Thursday, September 08, 2022

PERCOBAAN SPEKTROMETER

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Menentukan sudut puncak prisma.

2. Menentukan indeks bias prisma dengan metode deviasi minimum.

3. Memahami prinsip kerja spektrometer.


B. Teori Dasar

Spektrometer merupakan alat yang dipakai untuk mengukur sudut simpangan (deviasi) suatu berkas cahaya akibat adanya pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dan hamburan. Alat tersebut mempunyai 4 komponen utama yaitu.

1. Kolimator

Kolimator pada dasarnya merupakan tabung yang dilengkapi dengan sebuah lensa akromatis pada salah satu ujung yang menghadap prisma dan sebuah celah yang dapat diatur lebarnya. Celah tersebut digunakan untuk memperoleh berkas cahaya sejajar yang mempunyai sudut simpangan sama untuk tiap sinar. Kedudukan celah dapat diatur dengan tombol pada kolimator. Kolimator ini diletakkan pada tiang statis ke dasar spektrometer.

2. Teleskop

Komponen ini terdiri dari lensa obyektif yang menghadap ke meja spektrometer dan sebuah okuler yang posisinya terhadap lensa obyektif dapat diatur. Okuler sendiri terdiri dari 2 lensa (lensa mata dan lensa medan) yang posisinya dapat diatur satu sama lain.

3. Prisma

Prisma merupakan bagian terpenting dari spektrometer yang diletakkan pada meja spektrometer.

4. Meja Spektrometer

Meja spektrometer mempunyai sumbu berimpit dengan sumbu rotasi teleskop. Meja ini dapat diatur posisinya dengan cara menaikan atau menurunkan atau dapat diputar dengan melonggarkan skrupnya, kemudian menguatkannya.

Untuk menentukan nilai Deviasi Minimum dapat menggunakan persamaan :


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Spektrometer prisma.

2. Sumber cahaya monokromatis, misalnya lampu natrium.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

Persiapan

1. Mengarahkan teleskop untuk melihat benda yang jauh sehingga terlihat jelas. Perlu diketahui bahwa berkas sinar yang masuk teleskop dalam keadaan sejajar.

2. Meletakkan teleskop dan kolimator dalam satu garis lurus dan mengatur keduanya agar tegak lurus terhadap sumber cahaya.

3. Menyinari celah dengan sumber cahaya dan mengatur lebarnya sehingga gambar terlihat jelas pada teleskop.

4. Mengatur ketinggian meja prisma sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah.


Pengukuran Sudut Puncak Prisma

1. Meletakkan prisma di atas meja spektrometer sehingga sudut yang akan diukur menghadap ke arah sumber cahaya.

2. Mendekatkan celah kolimator dengan sumber cahaya.

3. Mengukur posisi prisma agar pantulan cahaya dari kolimator dapat dilihat okuler teleskop di dua tempat, yaitu pada kedudukan I dan kedudukan II.

4. Mencatat sudut pergeseran kedudukan 𝜃. Membuktikan bahwa besarnya sudut puncak prisma sama dengan 𝜃.

5. Mengulangi langkah (1) - (4) beberapa kali untuk memperoleh harga rata-rata dari sudut puncak prisma.


Pengukuran Sudut Deviasi Minimum

1. Meluruskan okuler teleskop dengan celah kolimator sampai cahayanya terlihat jelas dan mencatat posisinya. Ini disebut kedudukan I.

2. Meletakkan prisma di atas meja spektrometer sehingga sinar dari celah akan jatuh pada salah satu sisi prisma.

3. Memutar okuler teleskop sampai diperoleh sinar bias sembarang.

4. Mengamati sinar bias melalui okuler dan memutar prisma perlahan-lahan dengan cara memutar meja spektrometer sehingga terlihat sinar bias tersebut bergeser.

5. Memperhatikan pergeseran sinar bias tersebut melalui okuler sampai pada suatu saat sinar tersebut berbalik arah walaupun prisma diputar satu arah. Dengan menggeser meja spektrometer bolak-balik di daerah itu, mencoba menemukan terjadinya pembalikan arah sinar itu. Tempat itu dsebut kedudukan II.

6. Sudut yang dibentuk adalah posisi akhir terhadap posisi okuler mula-mula adalah sudut deviasi minimum Dm.

7. Mengulangi langkah (1) - (6) beberapa kali untuk memperoleh nilai rata-rata deviasi minimum.


E. Data Percobaan

* Nilai 𝛽 = ½ 𝜃


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

Posisi prisma untuk mencari sudut pergeseran kedudukan (𝜃) adalah diletakkan di atas meja spektrometer dengan pengamatan dari teleskop melalui ujung-ujung prisma. Sedangkan posisi prisma untuk mencari sudut deviasi minimum (Dm) adalah diletakkan di atas meja spektrometer dengan pengamatan dari teleskop melalui sisi-sisi prisma.

Dalam percobaan ini, sebenarnya dapat dilakukan juga dengan menggunakan Lampu Gas Helium atau Lampu Gas Nitrogen. Namun, pada percobaan in digunakan Lampu Natrium. Alasan pengunaan lampu Natrium karena lampu Natrium merupakan sinar monokromatis yang mampu menghasilkan keluaran cahaya 90% dari pancaran cahayanya. Lampu Natrium juga merupakan sumber cahaya elektrik yang paling efisien, mencapai hingga 200 Lm/W (Lumen/Watt) yang menghasilkan keluaran cahaya yang mendekati sensitivitas puncak manusia. Intensitas lampu Natrium juga tidak berkurang seiring lampu Natrium lama tidak digunakan.

Nilai indeks bias prisma berdasarkan referensi adalah n = 1,5 berdasarkan percobaan Snellius, seorang fisikawan berkebangsaan Belanda. Pada percobaan ini, diperoleh nilai indeks bias prisma n = 1,547 yang cukup mendekati dengan nilai pada referensi.


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai sudut puncak prisma yang diperoleh dari percobaan yaitu 𝛽 = 45,25°.

2. Nilai indeks bias prisma berdasarkan metode Deviasi Minimum yang diperoleh dari percobaan yaitu n = 1,547.

3. Prinsip kerja spektrometer terjadi ketika ada cahaya datang kemudian mengalami pembiasan pada prisma sehingga dapat terukur nilai indeks bias, sudut deviasi, dan sudut puncaknya.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam pengukuran sudut pergeseran kedudukan, sudut puncak prisma, dan sudut deviasi.


H. Daftar Pustaka

Halliday dan Resnick. 1984. Fisika Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

http://belajar_kemendiknas.go.id/indexs_php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20online/SMA/view&id

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu Uap Natrium

sitrampil.ui.ac.id/elaboratory/file.php/I/Manual Digital/01404,pdf

Friday, September 02, 2022

PERCOBAAN MIKROSKOP

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mempelajari perbesaran total mikroskop pada suatu benda.

