Koloid adalah jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Umumnya, koloid berukuran 1 nm hingga 100 nm. Meskipun koloid merupakan jenis campuran, namun koloid berbeda dengan larutan dan suspensi. Ukuran partikel suspensi > 100 nm dan larutan sejati < 1 nm. Percobaan yang dilakukan meliputi :
1. Pembuatan Sol dengan Cara Dispersi
Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu belerang (warna kuning), gula, air, gelas kimia, lumpang, dan alu. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat sol belerang dengan cara dispersi, tepatnya melalui cara mekanik (dengan penggerusan). Dimulai dengan mencampur satu bagian gula dan belerang. Kemudian, digerus hingga halus. Hasil penggerusan ditambahkan dengan satu bagian gula lagi. Penggerusan dilakukan sampai dengan penambahan gula sebanyak 4x. Tujuan dari penggerusan berulang ini agar partikel-partikel yang terkandung dalam belerang dapat didispersikan menjadi partikel-partikel koloid.
Setelah dilakukan penggerusan, lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia. Lalu ditambahkan dengan air. Setelah dicampur air, warna medium pendispersinya (air) menjadi keruh (seperti warna susu), sedangkan endapannya berwarna kuning muda. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara partikel-partikel koloid dengan partikel gula sehingga mengakibatkan warna sulfur menjadi kuning muda. Warna keruh pada gelas kimia tersebut merupakan sol belerang dan endapannya adalah sebagai wujud dari perubahan partikel kasar menjadi partikel-partikel koloid. Selanjutnya, sol belerang disimpan untuk digunakan dalam percobaan Efek Tyndall.
2. Pembuatan Sol dengan Cara Kondensasi
Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu 50 mL air, larutan FeCl3 jenuh (setetes), batang pengaduk, gelas kimia, kaki tiga, dan alat pembakarnya. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat sol Fe(OH)3 dengan cara kondensasi. Dimulai dengan memanaskan 50 mL air di dalam gelas kimia. Setelah mendidih, menambahkan setetes FeCl3 (warna awal larutan adalah coklat tua) pada tabung reaksi. Kemudian dilakukan pengadukan sehingga larutan menjadi berwarna coklat bening.
Pembuatan sol Fe(OH)3 ini merupakan pengubahan partikel larutan sejati menjadi partikel koloid. Pengubahan larutan sejati menjadi partikel koloid ini menggunakan prinsip hidrolisis, yaitu FeCl3 bereaksi dengan H2O (air) sehingga dihasilkan sol Fe(OH)3. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
FeCl3 + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 HCl
Setelah air mendidih kira-kira selama 20 menit ditambah FeCl3 menghasilkan sol Fe(OH)3. Selanjutnya, sol Fe(OH)3 disimpan untuk digunakan dalam percobaan Efek Tyndall.
3. Pembuatan Emulsi
Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu 4 buah tabung reaksi, 1 mL minyak tanah, 1 mL premium, 1 mL pertamax, stopwatch, larutan sabun, dan air. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ada tidak terpisahnya zat setelah dicampur air atau diteteskan dengan larutan sabun.
Percobaan dimulai dengan memasukkan terlebih dahulu 1 mL minyak tanah, 1 mL premium, 1 mL minyak goreng, dan 1 mL pertamax pada tabung reaksi. Kemudian, pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan 5 mL air. Ketika ditambahkan air, ke empat zat terpisah dengan air dimana zat tersebut berada di permukaan tabung bagian atas. Keempat zat tersebut di atas permukaan karena memiliki massa jenis (𝜌) yang lebih kecil dari air. Jika diurutkan, urutan adalah 𝜌 minyak tanah < 𝜌 pertamax < 𝜌 premium < 𝜌 minyak goreng < 𝜌 air. Hal ini menyebabkan pemisahan tercepat adalah pada zat dengan massa jenis terkecil. Berdasarkan perhitungan waktu dengan stopwatch bahwa pemisahan minyak tanah + air adalah 16,19 detik ; pertamax + air adalah 35,39 detik ; premium + air adalah 1,26 menit ; dan minyak goreng + air adalah 9,46 menit.
Setelah itu, keempat campuran ditambahkan larutan sabun sebanyak 15 tetes. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah keempat zat itu akan memisah atau tidak. Setelah penetesan dilakukan, keempat zat tersebut ternyata menyatu atau tidak memisah. Penyatuan ini terjadi karena larutan sabun memiliki dua kutub yaitu polar yang bersatu dengan air dan non polar yang bersatu dengan keempat zat tersebut. Dengan adanya dua kutub ini, membuat larutan sabun menjadi emulgator (pembentuk emulsi) yang dapat menyebabkan air dan zat-zat menyatu. Jika diurutkan yang terlebih dahulu menyatu adalah air + sabun + pertamax. Lalu diikuti dengan minyak goreng, minyak tanah, dan premium.
4. Efek Tyndall
Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu 5 gelas kimia, senter, K2CrO4 5%, sol Fe(OH)3, sol belerang, CuSO4, dan air. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati berkas cahaya dari senter dan perbedaan larutan dan sol ketika diterangi dengan senter.
Percobaan dimulai dengan memasukkan K2CrO4 5%, sol Fe(OH)3, sol belerang, CuSO4, dan air ke dalam gelas kimia. Kemudian diterangi dengan senter. Dari percobaan yaitu :
a. K2CrO4 : seluruh berkas sinar tidak tertahan atau menembus.
b. Sol Fe(OH)3 : berkas sinar dihamburkan, warna penghamburan lebih muda.
c. Sol Belerang : berkas sinar dihamburkan.
d. CuSO4 : seluruh berkas sinar tidak tertahan atau menembus
e. Air : seluruh berkas sinar tidak tertahan atau menembus.
Dari percobaan ini, dapat diketahui bahwa sol Fe(OH)3 dan sol belerang merupakan koloid, sedangkan K2CrO4 5%, CuSO4, dan air (pelarut) merupakan larutan.