KOLOID
1. Apakah perbedaan antara cara dispersi dan cara kondensasi ?
Jawab :
Dispersi adalah cara yang dilakukan dengan mengubah partikel ukuran besar menjadi partikel koloid (memecah molekul besar menjadi molekul kecil). Caranya yaitu dengan :
a. Mekanik, dilakukan dengan cara penggilingan atau penggerusan. Contohnya penggilingan kacang pada pembuatan tahu atau penggerusan belerang dan gula menjadi sol belerang.
b. Busur Bredig, dengan mengalirkan arus listrik melalui 2 elektroda logam yang tercelup di dalam suatu pelarut. Elektroda yang biasa digunakan yaitu platina, perak, dan emas.
c. Peptisasi, dilakukan dengan penambahan ion sejenis pada suatu endapan. Contohnya endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
d. Homogenisasi, dilakukan dengan menggunakan mesin. Contohnya pembuatan susu.
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel yang lebih kecil menjadi partikel-partikel koloid. Caranya yaitu dengan :
a. Reaksi redoks, contohnya pembuatan sol belerang.
2 H2S + SO2 → 3 S + 2 H2O
b. Hidrolisis, contohnya pembuatan Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3.
FeCl3 + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 HCl
c. Reaksi substitusi, contohnya pembuatan sol As2S3 dari H3AsO3.
2 H3AsO3 + 3 H2S → As2S3 + 6 H2O
d. Reaksi penggaraman, contoh sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, dan BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi encer.
2. Bagaimana pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dan minyak tanah ?
Jawab :
Larutan sabun memiliki efek Tyndall sehingga dapat dikatakan juga larutan sabun adalah koloid yang berupa buih berfase terdispersi gas dan medium pendispersi cair. Larutan sabun memiliki 2 kutub yaitu polar yang bersatu dengan air dan non polar yang bersatu dengan minyak. Dengan adanya dua kutub ini, membuat larutan sabun menjadi emulgator (pembentuk emulsi) yang dapat menyebabkan air dan minyak tanah bersatu.
3. Apakah pengaruh konsentrasi larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid ?
Jawab :
Semakin besar konsentrasi larutan, daya tarik menarik antara partikel elektrolit dan partikel koloid semakin kuat sehingga akhirnya koagulasi atau penggumpalan berlangsung lebih cepat.
4. Apakah pengaruh muatan ion terhadap kestabilan koloid ? Apakah pengaruh itu sama kuat terhadap kedua sel ?
Jawab :
Semakin besar muatan ion suatu zat atau partikel, maka semakin baik dan cepat koloid tersebut mencapai kestabilan. Hal ini dikarenakan adanya muatan ion, menyebabkan partikel akan tolak menolak dan mencegah terjadinya agregasi yang dapat menyebabkan pengendapan.
Pengaruh muatan ion berbeda kuatnya terhadap kedua sel.
Pada koloid positif akan mudah terkoagulasi jika ditambahkan elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar. Contohnya koloid Fe(OH)3 yang bermuatan positif, lebih mudah dikoagulasikan oleh H2SO4 daripada HCl karena jumlah elektrolit H2SO4 lebih banyak daripada HCl.
Pada koloid negatif akan mudah terkoagulasi jika ditambahkan elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar. Contohnya koloid As2S3 yang bermuatan negatif, lebih mudah dikoagulasikan oleh MgCl2 daripada KCl.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
5. Bagaimana cara menentukan suhu yang menunjukkan titik didih dan titik beku larutan ?
Jawab :
Cara menentukan suhu yang menunjukkan titik didih dan titik beku larutan yaitu dengan membaca skala termometer saat suhunya stabil (konstan), maka suhu tersebut adalah titik didih atau titik bekunya.
6. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap kenaikan titik didih pada larutan yang sama ?
Jawab :
Larutan yang sama dengan konsentrasi lebih besar memiliki titik didih yang lebih besar karena konsentrasi suatu zat (M) berbanding lurus dengan molalitas (m) larutan. Semakin besar molalitas larutan, maka semakin besar pula kenaikan titik didihnya. Atau dapat dijelaskan dengan larutan yang memiliki konsentrasi yang tinggi mengandung partikel zat terlarut lebih banyak sehingga lebih lama untuk mendidih.
7. Bagaimana titik didih larutan dibandingkan dengan titik didih air suling ?
Jawab :
Semua larutan (NaCl 0,1M dan NaCl 0,5M serta Urea 0,1M dan Urea 0,5M) memiliki titik didih yang lebih besar daripada air suling karena untuk mendidihkan suatu larutan dibutuhkan kalor yang lebih besar dan waktu yang lebih lama dalam mendidihkan zat terlarutnya.
8. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku air suling ?
Jawab :
Titik beku larutan selalu lebih rendah dibandingkan air suling, sebab akan dibutuhkan lebih banyak energi untuk melepas kalor dari larutan yang mengandung partikel zat terlarut dan membuatnya menjadi beku.