil menyuguhkan kontras monokrom hitam putih dengan warna warni yang kuat seolah menjadi kontradiksi. Menyoroti fenomena lokal - global tentang kelestarian alam dan kebutuhan industri. 

15. Trisna Lestari menampilkan karya seni menghibur dengan imajinasi yang kreatif. Namun, di balik sisi lucu dan menggemaskan itu, lukisan tersebut menyimpan makna mendalam dalam kehidupan. Dalam kehidupan nyata, kita seringkali dihadapkan dengan rintangan dan tantangan yang mungkin nampak menakutkan dan sulit dihadapi. Namun, karyanya memberikan perspektif kepada kita bahwa ada keindahan dan nilai di setiap masalah yang kita hadapi. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 16 April 2024.


Raket Rumaket

DGallerie Jakarta menggelar pameran berjudul “RAKET RUMAKET”. Pameran ini adalah sebuah peristiwa yang mempertemukan lima perupa muda dari Bali. Gusti Kade Kartika, I Gde Sukarya, Kadek Didin “Jirot”, Wayan Piki Suyersa, dan Wayan Yusa Dirgantara, kelima seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini, menjadikan material bukan hanya sebagai bahan, tetapi sebagai bahasa yang mempertautkan kedekatan mereka dengan subject matter yang mereka angkat. 

Judul “RAKET RUMAKET” diambil dari bahasa Bali, merepresentasikan relasi yang intim antara subyek dengan subyek atau entitas lainnya. Pilihan judul ini tidak hanya mencerminkan asal muasal geografis para seniman yang berasal dari Bali, tetapi juga menggambarkan gagasan-gagasan yang hadir dalam karya-karya mereka, yang berakar dari kedekatan mereka dengan rumah, keluarga, dan kampung halaman.

Dalam pameran ini, pengunjung diajak untuk menyelami karya-karya yang dipenuhi dengan kisah dan makna. Setiap karya adalah sebuah memoar yang menampung berbagai pengalaman dan cerita yang dialami secara empiris oleh kelima seniman. Dari eksplorasi atas material-material seperti kain, benang, kulit sapi, resin, hingga pasir, para seniman menghadirkan pernyataan artistik yang membangun interelasi yang saling bertaut, mempertautkan diri, gagasan, dan materi.

Dengan demikian, pameran “RAKET RUMAKET” bukan hanya menjadi tempat bagi para seniman untuk memamerkan karya-karya mereka, tetapi juga sebagai ajang refleksi atas hubungan mereka dengan materi, kisah-kisah hidup mereka, dan identitas mereka sebagai seniman Bali modern. Para pengunjung dapat menjelajahi dan mengapresiasi keunikan setiap karya serta menemukan kedalaman makna di balik setiap sentuhan materi dan kisah yang tersirat. Pameran digelar pada tanggal 20 April hingga 17 Mei 2024.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 24 April 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Friday, April 12, 2024

BERBAGI TULISAN (ACAK) : DESTINASI IMPIAN HOKKAIDO

Jepang memiliki 5 pulau yaitu :

1. Honshu (230.500 km²)

2. Hokkaido (83.454 km²)

3. Kyushu (36.782 km²)

4. Shikoku (18.800 km²)

5. Okinawa (1.199 km²)

Pulau Hokkaido merupakan pulau terbesar kedua di Jepang. Hokkaido (北海道) artinya adalah "jalur laut utara". Hokkaido merupakan pulau paling utara di Jepang yang dikelilingi oleh Samudra Pasifik (di bagian timur dan selatan), Laut Jepang (di bagain barat), dan Laut Okhotsk (di bagian utara). 

Kota paling besar di Hokkaido adalah ibu kotanya, bernama Sapporo. Sapporo merupakan kota terbesar kelima di Jepang. Pulau Hokkaido dan Pulau Honshu dipisahkan oleh Selat Tsugaru. Terdapat Terowongan Seikan yang menghubungkan Honshu dan Hokkaido merupakan terowongan laut terdalam dan terpanjang di dunia.

