Saturday, December 31, 2022

BERBAGI TULISAN (ACAK) : SURABAYA DAN IJEN (2 DARI 2)

Perjalanan menuju Kawah Ijen yaitu sekitar pukul 17:10 WIB dari Stasiun Pasar Turi yang merupakan lokasi penjemputan Open Trip ini. Untuk harga Open Trip ini yaitu Rp 350.000,-/orang. Harga termasuk biaya transportasi perjalanan dan tiket masuk wisata saja. Selama perjalanan, kami mampir ke rumah makan bernama RM Setia yang berlokasi di Jl Raya Kalianget Banyuglugur, Karang Malang, Kalianget, Situbondo, Jawa Timur sebelum pendakian.

Kawah Ijen merupakan sebuah danau di atas Gunung Ijen yang terbentuk akibat proses letusan Gunung Ijen. Gunung Ijen terakhir meletus pada tahun 1999. Kawah Ijen terletak di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut dan terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi. Selain adanya penambang belerang tradisonal disini, hal yang menarik perhatian lainnya adalah Blue Fire atau Api Biru yang akan muncul pada dini sampai pagi hari di kawah belerang Gunung Ijen. Fenomena Api Biru ini hanya ada 2 di dunia, yaitu di Ijen dan Islandia.

27 November 2022 - 28 November 2022

Kami tiba di Pos Pendakian Paltuding sekitar pukul 02:00 WIB. Pos Paltuding adalah pintu gerbang masuk Taman Wisata Kawah Alam Kawah Ijen. Sebelum pendakian, kami diberikan briefing terlebih dahulu. Disini kami menyewa masker gas seharga Rp 25.000,-/orang yang akan digunakan di spot blue fire nanti. Kami memulai pendakian yaitu sekitar pukul 02:30 WIB. Selama pendakian, akan ada ojek gerobak dorong yang dapat mengantar pengunjung. Harganya tidak pasti sehingga bisa dilakukan tawar-menawar. Teman saya membayar Rp 600.000,- untuk pendakian naik dan turun. Satu gerobak umumnya hanya dapat membawa 1 orang dewasa saja. Saya memutuskan untuk mendaki secara mandiri saja. Saya tiba di atas sekitar pukul 04:30 WIB dan sangat disayangkan saya tidak dapat menemukan Blue Fire di hari ini. Ini adalah foto-foto yang saya atau teman saya ambil saat pendakian.

Sedangkan ini adalah foto yang diambil oleh Fotografer Open Trip kami.

Untuk turun pendakian, saya menggunakan jasa ojek gerobak dorong dengan harga Rp 200.000,-. Saya sudah tiba di bawah sekitar pukul 07:30 WIB. Kemudian, dilanjutkan dengan sarapan pagi, beristirahat, dan berganti pakaian. Ini adalah foto kendaraan yang kami gunakan saat Open Trip. Peserta Open Trip ini berjumlah + 30 orang.

Sekitar pukul 11:30, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Kabupaten Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Daya tarik wisata dengan branding wisata "Africa Van Java"  adalah Taman Nasional Baluran. Saat musim kemarau dapat melihat panorama yang mirip dengan daratan Afrika, namun di kala musim hujan pemandangannya hijau mempesona dengan latar belakang Gunung Baluran. Terdapat pula Savana Bekol dengan rerumputan dan pepohonan yang eksostis menjadi habitat satwa seperti kerbau, banteng, rusa, kera, lutung, merak, dan ular serta beberapa jenis burung kecil menjadi pemandangan menakjubkan serasa di Afrika.

Saat tiba di visitor center, kami makan siang terlebih dahulu.

Disini kami hanya melakukan explore ke Savana Bekol saja, sedangkan untuk Pantai Bama dan Hutan Mangrove tidak dilakukan karena kendala waktu. Ada beberapa peserta Open Trip lainnya yang akan melanjutkan Open Trip menuju ke Bromo. Sekitar pukul 14:00 WIB, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Stasiun Pasar Turi. Di perjalanan pulang, kami kembali mampir makan ke RM Setia sekitar pukul 18:00 WIB. Setelah selesai makan di RM Makan Setia, perjalanan pulang kami tidak berjalan dengan mulus karena terdapat kendala pada kendaraan yang kami gunakan. Kendaraan mengalami mogok sehingga pada akhirnya kami baru sampai di Stasiun Pasar Turi sekitar pukul 02:00 WIB di tanggal 28 November 2022. Pada hari ini, kami kembali menginap di Twin Tower Hotel Surabaya (Kamar B71).