2. Menentukan nilai perbesaran total pada suatu benda.


B. Teori Dasar

Mikroskop merupakan alat yang dirancang untuk melihat benda-benda kecil. Mikroskop tersusun dari lensa obyektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan pada jarak sedemikian rupa dari lensa obyektif sehingga bayangan yang dibentuk lensa obyektif akan jatuh tepat du titik api lensa okuler. Perbesaran total mikroskop dirumuskan sebagai berikut.


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Mikroskop.

2. Mikrometer.

3. Mistar.

4. Rambut dan benang.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Menyiapkan seperangkat mikroskop dan benda kecil yang akan diamati.

2. Meletakkan mikroskop dekat dengan sumber cahaya dan mengatur arah cermin di bawah mikroskop sehingga mikroskop mendapat cahaya yang cukup.

3. Meletakkan sehelai rambut atau benang di atas meja objek. Memutar pengatur lensa obyektif hingga posisi lensa hampir menyinggung meja objek.

4. Melihat objek dengan mikroskop, memutar pemutar lensa objektif dengan perlahan-lahan untuk mendapat fokus hingga bayatngan rambut atau benang tampak jelas dan tajam.

5. Meletakkan mistar pada meja di samping mikroskop.


E. Data Percobaan

* Satuan h, h', dan a dalam cm


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam mikroskop terdapat 2 lensa cembung yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Kemudian, bayangan dari lensa obyektif dianggap benda oleh lensa okuler sehingga menghasilkan bayangan di jauh tak hingga untuk mata tanpa berakomodasi maksimum (sesuai dengan apa yang diterapkan pada percobaan ini). Sesuai dengan prinsip mikroskop, benda atau objek harus ditempatkan di R II dari lensa obyektif (diantara 2F2 dan F2) sehingga menghasilkan bayangan tepat di titik F dari lensa okuler (fok). Dan pada akhirnya bayangan akan kembali dibentuk oleh lensa okuler di jauh tak hingga.

Sinar datang (dari lensa obyektif) → bayangan (tepat di fok) → lensa okuler → bayangan di jauh tak hingga → dilihat oleh mata melalui mikroskop

Jika membandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan perbesaran yang telah ditentukan terlihat terlihat menyimpang jauh. Kesalahan kemungkinan disebabkan oleh sulitnya kedua mata untuk fokus ke 2 titik bersama-sama, yaitu satu mata melihat bayangan yang dihasilkan mikroskop dan satu mata melihat serta mengukur bayangan dengan menggunakan mistar.


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Perbesaran total mikroskop dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tinggi benda (h), tinggi bayangan (h'), dan jarak mata dengan obyek (a).

2. Pada percobaan diperoleh nilai Mtot yaitu 85,7 x pada rambut dan Mtot yaitu 10,6 x pada benang.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam mengukur diameter obyek (h) dengan mikrometer dan mengukur bayangan (h') dengan mistar.


H. Daftar Pustaka

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Wednesday, August 31, 2022

PERCOBAAN OSILOSKOP

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mengetahui fungsi osiloskop.

2. Memahami prinsip kerja osiloskop.


B. Teori Dasar

Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual. Osiloskop pada dasarnya mempunyai 5 komponen utama, yaitu :

1. Tabung Snar Katoda (Chatode Ray Tube/CRT).

2. Penguat Simpangan Y (Y Amplifier).

3. Penguat Simpangan X (X Amplifier).

4. Pembangkit Tegangan Basis Waktu (Time Based Generator).

5. Pengatur Berkas (Beam Control).

Jika dua buah osilasi dengan frekuensi sama atau berbeda saling tegak lurus dan digabungkan bersama-sama akan membentuk kurva yang disebut Pola Lissayous. Nama ini dipergunakan untuk mengingat Jules Antonie Lissayous yang memperagakan kurva ini pertama kali tahun 1857.


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Osiloskop.

2. Dua buah generator.

3. Sumber Tegangan.

4. Multimeter.

5. Kabel penghubung.

6. Kertas milimeter.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Menyalakan osiloskop dengan memutar tombol power ke arah on.

2. Mengatur intensitasnya sampai diperoleh garis terang atau titik pada layar, jangan menggunakan intensitas yang terlalu besar, mengatur posisi garis dengan memutar tombol posisi atas-bawah-kanan-kiri.

3. Memastikan tombol cal voltage (pada voltage/div berwarna merah) dan call sweep time (pada sweep time/div berwarna merah) dalam keadaan maksimum.

4. Mengatur perbesaran probe pada posisi 10x.

5. Memastikan posisi input Ch1 (Y) dan Ch2 (X) akan digunakan, mengatur posisi mode pada Ch1 (Y) dan tombol source pada posisi Ch1 (Y) dan sebaliknya jika Ch2 (X) yang digunakan, mengatur posisi tombol mode dan tombol source pada posisi Ch2 (X).

6. Menetapkan posisi AC-DC pada kondisi AC.

7. Menjepitkan ujung probe pada titik CAL pada osiloskop.

8. Menjepit probe pada posisi ground.

9. Mengatur posisi gambar pada layar dengan memutar tombol posisi atas-bawah-kanan-kiri pada channel yang digunakan.

10. Jika gambar yang tampil bergerak, memposisikan tombol "Level" pada posisi tengah-tengah.

11. Menghitung tegangan dan frekuensi tampilan dengan rumus berikut.

Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe

f = 1 / T


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

1. Kalibrasi

Vp-p Ch= jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe = 1 x 0,2 x 10 = 2 volt.


2. Perhitungan frekuensi pada osiloskop

a. Pada generator f = 500 Hz

T = jumlah kotak satu gelombang x variable sweep time/div = 4 x 0,5 . 10⁻³ = 2 x 10⁻³ s.

f = 1 / T = 1 / 2 x 10⁻³ = 500 Hz.

b. Pada generator f = 1.000 Hz

T = jumlah kotak satu gelombang x variable sweep time/div = 2 x 0,5 . 10⁻³ = 10⁻³ s.

f = 1 / T = 1 / 10⁻³ = 1.000 Hz.

c. Pada generator f = 1.500 Hz

T = jumlah kotak satu gelombang x variable sweep time/div = 1,2 x 0,5 . 10⁻³ = 0,6 x 10⁻³ s.

f = 1 / T = 1 / 0,6 x 10⁻³ = 1.667 Hz.

d. Pada generator f = 2.000 Hz

T = jumlah kotak satu gelombang x variable sweep time/div = 1 x 0,5 . 10⁻³ = 0,5 x 10⁻³ s.

f = 1 / T = 1 / 0,5 x 10⁻³ = 2.000 Hz.

e. Pada generator f = 2.500 Hz

T = jumlah kotak satu gelombang x variable sweep time/div = 0,8 x 0,5 . 10⁻³ = 0,4 x 10⁻³ s.

f = 1 / T = 1 / 0,4 x 10⁻³ = 2.500 Hz.


