Beyond Elasticity : Rubber and Materiality
Jagad Gallery kembali menghelat pameran kolektif, total terdapat 11 seniman yang menampilkan karya-karya terbaru mereka. Mereka adalah Agus Suwage, Anusapati, Catur Nugroho, Dolorosa Sinaga, Elyezer, Handiwirman, Iwan Yusuf, Maharani Mancanegara, Septian Harriyoga, Suvi Wahyudianto, dan Yuli Prayitno. Mengusung tajuk Beyond Elasticity : Rubber and Materiality, para seniman tersebut merespon material karet sebagai basis karya seni. Ihwal penggunaan karet sebagai medium karya juga bukan tanpa alasan. Sebab, ekshibisi ini merupakan hasil residensi belasan seniman tersebut ke daerah Tulang Bawang Barat di Lampung untuk berkarya menggunakan karet alam (lateks cair dan lembaran karet) serta kemungkinannya untuk dipadu dengan material lain.
Kurator Asmudjo Irianto mengatakan, karya-karya dalam pameran ini memang ingin menunjukkan bagaimana keberadaan karet dapat menjadi kekuatan bentuk, konten dan konteks. Penggunaan karet alam sebagai material diharapkan juga akan menyentuh perbincangan mengenai rematerialisasi dan medium di era pos-medium dalam seni rupa kontemporer. Dia menjelaskan, konteks juga menjadi bagian penting dari karya-karya yang dipamerkan, dan berkaitan dengan konten, yang menjadi refleksi kritis dari implikasi sejarah, sosial, politik dan ekonomi keberadaan karet sebagai komoditas perkebunan di Indonesia. Sayangnya, ekosistem pasar yang ada di dalam pembentukan industri ini tidak pernah memihak pada para petani. "Para seniman dalam pameran ini mengangkat narasi persoalan para petani karet, sebagai bentuk refleksi kritis dalam karyanya. Namun, tentu saja karya-karya seniman ini bukan sekadar laporan, jauh dari itu, karena mereka tetap mementingkan gagasan bentuk, rupa serta metafora, yaitu potensi estetiknya sebagai salah satu urgensi seni rupa kontemporer," katanya. Pameran berlangsung pada 17 Mei sampai 30 Juni 2024.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.
Merenda Tubuh, Menghias Luka
Pameran tunggal karya seniman Faelerie telah resmi dibuka di Rachel Gallery, Wisma Geha lt. 3, Jl. Timor No.25, Mentang, Jakarta Pusat yang berlangsung pada tanggal 11 Mei hingga 02 Juni 2024. Seniman ini jebolan dari Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Usai kuliah, Faelerie sempat membuat karya lukis, tapi setelah itu baginya merajut ini membawa dirinya ke dalam segala kenangan di masa lalu. Menurut Faelerie, merajut bukan hanya aktivitas biasa, melainkan sebuah bentuk seni yang mampu menghasilkan garis, bidang, bentuk, dan volume.
“Merenda Tubuh, Menghias Luka,” merenda adalah sinonim dari merajut, sedangkan kata ‘tubuh’ diambil karena beberapa karya Faelerie mengambil elemen-elemen tubuh, sedangkan “menghias luka” bermaksud mengubah luka batin menjadi karya seni. Faelerie melihat bahwa rasa sakit dan kerapuhan bisa menjadi sumber kekuatan, dan melalui karyanya, ia berusaha memaknai serta merangkul luka-luka tersebut.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.
In Search of Relevance : Exploring the Intersection of Art and Society
Vice & Virtue Gallery baru saja meluncurkan pameran terbarunya yang bertajuk ‘In Search of Relevance: Exploring the Intersection of Art and Society’. Pameran ini mempertemukan lima seniman yang berbakat, yang menawarkan pandangan tentang isu-isu penting dalam masyarakat melalui karya-karya mereka yang beragam.