Untuk perjalanan pulang, kami menaiki kereta dari Stasiun Pasar Turi pada pukul 09:35 WIB dan tiba di Stasiun Gambir pada pukul 17:45 WIB (Selesai).

Sunday, December 25, 2022

BERBAGI TULISAN (ACAK) : SURABAYA DAN IJEN (1 DARI 2)

Pada tanggal 24 November - 28 November 2022, saya dan teman saya pergi menuju Surabaya untuk kulineran. Selain itu, kami juga mengikuti Open Trip menuju Kawah Ijen dan Baluran.

24 November 2022 - 25 November 2022

Kami menaiki kereta dari Stasiun Gambir pada tanggal 24 November 2022 pukul 21:15 WIB dan tiba di Stasiun Surabaya Pasar Turi pada tanggal 25 November 2022 sekitar pukul 07:30 WIB. Kami menyewa mobil selama 12 jam yaitu dari pukul 08:00 - 20:00 WIB. Kulineran kami meliputi :

1. Warung Nasi Cumi-Cumi Ibu Atun

Berlokasi di Jl. Waspada No. 30, Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Sekitar pukul 08:00 WIB, kami sarapan terlebih dahulu. Kami memesan nasi campur (harga Rp 25.000,-/porsi) dan nasi komplit (harga Rp 30.000,-/porsi).

2. Cakue Peneleh

Berlokasi di Pasar Atom, Jl. Bunguran No. 45, Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Sekitar pukul 09:30 WIB, kami membeli berbagai macam snack. Kami memesan cakue, pisang madu dan coklat, cinco kuno, bakpao isi, sate fantasi, ote-ote, kue lobak, dan ronde.

Sekitar pukul 11:00 WIB kami menuju ke Alun-Alun Surabaya yang berlokasi di Jl. Gubernur Suryo No. 15, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Sambil menunggu sopir melaksanakan Sholat Jumat, kami melanjutkan kulineran ke :

3. Zangrandi Ice Cream

Berlokasi di Jl. Yos Sudarso No. 15, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya (tepat berada di seberang Alun-Alun Surabaya). Sekitar pukul 11:30, kami memesan avocadocano (harga Rp 54.000,-/porsi) dan rocky canyon (harga Rp 50.000,-/porsi).

4. Rawon Kalkulator 

Berlokasi di Sentra PKL Taman Bungkul, Jl. Raya Darmo, Darmo, Wonokromo, Surabaya. Sekitar pukul 12:45 WIB, kami memesan rawon (harga Rp 30.000,-/porsi).

Selesai makan siang, sekitar pukul 13:15 kami melanjutkan perjalanan membeli oleh-oleh di Bogajaya. Berlokasi lengkap di Jl. Genteng Besar No. 69, Genteng, Genteng, Surabaya. Kami membeli kue pia nyonya (harga Rp 85.500,-/box) dan almond crispy (harga Rp 49.500,-/box).

Selesai membeli oleh-oleh sekitar pukul 14:30 WIB, kami menuju hotel untuk check in. Kami menginap di Twin Tower Hotel Surabaya (Kamar B65). Berlokasi lengkap di Jl. Kalisari I No. 1, Kapasari, Genteng, Surabaya. 

Selesai kami mandi dan bersiap-siap, kami melanjutkan perjalanan menuju Surabaya North Quay (SNQ). Berlokasi di Pelabuhan Tanjung Perak, Pabean Cantikan, Surabaya. Kami tiba sekitar pukul 16:30 WIB. Kami berada disana sampai pukul 17:30 WIB. Tiket masuknya adalah Rp 10.000,-/orang.

Kemudian, kami melanjutkan kulineran ke :

5. Sate Kelopo Ondomohen Bu Asih

Berlokasi di Jl. Walikota Mustajab No. 36, Ketabang, Genteng, Surabaya. Sekitar pukul 18:00 WIB kami memesan sate daging/lemak (Rp 36.000,-/porsi) dan sate campur (Rp 38.000,-/porsi).

Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Tunjungan Plaza yang berlokasi di Jl. Jenderal Basuki Rachmat No. 8-12, Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya. Kami tiba disana sekitar pukul 18:40 WIB. Kami hanya berkeliling sebentar saja disana. Kami sudah sampai di hotel kembali sekitar pukul 20:00 WIB. Kemudian, kami mandi dan beres-beres. Malam harinya, kami juga memesan makanan secara online yaitu Bubur Ayam Mang Endut yang berlokasi di Jl. Kedungsari No. 43, Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya. Lalu kami istirahat.


26 November 2022

Kami bangun tidur sekitar pukul 08:30 WIB, lalu melanjutkan kulineran ke :

6. Nasi Empal Pengampon 

Berlokasi di Pengampon II No. 3, Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Kami memesan nasi empal (harga Rp 38.000,-/porsi) dan bubur hongkong (harga Rp 40.000,-/porsi). Kami selesai makan sekitar pukul 09:15 WIB.

Kemudian, kami mandi dan beres-beres sebelum check out sampai pukul 12:00 WIB. Kami menitip sebagian barang bawaan kami di hotel karena pada tanggal 27 November 2022 kami akan menginap disini kembali. Kemudian, kami melanjutkan kulineran ke :

7. Depot Bu Rudy

Berlokasi di Jl. Anjasmoro No. 45, Sawahan, Sawahan, Surabaya. Sekitar pukul 12:30 WIB, kami memesan nasi campur (harga Rp 32.000,-/porsi), nasi udang empal (harga Rp 30.000,-/porsi), dan gulai kambing (harga Rp 35.000,-/porsi). Kemudian, kami juga membeli oleh-oleh sambal bawang (harga Rp 25.000,-/botol). Kami selesai membeli oleh-oleh disana sekitar pukul 14:00 WIB.

8. Es Teler Pacarkeling dan Bakso Pak No

Berlokasi di Jl. Penataran No. 2, Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya. Sekitar pukul 14:10 WIB, kami memesan es teler (harga Rp 20.000,-/porsi) dan es campur (harga Rp 20.000,-/porsi).

9. Es Coklat Tambah Umur 1950

Berlokasi di Jl. Simokerto No. 49, Simokerto, Simokerto, Surabaya. Sekitar pukul 14:50 WIB, kami memesan es coklat (harga Rp 10.000,-/porsi).

Lalu kami kembali menuju lobi hotel untuk beristirahat dan menunggu penjemputan Open Trip kami ke Kawah Ijen dan Baluran pada pukul 17:00 WIB di Stasiun Surabaya Pasar Turi. Pada pukul 16:30 WIB, kami menuju ke Stasiun Surabaya Pasar Turi (Berlanjut di Part 2).

Monday, December 19, 2022

CONTOH SOAL KIMIA DASAR : KOLOID DAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

KOLOID

1. Apakah perbedaan antara cara dispersi dan cara kondensasi ?

Jawab :

Dispersi adalah cara yang dilakukan dengan mengubah partikel ukuran besar menjadi partikel koloid (memecah molekul besar menjadi molekul kecil). Caranya yaitu dengan :

a. Mekanik, dilakukan dengan cara penggilingan atau penggerusan. Contohnya penggilingan kacang pada pembuatan tahu atau penggerusan belerang dan gula menjadi sol belerang.

b. Busur Bredig, dengan mengalirkan arus listrik melalui 2 elektroda logam yang tercelup di dalam suatu pelarut. Elektroda yang biasa digunakan yaitu platina, perak, dan emas.

c. Peptisasi, dilakukan dengan penambahan ion sejenis pada suatu endapan. Contohnya endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

d. Homogenisasi, dilakukan dengan menggunakan mesin. Contohnya pembuatan susu.


Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel yang lebih kecil menjadi partikel-partikel koloid. Caranya yaitu dengan :

a. Reaksi redoks, contohnya pembuatan sol belerang.

2 H2S + SO2 → 3 S + 2 H2O

b. Hidrolisis, contohnya pembuatan Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3.

