Pilgrimage
Perupa asal Yogyakarta, Oky Rey Montha kembali menggelar pameran tunggal di Jakarta. Pameran bertajuk “Pilgrimage” menandai momentum 15 tahun kekaryaan sang seniman. “Pilgrimage” diperkenalkan sebagai suguhan ziarah. Pameran ini mengajak pengunjung untuk ‘menziarahi’ jejak kekaryaan Oky selama aktif berpameran sejak 2007 silam. Puluhan karya dalam wujud lukisan hingga patung, merekam karakteristik penciptaan sang seniman baik dalam hal teknis maupun gagasan. Di sisi lainnya, bagi si seniman sendiri, “Pilgrimage” sekaligus menjadi penanda untuk memasuki periode kekaryaan baru. Beragam penjelajahan artistik selama 15 tahun, menjadi khazanah refleksi, bagi seniman, untuk kemudian bergerak ke bentuk-bentuk yang lebih baru.
“’Pilgrimage’, artinya ziarah, kita juga melihat perjalanan ke belakang, dia sudah mencapai apa saja, termasuk juga perihal teknis berkarya, itu sudah apa saja yang dilakukan, itu dimunculkan lagi di pameran ini dengan lebih dari 20 karya. Tapi ini juga jadi penanda bahwa Kyre (Oky Rey) juga bakal melakukan sesuatu yang baru ke depannya,” ungkap Kurator Bob Edrian, membuka pameran di Jakarta, Sabtu (25/11). Pameran tunggal Oky Rey Montha, “Pilgrimage” dihelat di ASHTA District 7, kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Di ruangan SPAC8 yang lapang, puluhan karya Oky dipamerkan dalam beberapa blok yang masing-masing menawarkan segmen pembacaan tersendiri. Pameran “Pilgrimage” dilaksanakan oleh Can’s Gallery. Pameran ini dibuka untuk publik dari 25 November 2023 - 14 Desember 2023, tentunya tanpa biaya kunjungan. Saya menghadiri pameran pada tanggal 12 Desember 2023.
Unearth
ROH Project menggelar pameran “Unearth”, sebuah pameran tunggal dari seniman Kei Imazu. Pameran ini merupakan pameran kedua seniman asal Jepang yang kini menetap di Bandung tersebut bersama Galeri ROH. Secara tematik, pameran “Unearth” mengambil garis merah kisah Hainuwele. Ini adalah cerita rakyat dari Kepulauan Banda yang berkisah tentang wanita yang konon memiliki kekuatan untuk menghasilkan perhiasan dan benda-benda berharga asing melalui kotorannya. Masyarakat yang awalnya merasa diuntungkan dengan kekuatan ini, perlahan merasa resah dengan mistiknya. Takut pada kekuatan misterius ini, mereka mengubur Hainuwele hidup-hidup dan menginjak-injak tanahnya hingga padat. Ameta, sosok ibu bagi Hainuwele, menemukan jasad Hainuwele melalui bantuan seorang peramal. Ameta menggali jenazahnya, memotong, dan menanam potongan-potongan ke seluruh penjuru pulau. Potongan jasad Hainuwele kemudian tumbuh menjadi umbi-umbian yang menghidupi Kepulauan Banda.
Upaya Imazu untuk mempertimbangkan kembali mitos Hainuwele merupakan sebuah penggalian feminis; yang tidak terbatas pada tubuhnya, namun juga kisahnya. Seniman menggali kisah-kisah yang telah berkembang di muka bumi ini–sebuah situs akan kekerasan dan kehilangan, namun juga kebangkitan dan kehidupan–untuk menampilkan keindahan dari transformasi dan metamorfosis. Lapis demi lapis, Imazu membangun lanskap dimana mitos dan sejarah menyatu dan menjadi sebuah metode yang merangkai karya dan material yang beragam, sesuai dengan kisah yang diangkatnya.” – Carlos Quijon, Jr. Pameran bertajuk "Unearth" ini dapat disaksikan di Galeri ROH yang bertempat di Jl. Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat dari 15 November 2023 hingga 14 Januari 2024. Saya menghadiri pameran pada tanggal 14 Desember 2023.
NTT Art Diversity in Harmony
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan bentang alam dan keragaman budaya yang khas. Sebaran keindahan alamnya menawarkan pemandangan sekaligus pengalaman eksotis yang mempesona. Kearifan lokal NTT yang telah dikenal luas merupakan cerminkan keluhuran sikap dari masyarakat setempat. Paduan karakteristik tersebut kemudian menjadi sumber lahirnya beragam seni NTT yang kita kenal saat ini.