3. Perhitungan tegangan efektif (Vef) dan tegangan maksimum (Vmaks)

a. Frekuensi f = 500 Hz

Pada multimeter

Vef = 0,564 Volt (terlihat langsung)

Vmaks = Vef . √2 = 0,564 . √2 = 0,798 Volt

Pada osiloksop

Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe = 2 x 0,5 x 1 = 1 volt

Vmaks = Vp-p / 2 = 1 / 2 = 0,5 Volt

Vef = Vmaks / √2 = = 0,5 / √2 = 0,354 Volt

b. Frekuensi f = 1.000 Hz

Pada multimeter

Vef = 0,500 Volt (terlihat langsung)

Vmaks = Vef . √2 = 0,500 . √2 = 0,707 Volt

Pada osiloksop

Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe = 5 x 0,2 x 1 = 1 volt

Vmaks = Vp-p / 2 = 1 / 2 = 0,5 Volt

Vef = Vmaks / √2 = = 0,5 / √2 = 0,354 Volt

c. Frekuensi f = 1.500 Hz

Pada multimeter

Vef = 0,556 Volt (terlihat langsung)

Vmaks = Vef . √2 = 0,556 . √2 = 0,786 Volt

Pada osiloksop

Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe = 2 x 0,5 x 1 = 1 volt

Vmaks = Vp-p / 2 = 1 / 2 = 0,5 Volt

Vef = Vmaks / √2 = = 0,5 / √2 = 0,354 Volt

d. Frekuensi f = 2.000 Hz

Pada multimeter

Vef = 0,530 Volt (terlihat langsung)

Vmaks = Vef . √2 = 0,530 . √2 = 0,749 Volt

Pada osiloksop

Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe = 2 x 0,5 x 1 = 1 volt

Vmaks = Vp-p / 2 = 1 / 2 = 0,5 Volt

Vef = Vmaks / √2 = = 0,5 / √2 = 0,354 Volt

e. Frekuensi f = 2.500 Hz

Pada multimeter

Vef = 0,537 Volt (terlihat langsung)

Vmaks = Vef . √2 = 0,537 . √2 = 0,759 Volt

Pada osiloksop

Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/div x probe = 2 x 0,5 x 1 = 1 volt

Vmaks = Vp-p / 2 = 1 / 2 = 0,5 Volt

Vef = Vmaks / √2 = = 0,5 / √2 = 0,354 Volt


Kalibrasi merupakan tahapan awal yang harus dilakukan agar hasil yang diperoleh dari pengukuran dapat akurat. Untuk mengukur tegangan, maka kita mengukur terlebih dahulu A/div-nya karena besar A/div yang dipilih akan mengatur sinyal. Pada percobaan ini, A/div yang digunakan adalah 0,5 x 10⁻³. Hasilnya adalah sama, baik frekuensi dari generator (terbaca langsung) dan pada osiloskop kecuali pada frekuensi sebesar f = 1.500 Hz. Pada osiloskop didapatkan hasil f = 1.667 Hz. Kemungkinan perbedaan hasil disebabkan oleh kesalahan membaca skala pada osiloskop (0,2 / titik).

Perbandingan nilai tegangan maksimum dan tegangan efektif pada multimeter (terlihat langsung) dan osiloskop, hasilnya cukup mendekati. Kemungkinan perbedaan hasil disebabkan oleh kesalahan menghitung jumlah kotak posisi vertikal atau kesalahan membaca skala probe.


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Osiloskop berfungsi untuk memetakan atau membaca sinyal listrik sebagai fungsi waktu secara visual.

2. Prinsip kerja osiloskop yaitu elektron dipancarkan dari katoda, kemudian menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat pendar (bidang gambar berfungsi sebagai anoda).


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Melakukan kalibrasi sebelum osiloskop digunakan.

2. Teliti dalam menghitung jumlah kotak satu gelombang saat mengukur periode dan jumlah kotak posisi vertikal dalam mengukur tegangan dari puncak ke puncak (Vp-p).


H. Daftar Pustaka

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Saturday, August 27, 2022

PERCOBAAN POLARIMETER

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mempelajari prinsip kerja polarimeter.

2. Menetukan kadar gula suatu larutan.

3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi sudut putar jenis.


B. Teori Dasar

Apabila suatu berkas cahaya yang terpolarisasi linier melalui suatu larutan gula atau larutan lain yang mempunyai sifat optis aktif, maka bidang polarisasi dari sinar itu akan terputar dengan sudut tertentu yang bergantung pada panjang larutan yang dilalui sinar, kadar larutan, panjang gelombang sinar, dan suhu.

Besar sudut putar dapat dituliskan dengan persamaan berikut.


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Polarimeter.

2. Sumber cahaya monokromatis.

3. Gula.

4. Gelas Ukur.

5. Aquades.

6. Mistar.

7. Termometer.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

Menentukan Titik Nol

1. Membersihkan gelas penutup tabung dengan hati-hati.

2. Membersihkan tabuung dengan hati-hati lalu mengocok dengan aquades. 

3. Mengisi tabung dengan aquades sampai penuh. Untuk mencegah gelembung udara memasuki tabung, menggeser gelas penutup dari tepi lalu gelas dikunci dengan skrup.

4. Memasukkan tabung dalam polarimeter.

5. Mengatur jalannya sinar dengan meluruskan polarimeter terhadap sumbu optis sehingga sinar masuk melalui teropong. Fokuskan teropong sehingga celah nampak gelap terang.

6. Memutar analisator ke kiri dan kanan sampai diperoleh keadaan yang sama gelapnya, lalu membaca skala utama dan skala noniusnya. Angka yang terbaca ini menyatakan titik nol polarimeter.

7. Mengulangi langkah (6) berulang-ulang dan catat titik nol polarimeter.


Menentukan Sudut Putar dari Larutan Gula

1. Membersihkan tabung dengan hati-hati.

2. Mengocok tabung beberapa kali dengan larutan gula yang akan digunakan.

3. Mengisi tabung dengan larutan gula hingga setengahnya dan kemudian memasukkan termometer ke dalam tabung dan menunggu beberapa saat. Mencatat suhunya.

4. Memenuhi tabung tadi dengan larutan gula dan menutup dengan hati-hati sampai tidak ada gelembung udara di dalamnya.

5. Meletakkan tabung pada tempatnya dan selanjutnya membaca skala nonius setelah analisator diputar sehingga kedua belah medan cahaya terlihat sama gelapnya.