Dengan tema tentang relevansi seni dalam konteks sosial saat ini, pameran ini bukan sekadar memamerkan karya-karya yang indah dari segi visual, tetapi juga mengajak audiens untuk merenungkan peran seni dalam membentuk kesadaran masyarakat. Teks pada kuratorial pameran juga menekankan pentingnya mempertanyakan, merespons, dan merenungkan isu-isu kontemporer melalui lensa seni.
‘In Search of Relevance’ bukan sekadar pameran seni biasa. Ini adalah panggilan untuk merenung, berdialog, dan bertindak dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Melalui medium seni, para seniman di pameran ini mengajak kita untuk berpikir kritis dan berbagi pandangan tentang dunia yang terus berubah di sekitar kita. Pameran ‘In Search of Relevance’ berlangsung pada tanggal 04 Mei hingga 02 Juni 2024 di Vice & Virtue Gallery, Jakarta Art Hub Lantai 3, Jl. Timor No. 25, Menteng, Jakarta Pusat.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.
Know Thyself
Aldridje Tjiptarahardja, Gallery Director dan Curator dari UNICORN GALLERY JAKARTA, ia menggelar pameran bersama, ‘KNOW THYSELF – Exhibiting Artists With Remarkable Anatomical Drawing Skill’, menampilkan 7 seniman yang sudah ia kurasi. 7 seniman yang dirangkul di pameran ini adalah; Aziz, I Wayan Redika, Myakin, Pandu Wijaya, Sogik P.Y., Whima R. Utama, dan Yanal Desmon. Masing-masing menampilkan karya dengan style yang berbeda-beda.
Pandu Wijaya membawa imajinasi ke masa kejayaan impressionism, salah satu karyanya berjudul ‘Waktu Luang’, oil on canvas, 130 x 100 cm, menggambarkan figure tubuh tanpa busana yang rebah dengan sisi torso yang telungkup dan tangan kiri terkulai, proporsi anatomi tampak presisi. Karya Whima R. Utama tampak ilustratif, kurus dan panjang, mendramatisir bahasa tubuh. Karya Sogik P.Y. tampak gempal sensual, padat emosi dengan bahasa jari jemari yang terlihat nyaman. Pameran berlangsung pada tanggal 04 Mei 2024 hingga 02 Juni 2024.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.
OMG? Red! ^ D^
Pameran bertemakan cinta oleh Kendys Gallery yang berlangsung pada tanggal 04 Mei 2024 sampai 02 Juni 2024. Menampilkan karya dari :
Angiring Lakuning Surya - Bangun Wahyudianto - Hannah Shin - Iqi Qoror - Jiwoo Shin - Meliantha Muliawan - Nadia Diandra - Stefany Zefanya - Suwandi Waeng -Yoyok Siswoyo - Via
Dari Sankhara: Adi Gunawan
Dari Meiro: Redy Rahadian
Mengingat masa depan yang tidak pasti dari kotak Pandora yang terbuka, OMG? Red! ^ D^ adalah sebuah penghormatan kepada sesama pencipta yang tidak mengetahui kesedihan tersebut. Hubungan kebahagiaan seringkali kontrakdiktif, dihilangkan dan dibiarkan oleh zaman modern. Hal-hal kecil yang ringan, kerentanan yang kompleks, atau bahkan ketahanan yang lahir dari kemarahan terhadap hal-hal negatif itu sendiri. Merah, warna yang membangkitkan energi, stimulasi, dan kemarahan, merupakan tema dominan, mencerminkan intensitas emosi bersama dengan warna-warna hangat lainnya. Juga bernuansa cinta, kegembiraan dan semangat, pameran ini bertujuan untuk mengobarkan semangat kemanusiaan yang sulit dipahami namun tak terpadamkan dalam upaya mengejar kebahagiaan yang seringkali berkhianat, serta menghidupkan kembali semangat dalam pengabdian masing-masing, tidak berbeda dengan resolusi seniman dalam karyanya masing-masing.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Mei 2024.
Note :
Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.