FeCl3 + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 HCl

c. Reaksi substitusi, contohnya pembuatan sol As2S3 dari H3AsO3.

2 H3AsO3 + 3 H2S → As2S3 + 6 H2O

d. Reaksi penggaraman, contoh sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, dan BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi encer.


2. Bagaimana pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dan minyak tanah ?

Jawab : 

Larutan sabun memiliki efek Tyndall sehingga dapat dikatakan juga larutan sabun adalah koloid yang berupa buih berfase terdispersi gas dan medium pendispersi cair. Larutan sabun memiliki 2 kutub yaitu polar yang bersatu dengan air dan non polar yang bersatu dengan minyak. Dengan adanya dua kutub ini, membuat larutan sabun menjadi emulgator (pembentuk emulsi) yang dapat menyebabkan air dan minyak tanah bersatu.


3. Apakah pengaruh konsentrasi larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid ?

Jawab :

Semakin besar konsentrasi larutan, daya tarik menarik antara partikel elektrolit dan partikel koloid semakin kuat sehingga akhirnya koagulasi atau penggumpalan berlangsung lebih cepat.


4. Apakah pengaruh muatan ion terhadap kestabilan koloid ? Apakah pengaruh itu sama kuat terhadap kedua sel ?

Jawab :

Semakin besar muatan ion suatu zat atau partikel, maka semakin baik dan cepat koloid tersebut mencapai kestabilan. Hal ini dikarenakan adanya muatan ion, menyebabkan partikel akan tolak menolak dan mencegah terjadinya agregasi yang dapat menyebabkan pengendapan.

Pengaruh muatan ion berbeda kuatnya terhadap kedua sel. 

Pada koloid positif akan mudah terkoagulasi jika ditambahkan elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar. Contohnya koloid Fe(OH)3 yang bermuatan positif, lebih mudah dikoagulasikan oleh H2SO4 daripada HCl karena jumlah elektrolit H2SO4 lebih banyak daripada HCl.

Pada koloid negatif akan mudah terkoagulasi jika ditambahkan elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar. Contohnya koloid As2S3 yang bermuatan negatif, lebih mudah dikoagulasikan oleh MgCl2 daripada KCl.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

5. Bagaimana cara menentukan suhu yang menunjukkan titik didih dan titik beku larutan ?

Jawab :

Cara menentukan suhu yang menunjukkan titik didih dan titik beku larutan yaitu dengan membaca skala termometer saat suhunya stabil (konstan), maka suhu tersebut adalah titik didih atau titik bekunya.


6. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap kenaikan titik didih pada larutan yang sama ?

Jawab : 

Larutan yang sama dengan konsentrasi lebih besar memiliki titik didih yang lebih besar karena konsentrasi suatu zat (M) berbanding lurus dengan molalitas (m) larutan. Semakin besar molalitas larutan, maka semakin besar pula kenaikan titik didihnya. Atau dapat dijelaskan dengan larutan yang memiliki konsentrasi yang tinggi mengandung partikel zat terlarut lebih banyak sehingga lebih lama untuk mendidih.


7. Bagaimana titik didih larutan dibandingkan dengan titik didih air suling ?

Jawab :

Semua larutan (NaCl 0,1M dan NaCl 0,5M serta Urea 0,1M dan Urea 0,5M) memiliki titik didih yang lebih besar daripada air suling karena untuk mendidihkan suatu larutan dibutuhkan kalor yang lebih besar dan waktu yang lebih lama dalam mendidihkan zat terlarutnya.


8. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku air suling ?

Jawab :

Titik beku larutan selalu lebih rendah dibandingkan air suling, sebab akan dibutuhkan lebih banyak energi untuk melepas kalor dari larutan yang mengandung partikel zat terlarut dan membuatnya menjadi beku.

Tuesday, December 13, 2022

PRAKTIKUM KIMIA DASAR : SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Koligatif berasal dari bahasa Yunani "colligare" yang artinya kumpulan karena sifat ini bergantung dari banyaknya kumpulan partikel terlarut dalam larutan. Percobaan yang dilakukan meliputi :

1. Kenaikan Titik Didih

Pada percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung reaksi; gelas kimia 250 mL; termometer; batang pengaduk; pemanas; statif dan klem; air suling; larutan NaCl 0,1M; larutan NaCl 0,5M; larutan Urea 0,1M; dan larutan Urea 0,5M. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menetukan titik didih suatu larutan sampai konstan, lalu membandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan pada kenaikan titik didihnya.