6. Mengukur lagi suhu larutan seperti pada langkah (3). Mencatat suhu rata-rata dari larutan. Besar sudut putar adalah beda analisator antara sebelum dan sesudah ada larutan optis aktif.

7. Mengulangi percobaan dengan berbagai konsentrasi larutan.


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

Semakin besar konsentrasi, seharusnya daya putar jenis semakin besar. Kesalahan pada percobaan ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan dalam membuat % larutan gula. Kesalahan juga terjadi pada pengukuran daya putar jenis aquades. Praktikan mendapatakan 7°, seharusnya adalah 0° karena aquades bukan bahan optis aktif yang dapat memutar bidang analisator. Selain itu, kemungkinan disebabkan oleh masih terdapat gelembung udara di dalam tabung sehingga menyebabkan kesalahan pengamatan sudut putar.

Pada percobaan ini digunakan sumber cahaya monokromatis. Sumber cahayanya yang digunakan pada percobaan ini adalah Lampu Natrium yang memiliki panjang gelombang 589,3 nm. Alasan pengunaan lampu Natrium karena lampu Natrium merupakan sinar monokromatis yang mampu menghasilkan keluaran cahaya 90% dari pancaran cahayanya. Lampu Natrium juga merupakan sumber cahaya elektrik yang paling efisien, mencapai hingga 200 Lm/W (Lumen/Watt) yang menghasilkan keluaran cahaya yang mendekati sensitivitas puncak manusia. Intensitas lampu Natrium juga tidak berkurang seiring lampu Natrium lama tidak digunakan.


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Prinsip kerja dari polarimeter yaitu sinar datang berupa sumber cahaya akan dilewatkan melalui polarisator dan melewati larutan, lalu menuju analisator sehingga mendapatkan cahaya terpolarisasi.

2. Kadar gula dalam percobaan ini yaitu larutan gula 5% (5 gram gula + 95 mL air), larutan gula 10% (10 gram gula + 90 mL air), dan larutan gula 15% (15 gram gula + 85 mL air).

3. Sudut putar jenis dipengaruhi oleh kadar larutan (%), suhu, dan panjang gelombang sinar (lampu natrium).


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam mengukur sudut putar analisator (a).

2. Memeriksa kembali ada tidaknya gelembung pada tabung berisi larutan sebelum melakukan percobaan.

3. Mencampur volume air yang sesuai agar didapatkan presentase larutan gula yang sesuai.


H. Daftar Pustaka

http://dc218.4shared.com/doc/PQVDMFOo/preview.html

id.wikipedia.ord/wiki/Lampu-Uap-Natrium

www.scribd.com/doc/45087268/31438296_POLARIMETRI

www.scribd.com/doc/98167246/Senyawa-Optik-Aktif

Sunday, August 21, 2022

BERBAGI TULISAN (ACAK) : PENGALAMAN SURVEY BEKERJA (2 DARI 2)

Survey ke-11 : Kalimantan Timur  (13 November 2018 - 15 November 2018)

Survey ke-11 saya adalah menuju tambang batu bara dan tambang pasir di daerah Tabang, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan  pasir mengajukan pembiayaan 20 unit Dump Truck dan 3 unit Excavator. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 04:55 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:05 WITA di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju kantor perusahaan dan bertemu dengan customer. Pada pukul 16:00 WITA baru melakukan perjalanan menuju site dan tiba sekitar pukul 23:00 WITA di penginapan terdekat sekitar site tambang.

Keesokan harinya di tanggal 14 November 2018, pada pukul 08:00 WITA menuju kantor perusahaan yang berada di site. Pukul 10:00 - 13:00 WITA melakukan survey ke tambang pasir. Kemudian menuju site tambang batu bara dan selesai survey pada pukul 18:00 WITA. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa saat ini perusahaan memiliki 15 unit yang bekerja di tambang pasir dan 21 unit yang bekerja di tambang batu bara.

Pada tanggal 15 November 2018, melanjutkan perjalanan kembali menuju Bandara Sepinggan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 16:00 WITA dan sampai di Jakarta pada 17:10 WIB.


Survey ke-12 : Sumatera Selatan (06 Desember 2018 - 07 Desember 2018)

Survey ke-12 saya adalah menuju lokasi usaha perusahaan yang berada di daerah Prabumulih, Sumatera Selatan. Perusahaan tersebut bergerak di bidang usaha supplier sparepart dan alat-alat pengeboran minyak mengajukan pembiayaan sale and leaseback 1 unit Workover Rig 450HP/550HP. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:30 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 06:45 WIB di Bandara S. M. Badaruddin II, Palembang. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju kantor dan workshop perusahaan.

Sekitar pukul 13:00 menuju ke lokasi usaha pemohon di Prabumulih. Survey selesai dilakukan sekitar pukul 18:00, kemudian dilanjutkan perjalanan pulang menuju penginapan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 15:25 WIB dan sampai di Jakarta pada 16:35 WIB.


Survey ke-13 : Kalimantan Timur  (14 Februari 2019 - 16 Februari 2019)

Survey ke-13 saya adalah menuju tambang batu bara di daerah Melak, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara. Lokasi survey ini sama dengan lokasi survey pertama yang saya lakukan. Survey ulang ini dilakukan karena keterlambatan perusahaan mencapai > 2 bulan dalam melakukan pembayaran angsuran. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 07:00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma dan tiba pukul 10:00 WITA di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda. Kemudian dilanjutkan penerbangan dari Samarinda menuju Melak pada pukul 12:45 WITA. Kami tiba pukul 13:20 WITA di Bandara Melalan, Melak. Perjalanan survey dari Bandara Melalan sampai lokasi tambang tidak jauh, perjalanan darat hanya < 1 jam saja. 

Pada hari kedua saya menghabiskan waktu di Melak saja karena kehabisan tiket pulang. Akhirnya saya kembali menuju ke Jakarta di hari ketiga yaitu di tanggal 16 Februari 2019.


Survey ke-14 : Sulawesi Tengah (27 Februari 2019 - 28 Februari 2019)

Survey ke-14 saya adalah menuju tambang pasir dan batu di daerah Palu, Sulawesi Tengah. Perusahaan tersebut bergerak di bidang produksi serta penjualan pasir dan batu mengajukan pembiayaan 1 unit Genset dan 1 unit Stone Crusher. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 06:25 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 10:05 WITA di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju kantor perusahaan dan bertemu dengan customer. Pada pukul 14:00 WITA melanjutkan perjalanan menuju Balikpapan. Penerbangan dari Bandara Sepinggan, Balikpapan pukul 18:55 WITA dan tiba di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu pukul 19:50 WITA.