Dijuluki sebagai "negeri salju", Hokkaido memiliki banyak festival salju populer. Sapporo Snow Festival dan Otaru Snow Light Path Festival termasuk 2 festival salju yang banyak menarik perhatian wisatawan asing. Hokkaido pernah ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade musim dingin tahun 1972 dengan tema "Selamat Datang di Sapporo". Selain itu, Hokkaido dikenal memiliki tempat ski terbaik di dunia. Sapporo juga terkenal sebagai tempat lahirnya Sapporo Beer.

Lokasi wisata yang wajib dikunjungi di Hokkaido :

1. Festival Salju Sapporo (Sapporo Snow Festival)

Merupakan festival musim dingin yang terbesar di Jepang. Festival ini bermula ketika sekumpulan anak sekolah menengah Sapporo membuat 6 patung salju di tengah taman Odori pada tahun 1950. Sejak saat itu mulai banyak pengunjung yang datang melihat pameran patung salju, melakukan perang bola salju, dan mengikuti karnaval. Festival ini berlangsung selama 1 minggu setiap awal bulan Februari. Festival ini berisi pameran berbagai karya pahatan patung salju berukuran besar dan kompetisi membuat patung yang diikuti oleh peserta dari seluruh dunia. Festival diadakan di 3 tempat berbeda dengan lokasi utama berada di Taman Odori yang memamerkan patung salju dan es dengan ukuran besar yang bisa mencapai tinggi 15 meter. Lokasi kedua berada di Susukino yang menjadi lokasi untuk memamerkan karya pahatan patung dari es bukan salju. Lokasi ketiga ada di Tsudome yang berjarak 10 km dari Taman Odori. Disini lebih menonjolkan pada permainan salju, akan ada seluncur salju raksasa, labirin salju, dan permainan golf salju. Pada tahun 2024 ini, Sapporo Snow Festival berlangsung pada tanggal 4-11 Februari 2024.

2. Taman Odori (Odori Park)

Taman Odori (大通公園, Ōdōri Kōen) terletak di pusat kota Sapporo. Dengan panjang sekitar 1,5 km, seluas 78.901 m², dan mencakup total 13 blok. Dibangun pada tahun 1871, nama asalnya adalah Shiribeshi Dori yang kemudian diubah menjadi Odori pada bulan Juni 1881. Ōdōri (大通) berarti "jalan besar". Kamu yang datang pada musim dingin kesini bisa menyaksikan festival Sapporo disini. 

3. Susukino

Merupakan salah satu pusat hiburan terbesar di Sapporo. Dihiasi dengan berbagai warna lampu dari toko-toko, restoran, bar, tempat karaoke, dan klub malam. Tempat ini sudah ada sejak tahun 1920an dan berkembang pesat saat Sapporo menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin tahun 1972.

4. Kanal Otaru (Otaru Canal)

Awalnya dibangun untuk mendorong perdagangan maritim di Pelabuhan Otaru. Kanal atau bendungan sepanjang 1.140 meter dan lebar 40 meter ini membentang sepanjang Kota Hokkaido. Bendungan ini sudah ada sejak tahun 1923. Dihiasi oleh gudang antik yang sudah direnovasi menjadi restoran, museum, dan toko. Jika anda berada di Otaru pada awal hingga pertengahan Februari, jangan lewatkan Festival Jalur Cahaya Salju Otaru (Otaru Snow Light Path Festival), pertunjukan cahaya dan patung salju memukau yang semakin menambah keindahan kota ke level lebih tinggi. Pada tahun 2024 ini, Otaru Snow Light Path Festival berlangsung pada tanggal 10-17 Februari 2024.

5. Kolam Biru Shirogane (Shirogane Blue Pond)

Berada di dalam kawasan Hutan Biei di Hokkaido Tengah. Shirogane Blue Pond merupakan kolam alami yang terbentuk karena letusan Gunung Tokachidake. Kolam berwarna biru cerah karena kandungan alumunium hidroksida alami di dalamnya. Pada bulan November sampai Februari, kolam akan membeku. Anda bisa menikmati panorama pohon larch yang berdiri dan memberikan pemandangan unik.