Cara kerja dalam praktikum ini, yaitu memasukkan air dan larutan yang akan diuji untuk menentukan titik didihnya. Pada praktikum ini, air suling diganti dengan minyak goreng. Kemudian, menggantungkan termometer pada statif sehingga ujungnya berada pada minyak goreng atau larutan lain yang akan diuji pada gelas kimia. Gelas kimia itu kemudian dipanaskan hingga mencapai 90℃. Ketika sudah mencapai 90℃, mulai mencatat kenaikan titik didihnya setiap 15 sekon sekali hingga akhir kenaikan titik didihnya tetap atau konstan.

Pada percobaan ini, diperoleh suhu konstan sebagai berikut.

a. Air suling yaitu 94℃. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih air sulung yang sebenernya adalah 100℃. Kemungkinan besar kesalahan disebabkan waktu pencatatan suhu terlalu cepat padahal belum mencapai suhu konstannya.

b. NaCl 0,1M, konstan saat suhu 100℃.

c. NaCl 0,5M, konstan saat suhu 101℃.

d. Urea 0,1M, konstan saat suhu 98℃.

e. Urea 0,5M, konstan saat suhu 100℃.

Dari hasil yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi (M) larutan, maka suhu untuk mencapai titik didihnya hingga konstan akan semakin besar dan lebih lama.

Sedangkan, dari perhitungan diperoleh suhu konstan sebagai berikut ini.

a. Air suling yaitu 94℃.

b. NaCl 0,1M, konstan saat suhu 100,00532℃.

c. NaCl 0,5M, konstan saat suhu 100,02765℃.

d. Urea 0,1M, konstan saat suhu 100,002765℃.

e. Urea 0,5M, konstan saat suhu 100,01383℃.

(Perhitungan pada Lampiran)


2. Penurunan Titik Beku

Pada percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung reaksi; termometer; batang pengaduk; sendok makan; air suling; larutan NaCl 0,1M; larutan NaCl 0,5M; larutan Glukosa 0,1M; dan larutan Glukosa 0,5M; garam dapur secukupnya; dan batu es secukupnya. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menetukan penurunan titk beku suatu larutan.

Cara kerja dalam praktikum ini, yaitu meletakkan es batu secukupnya pada nampan, kemudian ditambahkan dengan garam secukupnya. Pemberian garam ini bertujuan agar es tidak mudah melebur atau mencair. Kemudian, menggerakkan pengaduk hingga air suling atau larutan yang diuji membeku. Mencatat waktu penurunan titik beku ini setiap 15 sekon sampai suhu konstannya.

Pada percobaan ini, diperoleh suhu konstan sebagai berikut.

a. Air suling yaitu 0℃.

b. NaCl 0,1M, konstan saat suhu -0,5℃.

c. NaCl 0,5M, konstan saat suhu -1,5℃.

d. Glukosa 0,1M, konstan saat suhu -0,3℃.

e. Glukosa 0,5M, konstan saat suhu -2,5℃.

Dari hasil yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi (M) larutan, maka suhu untuk mencapai titik bekunya hingga konstan akan semakin rendah.

Sedangkan, dari perhitungan diperoleh suhu konstan sebagai berikut ini.

a. Air suling yaitu 0℃.

b. NaCl 0,1M, konstan saat suhu -0,02℃.

c. NaCl 0,5M, konstan saat suhu -0,099℃.

d. Glukosa 0,1M, konstan saat suhu -0,0099℃.

e. Glukosa 0,5M, konstan saat suhu -0,05℃.

(Perhitungan pada Lampiran)


3. Tekanan Osmotik

Pada percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu corong tistel; gelas kimia; kertas selopan; karet gelang; dan sirop. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami proses osmosis melalui membran semi permeabel.