Keesokan harinya, melakukan survey di lokasi site perusahaan pada pukul 10:00 - 12:00 WITA. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa produk yang dihasilkan perusahaan yaitu debu batu dan batu kerikil tipe 1.1, 1.2, 2.3, dan 3.5. Harga jual mulai dari Rp 140.000,- sampai Rp 150.000,-/m³. Di lokasi usaha terdapat 8 unit Dump Truck, 3 unit Excavator, dan 2 unit Loader. Untuk perjalanan pulang yaitu dari Palu ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 16:00 WITA, kemudian transit di Makassar, dan sampai di Jakarta pada 21:20 WIB.


Survey ke-15 : Riau (29 April 2019 - 30 April 2019)

Survey ke-15 saya adalah menuju menuju lokasi usaha perusahaan yang berada di Pekanbaru. Perusahaan tersebut bergerak di bidang konstruksi mengajukan pembiayaan 10 unit Excavator, 10 unit Compactor, dan 2 unit Motor Grader. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:50 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 07:35 WIB di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau. Kemudian dilanjutkan dengan lokasi usaha perusahaan. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa panjang jalan tol yang dikerjakan perusahaan adalah + 18 km dan ketebalan timbunan (layer) adalah 20 - 30 cm/layer. Pekerjaan dilakukan pada pukul 08:00 - 17:00 setiap harinya.

Pada tanggal 30 April 2019, kembali menuju Jakarta. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 16:35 WIB dan sampai di Jakarta pada 18:25 WIB.


Survey ke-16 : Kalimantan Tengah (13 Mei 2019 - 15 Mei 2019)

Survey ke-16 saya adalah menuju menuju tambang batu bara di daerah Luwe Hulu, Kalimantan Tengah Perusahaan tersebut bergerak di bidang rental pompa untuk pertambangan mengajukan pembiayaan 4 unit Dewatering Pumpset. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:40 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 07:35 WIB di Bandara Tjilik Riwut, Kalimantan Tengah. Kemudian dilanjutkan perjalanan menuju lokasi tambang. Kami tiba di lokasi tambang sekitar pukul 18:00 WIB.

Keesokan harinya, kami menuju lokasi tambang pada pukul 08:00 WIB dan selesai survey pada pukul 11:00 WIB. Kami langsung menuju penginapan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 17:30 WIB dan sampai di Jakarta pada 19:10 WIB pada 15 Mei 2019.


Survey ke-17 : Sulawesi Tengah (07 Agustus 2019 - 08 Agustus 2019)

Survey ke-17 saya adalah menuju tambang nikel di daerah Morowali, Sulawesi Tengah. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan nikel mengajukan pembiayaan 25 unit Dump Truck. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 03:05 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 06:50 WITA di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie. Kemudian dilanjutkan penerbangan pada pukul 10:40 WITA menuju Morowali dan tiba pada pukul 13:25 WITA.

Kemudian, survey dilakukan sekitar pukul 14:00 WITA. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas tambang tersebut adalah + 2.000 Ha dan sudah dieksplorasi + 20 Ha. Target produksi perusahaan adalah 150.000 MT/bulan. Saat ini perusahaan telah memiliki total + 180 unit Dump Truck dan + 78 Alat Berat.

Pada tanggal 08 Agustus 2019 menaiki pesawat pukul 09:30 WITA dari Morowali dan tiba di Palu pada pukul 10:15 WITA. Pada pukul 11:00 melakukan survey ke kantor perusahaan. Pada jam makan siang, saya diajak makan bersama yaitu makan mie ayam pangsit khas Palu. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 16:00 WITA dan sampai di Jakarta pada 19:25 WIB.


Survey ke-18 : Jawa Barat (26 Agustus 2019)

Survey ke-18 saya adalah menuju lokasi usaha perusahaan yang berada di daerah Bandung, Jawa Barat. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pasir, batu, dan tanah mengajukan pembiayaan 1 unit Excavator. Pada survey ini, saya pergi dengan menggunakan kereta. Perjalanan dilakukan dari Stasiun Bekasi pada pukul 06:50 WIB dan tiba di Stasiun Bandung pada pukul 09:54 WIB. 

Kemudian, dilanjutkan survey di lokasi usaha perusahaan pada pukul 14:00 WIB. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas lokasi usaha tersebut adalah + 60 Ha. Di lokasi terdapat 12 unit Dump Truck dan 1 unit Excavator yang bekerja di site. Untuk perjalanan pulang, saya menaiki kereta dari Stasiun Bandung pada pukul 19:40 WIB dan tiba di Stasiun Bekasi pada pukul 22:20 WIB.


Survey ke-19 : Sulawesi Tenggara (17 Oktober 2019 - 18 Oktober 2019)

Survey ke-19 saya adalah menuju lokasi usaha perusahaan di daerah Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor dan jasa rental alat berat untuk perkebunan (plantation) mengajukan pembiayaan sale and leaseback sebanyak 16 unit. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:10 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 10:30 WITA di Bandara Haluoleo. Kemudian dilanjutkan perjalanan menuju lokasi perkebunan kelapa perusahaan. Berdasarkan informasi saat survey, luas lahan perkebunan adalah + 8.000 Ha dan saat ini umur tanaman masih + 3 bulan (belum menghasilkan). Kami selesai survey sekitar pukul 16:00 WITA, lalu langsung kembali menuju penginapan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 11:15 WITA dan sampai di Jakarta pada 14:25 WIB pada tanggal 18 Oktober 2019.


Survey ke-20 : Kalimantan Timur (06 Januari 2020 - 07 Januari 2020)

Survey ke-20 saya adalah menuju kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) di daerah Kutai Timur, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor perkebunan mengajukan pembiayaan 25 unit Truck. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 06:55 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 10:20 WITA di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda. Kemudian dilakukan survey di lokasi usaha perusahaan.

Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas lokasi usaha tersebut adalah + 298.000 Ha yang terdiri atas 4 Distrik. Target pekerjaan perusahaan adalah 14.000 Ton/bulan dan memiliki total 17 unit Truck. Selesai survey, saya langsung menuju penginapan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 11:05 WITA dan sampai di Jakarta pada 12:05 WIB pada tanggal 07 Januari 2020.


Survey ke-21 : Kalimantan Barat (04 November 2020 - 06 November 2020)

Survey ke-21 saya adalah menuju tambang bauksit di daerah Ketapang, Kalimantan Barat. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan bauksit mengajukan pembiayaan 10 unit Truck. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 06:00 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 07:30 WIB di Bandara Supadio, Pontianak. Kemudian dilakukan penerbangan menuju Ketapang pada pukul 10:10 WIB dan tiba pukul 10:55 WIB. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju ke lokasi pertambangan.