Kesenian NTT muncul dari dari setiap pulau-pulau yang menjadi kesatuan, yakni Pulau Sumba, Flores, Timor, Alor, dan pulau-pulau kecil lainnya. Ragam kesenian tersebut adalah warisan budaya bernilai tinggi yang patut untuk terus dipertahankan dan dikembangkan, sehingga meregenerasi nilai budaya NTT dari waktu ke waktu. Keragaman corak, bermacam karakteristik, perbedaan warna juga nuansa, lintas masa dan peristiwa berpadu secara harmonis dalam wadah besar Nusa Tenggara Timur. Perbedaan itu hadir untuk melengkapi, mengisi dan memberi energi positif. Hal inilah yang menjadi muatan utama dalam tajuk besar dalam gelaran NTT Art, Diversity in Harmony. Pameran NTT Art ini akan diselenggarakan setiap tahun di Amuya Gallery dengan mengangkat tema berbeda dalam setiap pameran. Pelaksanaan event bertepatan dengan peringatan ulang tahun provinsi Nusa Tenggara Timur. Gelaran tiap tahun ini bertujuan agar NTT lebih dikenal dan terapresiasi lebih luas di kalangan masyarakat melalui karya seni. Pameran NTT Art Diversity in Harmony ini berlangsung pada tanggal 16 Desember 2023 sampai 31 Januari 2024 di Amuya Gallery. Saya menghadiri pameran pada tanggal 19 Desember 2023.
All The Small Things
All The Small Things adalah sebuah kutipan lirik dari lagu “blink 182” yang berarti semua hal yang kecil, atau sesuatu yang kecil. Kalimat diatas menjadi menarik untuk menjadi judul serta melatarbelakangi pameran ini, dimana beberapa seniman yang diundang, ditantang untuk menggarap karya dengan ukuran kecil. Pastinya hal ini menjadi menarik, karena para seniman dengan latar belakang karya yang berbeda dapat berada dalam ruangan yang sama, serta ukuran karya yang sama pula. Sisi kreatif seniman serta keseriusan dalam berkarya pastinya akan terlihat dengan apa yang telah dia “sulap” pada media yang mini tersebut.
All The Small Things edisi keempat ini dibuka dari tanggal 9 Desember 2023 hingga 9 Januari 2024 dan total menyuguhkan puluhan karya dari 80-an lebih seniman yang terlibat tahun ini. Pameran multiseniman ini berlangsung di ruang pamer CAN’s Gallery di Jalan Tanah Abang II Nomor 25, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat. Saya menghadiri pameran pada tanggal 19 Desember 2023.
Jalur Rempah
Pameran bertajuk Jalur Rempah : Rumah Rempah Dunia digelar oleh Museum dan Cagar Budaya (MCB), yang juga dikenal sebagai Indonesian Heritage Agency (IHA). Pameran tersebut menjadi salah satu ajang sosialisasi agar masyarakat semakin mengenal rempah-rempah di Nusantara, sebelum tahun 2024 nantinya akan diajukan sebagai warisan dunia ke UNESCO.
Pameran ini menghadirkan enam instalasi utama yaitu Area Koleksi Jalur Rempah, Replika Bas Relief Borobudur, Herbarium Tanaman Rempah, Instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah, Panel Aplikasi Rempah Internasional, dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur. Obyek yang ditampilkan dalam pameran berjumlah 35 buah, dari prasasti, aneka rempah, hingga mata uang kuno yang berkaitan dengan rempah-rempah di Nusantara.
Pameran Jalur Rempah digelar di Museum Kebangkitan Nasional, yang beralamat di Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 26, Senen, Jakarta Pusat. Pameran ini diselenggarakan selama kurang lebih tiga minggu yaitu mulai tanggal 09 Desember sampai 31 Desember 2023. Saya menghadiri pameran pada tanggal 21 Desember 2023.
Pasca Masa
Pameran Seni Rupa Indonesia Kini : Pascamasa di Plaza Gedung A Galeri Nasional Indonesia menampilkan karya terbaru dari 12 perupa Indonesia dalam beragam medium. Tema "Pascamasa" menjelajahi isu-isu era 'kesudahan,' seperti pascaindustrial, pascamodern, dan pascamanusia. Pameran ini menyoroti transformasi seniman Indonesia melampaui batasan medium, menghadirkan ekspresi seni yang tak terbatas dan tak terpikirkan sebelumnya.
Seniman yang karyanya dipamerkan dalam pameran pascamasa ini antara lain Arafura, Arkiv Vilmansa, Azizi Al Majid, Condro Priyoaji, Franziska Fennert, Irfan Hendrian, Iwan Yusuf, Meliantha Muliawan, Nesar Eesar, Nona Yoanisarah, Tomy Herseta, dan Sikukeluang. Pameran ini diselenggarakan tanggal 21 Desember 2023 sampai 21 Januari 2024. Saya menghadiri pameran pada tanggal 22 Desember 2023.
Note :
Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.
No comments:
Post a Comment