Cara kerja dalam praktikum ini, yaitu memasukkan sirop ke dalam corong tistel secukupnya. Lalu ditutupi dengan kertas selopan yang diikat dengan karet gelang. Setelah beberapa saat diamati, terjadi perubahan ketinggian (pertambahan dari titik awal) sebagai berikut.

a. 3 menit = 1,1 cm.

b. 5 menit = 1,4 cm.

c. 10 menit = 2,1 cm.

Pada praktikum ini, air dalam gelas kimia masuk ke dalam sirop melalui membran semi permeabel. Pada praktikum ini merupakan peristiwa osmosis yaitu perpindahan zat dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi (hipotonik - hipertonik). Hal inilah yang menyebabkan penambahan tinggi sirop dari 3 - 10 menit. Selain itu, kenaikan atau pertambahan ini disebabkan karena adanya gerakan molekul-molekul air menuju sirop melalui kertas selopan.


Lampiran Perhitungan

1. Kenaikan Titik Didih

a. Air Suling (Kb air = 0,52℃m⁻¹)

- Berdasarkan pengamatan

Tb = 94℃

𝛥Tb = Tb° - Tb = 94℃ - 94℃ = 0℃

- Berdasarkan perhitungan

Tb = 𝛥Tb = 0℃


b. NaCl 0,1M (Larutan Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tb NaCl 0,1M = 100℃

- Berdasarkan perhitungan

NaCl → Na⁺ + Cl⁻

i = 1 + (n-1) 𝛼 = 1 + (2-1) 1 = 2

𝛥Tb = M . V . [1.000/gr (p)] . Kb . i

𝛥Tb = 0,1 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 0,52 . 2

𝛥Tb = 0,00532℃

Tb = Tb° + 𝛥Tb = 100 + 0,00532 = 100,00532℃


c. NaCl 0,5M (Larutan Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tb NaCl 0,5M = 101℃

- Berdasarkan perhitungan

NaCl → Na⁺ + Cl⁻

i = 1 + (n-1) 𝛼 = 1 + (2-1) 1 = 2

𝛥Tb = M . V . [1.000/gr (p)] . Kb . i

𝛥Tb = 0,5 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 0,52 . 2

𝛥Tb = 0,02765℃

Tb = Tb° + 𝛥Tb = 100 + 0,02765 = 100,02765℃


d. Urea 0,1M (Larutan Non Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tb Urea 0,1M = 98℃

- Berdasarkan perhitungan

𝛥Tb = M . V . [1.000/gr (p)] . Kb

𝛥Tb = 0,1 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 0,52

𝛥Tb = 0,002765℃

Tb = Tb° + 𝛥Tb = 100 + 0,002765 = 100,002765℃


e. Urea 0,5M (Larutan Non Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tb Urea 0,5M = 100℃

- Berdasarkan perhitungan

𝛥Tb = M . V . [1.000/gr (p)] . Kb

𝛥Tb = 0,5 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 0,52

𝛥Tb = 0,01383℃

Tb = Tb° + 𝛥Tb = 100 + 0,01383 = 100,01383℃


2. Penurunan Titik Beku

a. Air Suling (Kf air = 1,86℃m⁻¹)

- Berdasarkan pengamatan

Tf = 0℃

𝛥Tf = Tf° - Tf = 0℃ - 0℃ = 0℃

- Berdasarkan perhitungan

Tf = 𝛥Tf = 0℃


b. NaCl 0,1M (Larutan Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tf NaCl 0,1M = -0,5℃

- Berdasarkan perhitungan

𝛥Tf = M . V . [1.000/gr (p)] . Kf . i

𝛥Tf = 0,1 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 1,86 . 2

𝛥Tf = 0,020℃

Tf = Tf° - 𝛥Tf = 0 - 0,020 = -0,02℃


c. NaCl 0,5M (Larutan Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tf NaCl 0,5M = -1,5℃

- Berdasarkan perhitungan

𝛥Tf = M . V . [1.000/gr (p)] . Kf . i

𝛥Tf = 0,5 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 1,86 . 2

𝛥Tf = 0,099℃

Tf = Tf° - 𝛥Tf = 0 - 0,099 = -0,099℃


d. Glukosa 0,1M (Larutan Non Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tf Glukosa 0,1M = -0,3℃