Survey dilakukan di hari kedua. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa saat ini perusahaan telah memiliki 9 unit Dump Truck, 4 unit Excavator, dan 5 unit Bulldozer. Saat survey dilakukan, perusahaan sedang melakukan pekerjaan gali timbunan. Selesai survey, langsung menuju ke penginapan.

Untuk perjalanan pulang ke Jakarta yaitu di hari ketiga, tiket saya yaitu di jam 11:50 WIB dari Ketapang dan tiba pukul 12:30 di Pontianak. Kemudian dari Pontianak menuju Jakarta dan tiba pukul 15:15 WIB.



Monday, August 15, 2022

BERBAGI TULISAN (ACAK) : PENGALAMAN SURVEY BEKERJA (1 DARI 2)

Survey ke-1 : Kalimantan Timur (11 September 2017 - 13 September 2017)

Survey ke-1 saya adalah menuju tambang batu bara di daerah Melak, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan mengajukan pembiayaan 6 unit Volvo Articulated Dump Truck. Survey ini saya ditemani oleh rekan kerja yang bernama Pak Rusadi. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:20 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:35 WITA di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Kemudian dilanjutkan penerbangan dari Balikpapan menuju Melak pada pukul 10:00 WITA. Kami tiba pukul 10:30 WITA di Bandara Melalan, Melak. Perjalanan survey dari Bandara Melalan sampai lokasi tambang tidak jauh, perjalanan darat hanya < 1 jam saja. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas tambang tersebut adalah + 5.000 Ha dan sudah dieksplorasi + 2.371 Ha. Target produksi perusahaan adalah 350.000 MT/tahun. Batu bara yang diproduksi kemudian akan diekspor ke India.

Kemudian di hari ke-2, saya dan rekan kerja hanya beristirahat saja di hotel Grand Family sekitaran lokasi tambang batu bara. Kemudian pada pukul 14:55 WITA, kami kembali menuju Balikpapan dan tiba pada pukul 15:25 WITA. Pada malam harinya, kami berjalan-jalan sambil mencari makan di sekitaran Taman Bekapai. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket kami yaitu pada hari ke-3 tanggal 13 September 2017 di jam 13:05 WITA dan sampai di Jakarta pada 14:10 WIB.


Survey ke-2 : Bengkulu (28 September 2017 - 29 September 2017)

Survey ke-2 saya adalah menuju ke lokasi perusahaan yang bergerak di bidang rental alat berat. Perusahaan tersebut mengajukan pembiayaan 1 unit Wheel Loader. Survey kedua ini saya pergi seorang diri. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 07:25 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:50 WIB di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat + 2 jam menuju lokasi usaha. Selesai survey saya kemudian menginap di Hotel Tanjung Karang. Survey saya selesai di hari pertama di tanggal 28 September 2017.

Sebelum kembali menuju Jakarta, saya berkeliling menuju beberapa lokasi wisata di Bengkulu. Saya mengunjungi Pantai Panjang, Benteng Marlborough, Museum Bengkulu, dan Rumah Pengasingan Bung Karno. Saya sengaja memesan tiket pulang di sore hari agar bisa berjalan-jalan terlebih dahulu disini. Kemudian saya kembali menuju Jakarta pada tanggal 29 September 2017 pukul 16:10 WIB dan tiba pada pukul 17:25 WIB.


Survey ke-3 : Kalimantan Timur (08 November 2017 - 10 November 2017)

Survey ke-3 saya adalah menuju tambang batu bara di daerah Sangkulirang, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan mengajukan pembiayaan 35 unit Truck dan Alat Berat. Survey ketiga ini saya ditemani oleh rekan kerja yang bernama Pak Rusadi karena pengajuan pembiayaan perusahaan ini mencapai + Rp 75 Milyar. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:20 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:35 WITA di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Kemudian dilanjutkan dengan penerbangan via pesawat Air Born (yang dipesankan oleh customer) pada pukul 13:45 WITA dan tiba pada pukul 15:00 WITA di Bandara Tanjung Bara, Kalimantan Timur. Kami melakukan perjalan darat + 3 jam menuju lokasi penginapan karena survey akan dilakukan di hari kedua suvey di tanggal 09 November 2017.

Pada pukul 07:00 WITA kami melakukan perjalanan dari penginapan menuju lokasi tambang batu bara, ditempuh selama + 30 menit perjalanan darat. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas tambang tersebut adalah + 10.600 Ha. Target produksi perusahaan adalah 4.000.000 MT/tahun. Batu bara yang diproduksi kemudian akan diekspor ke Korea, India, dan China. Kami selesai survey lokasi tambang sekitar pukul 13:00 WITA, dilanjutkan perjalanan darat menuju Balikpapan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket kami yaitu pada hari ke-3 tanggal 10 November 2017 di jam 13:05 WITA dan sampai di Jakarta pada 14:10 WIB.


Survey ke-4 : Riau (23 November 2017 - 24 November 2017)

Survey ke-4 saya adalah menuju ke lokasi perusahaan yang bergerak di bidang rental alat berat. Perusahaan tersebut mengajukan pembiayaan 1 unit Crawler Crane. Survey keempat ini saya pergi seorang diri. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 06:00 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 07:45 WIB di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat + 1 jam menuju lokasi kantor dan pool customer. Pada pukul 11:00 WIB menuju ke lokasi usaha customer yang berada di daerah Duri, Riau. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 17:00 WIB. Pada saat survey ke lokasi usaha, saya melihat aktivitas pekerjaan proyek drilling. Selesai survey, saya menuju lokasi penginapan terdekat. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 19:30 WIB dan sampai di Jakarta pada 21:15 WIB.


Survey ke-5 : Jawa Tengah (10 Januari 2018 - 11 Januari 2018)

Survey ke-5 saya adalah menuju ke pelabuhan yang berada di Cilacap, Jawa Tengah. Pengajuan ini merupakan pengajuan sale and leaseback 1 unit kapal tanker. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk biaya docking kapal. Pada survey ini, saya pergi seorang diri dengan menggunakan kereta. Perjalanan dilakukan  pada 10 Januari 2018 dari Stasiun Gambir pada pukul 22:05 WIB dan tiba di Stasiun Cilacap pada 11 Januari 2018 sekitar pukul 05:00 WIB. Sekitar pukul 07:00, dilanjutkan perjalanan ke pelabuhan. Kemudian menaiki speedboat selama + 40 menit menuju lokasi kapal tanker. 

Berdasarkan informasi saat survey, bahwa kapal tanker tersebut merupakan buatan Singapura tahun 1994. Panjang, lebar, dan kedalaman kapal adalah 94,46 m, 18,80 m, dan 8,50 m. Jumlah awak kapal adalah berjumlah 26 orang. Kapal tanker ini melakukan pengangkutan bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil).