6. Ladang Lavender Furano

Dari awal bulan Juli, ladang lavender menyelimuti perbukitan Furano. Farm Tomita merupakan yang paling terkenal karena menawarkan hamparan bunga beraneka warna yang disempurnakan dengan latar belakang pegunungan Tokachi.

7. Kebun Binatang Asahiyama (Asahiyama Zoo)

Kebun binatang ini telah dibuka sejak 1 Juli 1967. Menampung bermacam-macam jenis hewan dari seluruh dunia. Terdapat terowongan bawah air di kolam penguin, kubah kaca yang dihuni beruang kutub, dan pawai penguin di musim dingin. 

8. Asahiyama Memorial Park

Dibuka pada tahun 1970 untuk merayakan ulang tahun ke-100 Sapporo. Asahiyama Memorial Park menangkap semua keindahan kota Sapporo. Di ketinggian 130 meter, pemandangan ini layak dilihat baik siang maupun malam.

9. Sapporo TV Tower

Merupakan landmark ikonis yang menghadap ke Taman Odori di jantung Kota Sapporo. Menara ini selesai dibangun pada tahun 1957 dan tingginya mencapai 147,2 meter. Dari dek observasi setinggi 90,38 meter, anda akan disuguhkan pemandangan 360° yang mengangumkan.

10. JR Tower Observatory T38

Selain Sapporo TV Tower, anda bisa berkunjung ke JR Tower Observatory T38. Para pengunjung bisa menyaksikan pemandangan menarik dengan panorama 360°. Dek observasi ini berada di lantai 38 pada ketinggian 160 meter. 

11. Shiretoko National Park

Lokasinya ada di Timur Hokkaido (Shiretoko Peninsula). Shiretoko National Park adalah satu-satunya taman nasional di Hokkaido yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO dan menjadi salah satu kebanggaan untuk warga Jepang.

12. Kanemori Red Brick Warehouse

Salah satu tempat terbaik untuk berbelanja di Hokkaido. Tempat ini hampir mirip dengan deretan gudang, namun sebenarnya gudang ini merupakan toko.

13. Taman Goryokaku

Berpusat di sekitar Benteng Goryokaku berbentuk bintang, yang dibangun pada tahun 1864 untuk memperkuat pertahanan Hokkaido selama tahun-tahun terakhir zaman Edo. 

14. Tanjung Soya

Tanjung Soya di Kota Wakanai merupakan titik paling utara Jepang, menyuguhkan pemandangan pesisir Rusia ketika hari cerah.

15. Museum Penjara Abashiri

Dibangun pada tahun 1890, penjara ini pernah mengurung ribuan kriminal paling ditakuti di Jepang. Disini, wisatawan bisa melihat kehidupan para tahanan di masa lalu dengan bangunannya yang kuno. Lokasi penjara ini berada di sisi Gunung Tento menghadap Kota Abashiri di timur Hokkaido.

16. Museum dan Taman Nasional Upopoy Ainu

Terletak di Kota Shiraoi di sebelah Danau Poroto, merupakan fasilitas pertama di Jepang yang didedikasikan untuk sejarah dan budaya Ainu. Museum Nasional Ainu menjadi pusat fasilitas ini, yaitu menyelenggarakan puluhan pameran dan teater tentang cara hidup tradisional suku Ainu. 

17. Taman Moerenuma

Lahir dari gagasan seniman dan arsitek Jepang-Amerika bernama Isamu Noguchi, menampilkan perpaduan seni modern dan pemandangan alam. Sorotan utamanya adalah pada "Piramida Kaca" yang menjulang tinggi, "Bukit Moere" dengan keindahan sederhana, serta "Sea Fountain" yang memperlihatkan jalinan cahaya dan air.

18. Shikisai No Oka

Disini kita dapat melihat bunga berwarna-warni bermekaran. Shikisai No Oka merupakan kebun bunga terbesar di Hokkaido. Disini ada banyak bunga, mulai dari tulip, pansy, lupine, bahkan bunga lavender. Luas kebun mencapai 15 Ha. 