- Berdasarkan perhitungan

𝛥Tf = M . V . [1.000/gr (p)] . Kf

𝛥Tf = 0,1 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 1,86

𝛥Tf = 0,0099℃

Tf = Tf° - 𝛥Tf = 0 - 0,0099 = -0,0099℃


e. Glukosa 0,5M (Larutan Non Elektrolit)

- Berdasarkan pengamatan

Tf Glukosa 0,5M = -2,5℃

- Berdasarkan perhitungan

𝛥Tf = M . V . [1.000/gr (p)] . Kf

𝛥Tf = 0,5 . 5x10⁻³ [1.000/94] . 1,86

𝛥Tf = 0,05℃

Tf = Tf° - 𝛥Tf = 0 - 0,05 = -0,05℃

Wednesday, December 07, 2022

PRAKTIKUM KIMIA DASAR : KOLOID

Koloid adalah jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Umumnya, koloid berukuran 1 nm hingga 100 nm. Meskipun koloid merupakan jenis campuran, namun koloid berbeda dengan larutan dan suspensi. Ukuran partikel suspensi > 100 nm dan larutan sejati < 1 nm. Percobaan yang dilakukan meliputi :

1. Pembuatan Sol dengan Cara Dispersi

Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu belerang (warna kuning), gula, air, gelas kimia, lumpang, dan alu. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat sol belerang dengan cara dispersi, tepatnya melalui cara mekanik (dengan penggerusan). Dimulai dengan mencampur satu bagian gula dan belerang. Kemudian, digerus hingga halus. Hasil penggerusan ditambahkan dengan satu bagian gula lagi. Penggerusan dilakukan sampai dengan penambahan gula sebanyak 4x. Tujuan dari penggerusan berulang ini agar partikel-partikel yang terkandung dalam belerang dapat didispersikan menjadi partikel-partikel koloid.

Setelah dilakukan penggerusan, lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia. Lalu ditambahkan dengan air. Setelah dicampur air, warna medium pendispersinya (air) menjadi keruh (seperti warna susu), sedangkan endapannya berwarna kuning muda. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara partikel-partikel koloid dengan partikel gula sehingga mengakibatkan warna sulfur menjadi kuning muda. Warna keruh pada gelas kimia tersebut merupakan sol belerang dan endapannya adalah sebagai wujud dari perubahan partikel kasar menjadi partikel-partikel koloid. Selanjutnya, sol belerang disimpan untuk digunakan dalam percobaan Efek Tyndall.


2. Pembuatan Sol dengan Cara Kondensasi

Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu 50 mL air, larutan FeCl3 jenuh (setetes), batang pengaduk, gelas kimia, kaki tiga, dan alat pembakarnya. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat sol Fe(OH)3 dengan cara kondensasi. Dimulai dengan memanaskan 50 mL air di dalam gelas kimia. Setelah mendidih, menambahkan setetes FeCl3 (warna awal larutan adalah coklat tua) pada tabung reaksi. Kemudian dilakukan pengadukan sehingga larutan menjadi berwarna coklat bening.

Pembuatan sol Fe(OH)3 ini merupakan pengubahan partikel larutan sejati menjadi partikel koloid. Pengubahan larutan sejati menjadi partikel koloid ini menggunakan prinsip hidrolisis, yaitu FeCl3 bereaksi dengan H2O (air) sehingga dihasilkan sol Fe(OH)3. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

FeCl3 + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 HCl

Setelah air mendidih kira-kira selama 20 menit ditambah FeCl3 menghasilkan sol Fe(OH)3. Selanjutnya, sol Fe(OH)3 disimpan untuk digunakan dalam percobaan Efek Tyndall.


3. Pembuatan Emulsi

Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu 4 buah tabung reaksi, 1 mL minyak tanah, 1 mL premium, 1 mL pertamax, stopwatch, larutan sabun, dan air. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ada tidak terpisahnya zat setelah dicampur air atau diteteskan dengan larutan sabun.

