Vibes Don't Lie
Adi Dharma, yang biasa dikenal dengan nama Stereoflow, merupakan seniman yang memulai eksplorasi dari seni budaya street art dan hip-hop. Kedua hal tersebut menjadi landasan dalam pendekatannya terhadap lukisannya. Pada pameran tunggalnya sepuluh tahun lalu - Beatscape, ia memperkenalkan pendekatannya dalam menggabungkan prinsip penciptaan musik ke dalam bentuk visual. Melalui warna neon yang berani dengan komposisi yang dinamis, karya dalam Beatscape mencerminkan energi yang sesuai dengan tempo dan ritme yang disusun dalam musik.
Kini dalam pameran tunggal berjudul "Vibes Don't Lie", Stereoflow menampilkan sebuah evolusi artistik. Perubahan yang terjadi karena adanya pertumbuhan usia dan bertambahnya pengalaman. Penggunaan warna yang sebelumnya berani dan mencolok berubah menjadi palet warna yang lebih tenang. Bentuk refleksi atas pendewasaan.
Dalam pameran ini, Stereoflow mengangkat kota sebagai subjek dalam karyanya. Jakarta sebagai kota tempat ia hidup dan berkarya, menjadi pusat dari eksplorasinya. Kota adalah ruang yang penuh paradoks - melalui struktur fisiknya yang menampilkan keteraturan dalam satu sisi, dan penuh kekacauan di sisi lainnya. Melalui komposisi yang terkesan tidak teratur, Stereoflow justru menemukan pola dan harmoni yang tidak terduga. Kedua elemen itu tidak hanya berdampingan tetapi juga saling menguatkan, menciptakan sebuah narasi visual.
Stereoflow menggunakan bentuk dan warna yang acak sebagai hasil dari interpretasi atas tata ruang. Penggunaan warna yang berbenturan, mencerminkan keanekaragaman visual yang ditemuinya dalam keseharian hidup di Jakarta. Tidak hanya dari segi warna, bentuk dalam karya Stereoflow juga mencerminkan dualitas ini. Garis-garis tegas yang diciptakan dengan teknik hard edge menunjukkan keteraturan yang khas dari kehidupan urban, sementara semprotan spray paint mencerminkan kebebasan dan spontanitas yang menggambarkan energi liar kota. Komponen bentuk dan warna yang saling tumpang tindih ini pada akhirnya melahirkan sebuah keserasian. There is chaos in order and order in chaos.
Pameran ini hadir sebagai interpretasi Stereoflow sebagai seniman sekaligus individu dalam sebuah ekosistem. Pola dan warna yang dituangkan di atas kanvas dan tembok digambarkan berdasar pada pengalaman individu dan struktur sosial tempatnya berada. Dalam setiap karya, Stereoflow menangkap esensi kota sebagai ruang yang hidup dan terus bergerak. Tidak ada pesan eksplisit atau narasi tunggal dalam karya-karyanya - hanya interpretasi jujur dari apa yang ia lihat dan rasakan.
Melalui "Vibes Don't Lie", Stereoflow ingin mengajak audiens untuk terlibat dalam pengalaman sensoris, dimana karya tidak sekedar hanya dilihat, melainkan juga dirasa. Stereoflow ingin memberikan ruang untuk kita mengeksplorasi perasaan atas keragaman dari kota, entah dalam bentuk fisik maupun perasaan. Pameran ini adalah sebuah ajakan untuk menemukan sinestesia dari sebuah karya seni yang ekspresif. Pameran ini berlangsung pada tanggal 25 Januari 2025 - 16 Februari 2025 di Rachel Gallery.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 07 Februari 2025.
Note :
Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.
No comments:
Post a Comment