19. Himawari No Sato

Taman ini merupakan taman bunga matahari terbesar di kota ini. Mengunjungi taman ini cocok ketika musim semi. Pada musim semi, bunga matahari akan bermekaran sangat indah.

20. Gunung Hakodate

Gunung yang berada di ujung sebelah barat pusat kota Hakodate dan memiliki ketinggian 334 meter menyajikan panorama Kota Hakodate. Bentuk gunung ini seperti punggung sapi yang sedang tidur, oleh karena itu dijuluki Gagyūzan (臥牛山, Gunung Sapi Tidur). Observatorium Gunung Hakodate bisa diakses dengan mobil atau kereta gantung.

21. Gunung Moiwa

Berjarak 15 km di barat daya Stasiun Sapporo. Gunung Moiwa adalah observatorium alami yang menjulang setinggi 531 meter di atas Sapporo. Dengan tersedianya kereta gantung dan gondola, akan mudah untuk mencapai puncak gunung. 

22. Gunung Yotei

Gunung berapi yang hampir simetris sempurna ini sangat mirip dengan Gunung Fuji. Itulah sebabnya Gunung Yotei dijuluki "Ezo Fuji" ("Ezo" adalah nama asli Hokkaido). Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.898 meter di atas permukaan air laut. Musim pendakian dimulai pada awal Juni.

23. Asahi-dake (Gunung Asahi)

Dengan ketinggian 2.290 meter, Gunung Asahi memegang gelar gunung tertinggi di Hokkaido. Gunung ini terletak di Taman Nasional Daisetsuzan.

24. Dataran Tokachi

Dikelilingi oleh pegunungan di Taman Nasional Daisetsuzan dan diselimuti salju yang indah di musim dingin. Inilah tempat sempurna untuk naik seluncur anjing. 

25. Unkai Terrace : Lautan Awan

Lautan awan atau disebut "unkai" dalam bahasa Jepang adalah fenomena alam yang terjadi pada pagi hari di daerah dataran tinggi atau di atas laut. 

26. Noboribetsu Onsen

Salah satu kota sumber air panas paling terkenal tidak hanya di Hokkaido tetapi juga di seluruh Jepang. Landmark paling populer adalah Jigokudani (Lembah Neraka) dimana anda dapat berjalan-jalan dan melihat sumber mata air panas serta alam yang indah.

27. Taman Higashimoko Shibazakura

Begitu bulan Mei tiba, taman di timur Hokkaido langsung diselimuti oleh hamparan bunga phlox yang dikenal sebagai "shibazakura" dalam bahasa Jepang. Mencakup area seluas sekitar 10 Ha, ladang-ladang bunga disini memancarkan aroma yang menenangkan dan mengundang para pengunjung untuk menghabiskan hari dalam balutan pesonanya.

28. Taman Nasional Kushiro Shitsugen

Merupakan lahan basah terbesar di Jepang dan rumah bagi lebih dari 1.300 spesies, termasuk bangau mahkota merah. Sebagian besar taman dicirikan oleh padang rumput berawa dengan danau yang menjadi hidup selama musim hangat.


Tulisan ini dibuat karena Hokkaido merupakan salah satu destinasi impian yang ingin saya kunjungi. Semoga pada Februari 2025 nanti, saya dapat mengunjungi Hokkaido.


Sumber Referensi :

https://wisatamuda.com/tempat-wisata-hokkaido/

https://www.fun-japan.jp/id/articles/12688

https://www.idntimes.com/travel/destination/aditya-gilang-permana-1/fakta-menarik-hokkaido-c1c2?page=all

https://www.idntimes.com/travel/journal/yesica-2/5-fakta-festival-salju-sapporo-di-jepang-c1c2?page=all

https://www.traveloka.com/id-id/activities/japan/region/hokkaido-20001450

https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/pl-tempat-wisata-terbaik-hokkaido/191804

https://www.tsunagujapan.com/id/50-things-to-do-in-hokkaido/

https://www.tsunagujapan.com/id/all-about-hokkaido/

Saturday, March 23, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 11)

Curated Temporary Artworks

Curated Contemporary Artworks at The Collector's Lounge, Plaza Senayan Level 1. Saya menghadiri pameran pada tanggal 08 Maret 2024.