Survey ke-6 : Sumatera Selatan (24 Januari 2018 - 26 Januari 2018)

Survey ke-6 saya adalah menuju tambang batu bara di daerah Muara Enim, Sumatera Selatan. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan mengajukan pembiayaan 20 unit Dump Truck. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 09:35 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 10:50 WIB di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatera Selatan.  Survey ke lokasi tambang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2018, perjalanan menggunakan speedboat selama + 2 jam dan jalur darat selama + 4 jam. Saya tiba di lokasi tambang sekitar pukul 16:30 WIB. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas tambang tersebut adalah + 2.100 Ha dan sudah dieksplorasi + 100 Ha. Target produksi perusahaan adalah 2.200.000 MT di tahun 2018. Batu bara yang diproduksi akan diekspor 50% ke China serta India. Untuk 50%nya lagi dijual kepada PLN.

Keesokan harinya di tanggal 26 Januari 2018, saya melakukan kunjungan ke kantor perwakilan perusahaan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 19:15 WIB dan sampai di Jakarta pada 20:25 WIB.


Survey ke-7 : Kalimantan Selatan (03 Mei 2018 - 04 Mei 2018)

Survey ke-7 saya adalah menuju ke lokasi perusahaan yang bergerak di jasa transportasi, ekspedisi, konstruksi, dan rental alat berat. Perusahaan tersebut mengajukan pembiayaan 2 unit Truck Crane yang akan digunakan di tambang batu bara yang berlokasi di Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:45 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:35 WITA di Bandara Syamsudin Noor, Kalimantan Selatan. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju lokasi kantor dan pool perusahaan terlebih dahulu. Pada pukul 11:00 WITA melanjutkan perjalanan menuju lokasi tambang baru bara. Saya sampai disana sekitar pukul 17:00 WITA. Berdasarkan informasi saat survey, bahwa Truck Crane akan digunakan untuk Project Maintenance dan Hoover (penumpahan batu bara), Project Assembling (perakitan), dan Fasility Support (pemindahan container).

Selesai survey selama + 1 jam, saya langsung melakukan perjalanan pulang menuju hotel terdekat dengan bandara. Saya tiba di hotel hampir di jam 24:00. Keesokan harinya, saya menghabiskan waktu dengan beristirahat saja di hotel. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, tiket saya yaitu di jam 18:45 WITA dan sampai di Jakarta pada 20:00 WIB.


Survey ke-8 : Kalimantan Timur (23 Juli 2018 - 24 Juli 2018)

Survey ke-8 saya adalah menuju tambang batu bara di daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan mengajukan pembiayaan 12 unit Dump Truck. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 05:20 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:35 WITA di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Kemudian pada pukul 09:00 WITA melakukan perjalanan ke lokasi tambang batu bara. Survey di lokasi tambang dilakukan pada pukul 13:00 WITA.

Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas tambang tersebut adalah + 545 Ha. Target produksi perusahaan adalah 400.000 MT/tahun. Batu bara yang diproduksi kemudian akan diekspor ke India. Setelah survey, saya menuju ke hotel untuk beristirahat. Kemudian pada pukul 20:00 WITA saya mengunjungi Mahakam Lampion Garden yang berlokasi tidak jauh dari hotel. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta yaitu tanggal 24 Juli 2018, tiket saya yaitu di jam 16:00 WITA dan sampai di Jakarta pada 17:05 WIB.


Survey ke-9 : Kalimantan Timur (24 September 2018 - 25 September 2018)

Survey ke-9 saya adalah menuju 2 tambang batu bara di daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan mengajukan pembiayaan 2 unit Dump Truck dan 1 unit Alat Berat. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 04:55 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 08:05 WITA di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Terlebih dahulu melakukan kunjungan ke kantor perusahaan sampai pukul 12:00 WITA. Kemudian dilanjutkan dengan survey 2 lokasi tambang di Samarinda. Survey selesai dilakukan sekitar pukul 17:00 WITA.

Berdasarkan informasi saat survey, bahwa luas tambang pertama adalah + 45.000 Ha dan tambang kedua adalah + 1.903 Ha . Target produksi perusahaan adalah 2.000.000 MT/tahun. Batu bara yang diproduksi kemudian akan diekspor ke India, Korea, dan China. Setelah survey, saya menuju ke hotel untuk beristirahat. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta yaitu tanggal 25 September 2018, tiket saya yaitu di jam 16:00 WITA dan sampai di Jakarta pada 17:05 WIB.


Survey ke-10 : Riau (06 November 2018 - 07 November 2018)

Survey ke-10 saya adalah menuju tambang batu bara di daerah Kuantan Singingi, Riau. Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara dan mengajukan pembiayaan 6 unit Alat Berat. Perjalanan menaiki pesawat pada pukul 06:00 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan tiba pukul 07:45 WIB di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau. Kemudian pada pukul 08:30 WIB melakukan perjalanan ke lokasi tambang batu bara. Kami sampai di lokasi tambang sekitar pukul 16:00 WIB karena sempat tersasar di perjalanan. Survey hanya dilakukan sebentar saja karena ternyata lokasi tambang baru saja dibuka sehingga hampir belum terlihat adanya aktivitas usaha disana. Kemudian melanjutkan perjalanan pulang menuju hotel di dekat bandara. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta yaitu tanggal 07 November 2018, tiket saya yaitu di jam 16:35 WIB dan sampai di Jakarta pada 18:25 WIB.

Tuesday, August 09, 2022

PERCOBAAN WATAK LAMPU PIJAR

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Memahami Hukum Ohm.

2. Mengetahui hubungan antara tegangan dengan arus, hambatan, dan daya yang dihasilkan.

3. Menentukan nilai tahanan dan daya pada lampu pijar.


B. Teori Dasar

Arus yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan (beda potensial) antara ujung-ujung penghantar atau dinyatakan dengan persamaan I = V / R, dengan I adalah arus (Ampere), V adalah tegangan (Volt), dan R adalah tahanan dari penghantar (Ω). Penghantar yang mengikuti Hukum Ohm adalah penghantar yang linier, maksudnya yaitu :

- Penghantar merupakan konduktor yang baik, bukan semikonduktor.

- Penghantar tidak mengalami perubahan suhu yang signifikan ketika dialiri arus karena bila suhu berubah maka hambatan akan berubah pula.

- Penghantar memiliki induktansi dan kapasitansi rendah atau induktansi sama dengan kapasitansi sehingga impedansi (hambatan) merupakan murni resistansi.

- Nilai resitansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan atau diberikan kepada konduktor tersebut.

Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik, maka dalam penghantar ini ada tenaga listrik yang hilang dan berubah menjadi panas. Dikatakan ada tenaga listrik yang terdisipasi. Besarnya tenaga terdisipasi tiap detiknya atau daya yang terdisipasi adalah P = V I (Watt atau Joule/detik). Karena adanya daya terdisipasi menjadi panas, maka jelaslah bahwa tahanan suatu lampu pijar berubah dengan berubahnya tegangan.


