Sunday, May 04, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 43)

Mumool

Choi Sang-chul adalah seniman kontemporer Korea yang terus-menerus mempertanyakan hakikat seni melalui metode kerja, tantangan, dan eksperimennya yang unik. Dalam aliran seni abstrak Korea yang terus berkembang sejak tahun 1970-an, Choi telah membangun dunia seninya sendiri yang unik. Selama 50 tahun terakhir berkarya dengan penuh pengabdian, pertanyaan mendasar tetap menjadi inti karyanya, yakni hakikat seni itu sendiri. 

"Apa hakikat melukis? Saya ingin menyaksikan momen ketika sebuah lukisan pertama kali lahir ke dunia ini." Pertanyaan ini mencerminkan kerinduan untuk mengalami momen yang tepat saat sebuah lukisan pertama kali muncul. Sebuah lukisan berasal dari kekacauan—suatu keadaan di mana segala sesuatunya terjerat, tak terbentuk, dan terkompresi dengan energi yang sangat besar. Kemudian, menerobos kekacauan itu seperti sebuah ledakan, sebuah lukisan menampakkan dirinya sendiri. Choi telah menamai penyelidikan ontologis ini ke dalam makna eksistensial seni "Mumool" (Ketiadaan dan Objektivitas). Ia melanjutkan karyanya dalam kesabaran yang hening, menunggu apa yang belum terjadi (Moo) untuk mewujud (Mul). 

Choi menemukan semacam kebebasan dalam ruang kosong yang tidak tersentuh oleh kuas. Kesadaran ini mendorongnya untuk menciptakan dan bereksperimen dengan berbagai alat, dan menolak alat yang dirancang untuk memudahkan melukis. Ia tidak lagi menggunakan kuas, tetapi memperkenalkan alat yang tidak dikenal, tidak terduga, dan tidak dapat dikontrol, sehingga kanvas menjadi ruang untuk kejadian yang tidak disengaja. Dengan mengabaikan keinginan untuk melukis dengan cermat, dengan melepaskan kebutuhan untuk berekspresi, Choi akhirnya menyerahkan peran seniman kepada objek itu sendiri. Dalam tindakan penyerahan diri inilah dunia baru terlihat. 

Untuk seri terbarunya "Mumool", Choi meletakkan kerikil kecil di atas kanvas kosong. Kerikil yang bentuknya tidak beraturan itu menggelinding bebas di atas permukaan yang miring, meninggalkan jejak saat bergerak. Ia mendengarkan getaran batu saat menggelinding di atas kanvas yang kencang dan suara tajam namun berirama saat batu menghantam bingkai kayu di tepinya. Ia mendengarkan bunyi tanda-tanda yang memekakkan telinga ini dalam lintasannya, merasakan munculnya lukisan yang "diciptakan tanpa melukis." 

Karya Choi dipenuhi dengan energi yang mencerminkan tatanan inheren di mana semua hal ada dengan caranya sendiri. Untuk menghadapi dunia yang teratur ini melalui tindakan mengosongkan diri, dibutuhkan perjuangan yang sulit dengan diri sendiri. Dunia tempat kita hidup terus-menerus menuntut lebih banyak hal untuk diisi, dikumpulkan, diciptakan tanpa henti, demi kenyamanan. Namun, Choi dengan keras kepala bergerak ke arah yang berlawanan. Dia secara aktif memilih ketidaknyamanan, merangkul pengurangan, pembuangan, dan pengosongan. Dia bahkan tidak membiarkan dirinya berambisi untuk melukis dengan baik. 

Berdiri di hadapan kemungkinan tak terbatas dari hal yang tidak diketahui, Choi melanjutkan praktiknya dalam keheningan—bukan menginginkan, tetapi menanggapi. Melalui karyanya, orang akan menjumpai dunia seni abstrak kontemporer Korea—dunia yang tidak muncul melalui penegasan, tetapi melalui penyerahan diri kepada apa yang belum terungkap. Pameran karya Choi Sang-chul "Mumool" ini berlangsung pada tanggal 24 April 2025 - 24 Mei 2025 di Baik Art.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 02 Mei 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

No comments:

Post a Comment