Closed Alpha Testing

Pameran dengan tema Closed Alpha Testing merupakan pameran pertama yang digelar oleh Kendy Gallery di Wisma Geha Lt 1 mulai tanggal 16 Maret 2024 - 28 April 2024.Pameran ini berisikan karya seni modern, kontemporer, dan hybrid. Pada pameran kali ini, menapilkan kisah dunia yang ditetapkan oleh Generasi X, Y, dan Z untuk generasi Alpha. Pameran ini featuring dengan seniman Adriel Arizon, Godek Mintorogo, Iqi Qoror, Hannah Shin, Jiwoo Shin, Marrsudi, Nadia Diandra, Peter Sutrisno, Ryan Geraldin, Sel Yoon-Suak, Suwandi Waeng, William Kung, dan Yoyok Siswoyo. Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Maret 2024.


Slab of Pop

MOT dengan bangga mempersembahkan MOTCore : Slab of Pop. Pameran ini menampilkan karya dari Abell Octovan, Arkiv Vilmansa, Darbotz, Eric Noah, Fandi, Gabriel Erie, Kong Andri, Laksamana Ryo, Lara Marino, Liunic, Mandy CJ, Mimitata, Red Miller, TRNZ, dan WD. Willy. Bersiaplah untuk memulai perjalanan melintasi permadani budaya seni pop yang dipadukan dalam satu ruang dinamis. Rasakan kreativitas dan inovasi seni pop yang tak terbatas  dimana seperti visi MOTCore menyatukan beragam pengaruh dan budaya dalam satu perayaan seni dan imajinasi yang spektakuler. Pameran ini berlangsung pada 16 Maret 2024 - 30 April 2024 di Museum of Toys, Wisma Geha Lt 2. Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Maret 2024.


Fur & Foliage

Pameran seni rupa bertema, “Fur & Foliage”, digelar di Galeri Artloka, Jakarta, pada 17 Maret 2024 hingga 6 April 2024. Morine Rociana, pemilik Galeri Artloka menjelaskan bahwa tema pameran tersebut merupakan tema yang dipilih untuk mengapresiasikan keindahan flora dan fauna. “Tema ini tidak menggunakan kata flora dan fauna, melainkan kata Fur dan Foliage sebagai kata yang mewakili karya seni yang ditampilkan, ” jelasnya tentang pemilihan kata Fur dan Foliage. Dalam pameran ini ada 5 perupa yang menampilan karya mereka, yaitu : Elma Lucyana Christin, Mohammad Taufiq (EMTE), Saskia Gita Sakanti, Tulus Mulia, dan Sasya Tranggono. Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Maret 2024.


Sari-Sari

Pameran Sari-Sari karya duo seniman Tempa (Rara Kuastra dan Putud Utama) bercerita tentang keharmonisan dan keselarasan. Pameran ini pada mulanya membahas dan mempertanyakan konsep rumah bagi mereka dan bagi orang-orang di sekitar mereka. Menurut Rara, perjalanan mereka sampai menuju pameran ini adalah tentang bagaimana mereka menemukan keseimbangan. Menurutnya, keseimbangan itu mencakup bagaimana keselarasan terjadi dalam kehidupan, baik keterhubungan antara manusia maupun manusia dengan alam. Tempa menyadari bahwa benang merahnya ada pada keterhubungan dalam konsep keselarasan. Keselarasan merupakan sebuah gagasan yang mereka bawakan dalam pameran tunggalnya yang diberi judul "Sari-Sari", yang diartikan sebagai esensi dari berbagai fragmen kehidupan, terasa pas, seimbang, dan pada tempatnya, juga dimaksudkan sebagai pengingat, bahwa apa yang kita jalani sekarang merupakan bagian penting yang harus dijalani dengan kesadaran penuh "focus on living fully in the present". Pameran berlangsung di Rachel Gallery pada 17 Maret 2024 - 28 April 2024. Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Maret 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.