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Voltmeter.

2. Amperemeter.

3. Sumber Tegangan.

4. Lampu Pijar.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Mengatur sumber tegangan sehingga tegangan yang ditunjukan oleh voltmeter 10 volt. Membaca amperemeternya. Mencatat besarnya arus tersebut sebanyak 5x pengulangan.

2. Mengulangi percobaan untuk tegangan 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 volt.


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Lampu pijar yang digunakan pada percobaan tertulis 220 - 240 V / 40 W. Maksudnya adalah lampu pijar tersebut memiliki daya 40 Watt jika tegangan yang diberikan berkisar 220 - 240 Volt. Hal ini dikatakan lampu menyala normal. Jika tegangan yang diberikan kurang dari 220 - 240 Volt, maka lampu tidak akan menyala atau menyala redup. Jika tegangan yang diberikan lebih besar dari 220 - 240 Volt, maka lampu akan menyala sangat terang. 

Arus yang digunakan pada percobaan ini bukan arus DC (arus searah), tetapi AC (arus bolak balik). Jika kita mengamati secara periodik, maka lampu pijar terkadang akan terlihat meredup dan terang kembali terang, walaupun perubahan hanya sedikit. Hal ini membuktikan bahwa arus bolak-balik menunjukkan arah yang selalu berubah secara periodik terhadap waktu sehingga nilai arusnya dan tegangan bolak baliknya selalu berubah-ubah menurut waktu dan mempunyai pola grafik simetris berupa fungsi sinusoida.

Pada percobaan, lampu belum menyala pada tegangan 10 - 20 Volt. Lampu mulai menyala pada tegangan 30 Volt dan semakin terang sampai tegangan 100 Volt. Maka dapat disimpulkan seiring bertambahnya voltase listrik yang digunakan maka semakin tinggi intensitas cahaya, sebab naiknya tegangan memacu naiknya aliran listrik. Dengan membesarnya aliran listrik, maka membesar pula probabilitas terjadinya tumbukan di dalam filamen.

Semakin besar tegangan yang diberikan, maka akan menyebabkan hambatan filamen semakin besar pula. Hal ini dikarenakan, semakin besar tegangan maka akan menimbulkan kenaikan suhu. Dengan adanya peningkatan suhu, hambatan filamen akan semakin meningkat pula. Semakin besar tegangan yang diberikan, maka akan semakin besar pula dayanya. Hal ini terjadi karena adanya disipasi tenaga dalam suatu penghantar, menyebabkan ada tenaga listrik yang hilang dan berubah menjadi panas sehingga daya bertambah besar seiring naiknya tegangan.


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pada Hukum Ohm, arus yang mengalir pada suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan (beda potensial) antara ujung-ujung penghantar dengan rumus V = I R.

2. Semakin besar tegangan yang diberikan, maka besarnya arus (I), hambatan (R), dan daya (P) juga akan semakin meningkat.

3. Nilai tahanan (hambatan) dan daya yang diperoleh pada percobaan yaitu :


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam merangkai rangkaian dalam percobaan.

2. Menguji kabel-kabel penghubung sebelum digunakan dalam percobaan.


H. Daftar Pustaka

belajar.kemendiknas.go.id/indexs.php?display-bahan%20Belajar/Modul%20Online

https://ariefwara.files.wordpress.com/2010/11/Lampu.pdf

id.wikipedia.org/wiki/Lampu-Pijar

mafia.mafiaol.com/2013/04/arus-bolak-balik-alternating current.html

Wednesday, August 03, 2022

PERCOBAAN KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mempelajari definisi koefisien kekentalan zat cair.

2. Mempelajari gaya yang bekerja pada suatu benda yang bergerak jatuh di dalam suatu fluida.

3. Menentukan nilai koefisien kekentalan zat cair (viskositas) suatu fluida.


B. Teori Dasar

Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. 

Kekentalan (viskositas) zat cair secara umum didefinisikan sebagai suatu ukuran atau tetapan yang dimiliki oleh suatu fluida dan menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida (kentalnya fluida). Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas adalah viskometer. Ada beberapa jenis viskometer, salah satunya adalah viskometer bola jatuh - Stokes. Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh di dalam fluida bekerja tiga macam gaya, yaitu :

a. Gaya gravitasi atau gaya berat (W), gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.

b. Gaya apung atau gaya Archimedes (B), arah gaya ini ke atas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu.

c. Gaya gesek (Fg), arahnya ke atas dan besarnya dinyatakan dengan persamaan F= k v.

Untuk menentukan nilai koefisien kekentalan zat cair dapat digunakan persamaan :


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Tabung yang berisi zat cair.

2. Bola-bola kecil.

3. Mikrometer sekrup, jangka sorong, dan mistar.

4. Termometer.

5. Stopwatch.

6. Dua gelang kawat yang melingkari tabung.

7. Areometer.

8. Sendok saringan untuk mengambil bola dari dasar tabung.

9. Timbangan torsi dengan batu timbangnya.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Mengukur diameter tiap-tiap bola dengan mikrometer sekrup. Melakukan 5x pengukuran untuk tiap-tiap bola.

2. Menimbang tiap-tiap bola dengan neraca torsi.

3. Mengukur diameter bagian dalam dari tabung sebanyak 5x pengukuran.

4. Mencatat suhu zat cair sebelum dan sesudah percobaan.

5. Mengukur rapat massa zat cair menggunakan areometer.

6. Menempatkan gelang kawat yang melingkar tabung kira-kira 5 cm di bawah permukaan zat cair dan yang lain kira-kira 5 cm dari dasar tabung.

7. Mengukur jarak jatuh antar kedua gelang kawat.

8. Memasukkan sendok saringan sampai dasar tabung.

9. Mengukur waktu jatuh untuk tiap bola masing-masing 5x pengulangan.

10. Mengubah letak kawat sehingga jarak berubah juga. 


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Koefisien kekentalan zat cair merupakan suatu ukuran atau tetapan yang dimiliki oleh suatu fluida dan menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.

2. Suatu benda (bola) yang jatuh dalam fluida (gliserin) dipengaruhi oleh gaya gravitasi, gaya apung, dan gaya gesek.

3. Pada percobaan diperoleh nilai koefisien kekentalan gliserin adalah 0,395 - 0,570 Pa.s.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam mengukur waktu jatuh bola dalam gliserin.


H. Daftar Pustaka

Buerhe, Frederick J dan Eugene Hecht, Ph.D. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Prasetya, Lea dkk. 1991. Mengerti Fisika. Yogyakarta : Aoldi Offset.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.