Percobaan dimulai dengan memasukkan terlebih dahulu 1 mL minyak tanah, 1 mL premium, 1 mL minyak goreng, dan 1 mL pertamax pada tabung reaksi. Kemudian, pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan 5 mL air. Ketika ditambahkan air, ke empat zat terpisah dengan air dimana zat tersebut berada di permukaan tabung bagian atas. Keempat zat tersebut di atas permukaan karena memiliki massa jenis (𝜌) yang lebih kecil dari air. Jika diurutkan, urutan adalah 𝜌 minyak tanah < 𝜌 pertamax < 𝜌 premium < 𝜌 minyak goreng < 𝜌 air. Hal ini menyebabkan pemisahan tercepat adalah pada zat dengan massa jenis terkecil. Berdasarkan perhitungan waktu dengan stopwatch bahwa pemisahan minyak tanah + air adalah 16,19 detik ; pertamax + air adalah 35,39 detik ; premium + air adalah 1,26 menit ; dan minyak goreng + air adalah 9,46 menit.

Setelah itu, keempat campuran ditambahkan larutan sabun sebanyak 15 tetes. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah keempat zat itu akan memisah atau tidak. Setelah penetesan dilakukan, keempat zat tersebut ternyata menyatu atau tidak memisah. Penyatuan ini terjadi karena larutan sabun memiliki dua kutub yaitu polar yang bersatu dengan air dan non polar yang bersatu dengan keempat zat tersebut. Dengan adanya dua kutub ini, membuat larutan sabun menjadi emulgator (pembentuk emulsi) yang dapat menyebabkan air dan zat-zat menyatu. Jika diurutkan yang terlebih dahulu menyatu adalah air + sabun + pertamax. Lalu diikuti dengan minyak goreng, minyak tanah, dan premium.


4. Efek Tyndall

Dalam percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu 5 gelas kimia, senter, K2CrO4 5%, sol Fe(OH)3, sol belerang, CuSO4, dan air. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati berkas cahaya dari senter dan perbedaan larutan dan sol ketika diterangi dengan senter.

Percobaan dimulai dengan memasukkan K2CrO4 5%, sol Fe(OH)3, sol belerang, CuSO4, dan air ke dalam gelas kimia. Kemudian diterangi dengan senter. Dari percobaan yaitu :

a. K2CrO4 : seluruh berkas sinar tidak tertahan atau menembus.

b. Sol Fe(OH)3 : berkas sinar dihamburkan, warna penghamburan lebih muda.

c. Sol Belerang : berkas sinar dihamburkan.

d. CuSO4 : seluruh berkas sinar tidak tertahan atau menembus

e. Air : seluruh berkas sinar tidak tertahan atau menembus.

Dari percobaan ini, dapat diketahui bahwa sol Fe(OH)3 dan sol belerang merupakan koloid, sedangkan K2CrO4 5%, CuSO4, dan air (pelarut) merupakan larutan.

Thursday, December 01, 2022

PRAKTIKUM KIMIA DASAR : STOIKIOMETRI

Stoikiometri berasal dari kata "stoicheion" dalam bahasa Yunani berarti mengukur. Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila reaktan dalam reaksi habis seluruhnya. Percobaan yang dilakukan meliputi :

1. Percobaan I : 25mL NaOH 0,5M dan 5mL CuSO4 0,5M

Pada percobaan I, digunakan 25mL NaOH dan 5mL CuSO4 dengan masing-masing konsentrasi larutan 0,5M. Kedua larutan dimasukkan ke dalam gelas kimia dengan memasukkan NaOH terlebih dahulu. Ketika larutan CuSO4 dituangkan pada NaOH terlihat endapan turun ke dasar gelas kimia. Kemudian, menempelkan kertas saring pada corong dengan menambahkan sedikit air untuk memudahkan penempelan kertas saring. Lalu meletakkan corong tersebut pada erlenmeyer. Setelah itu, meletakkan pengaduk di dalamnya. Adanya pengaduk adalah untuk membantu dalam menuangkan larutan tadi. Campuran 25mL NaOH dan 5mL CuSO4 tadi menghasilkan warna larutan yang bening. Warna endapan pada larutan ini adalah biru kehitaman. Perobaan ini jika dituliskan dalam reaksi kimia yaitu :

2 NaOH + CuSO4 → Na2SO4 + Cu(OH)2

Sebelum penyaringan, telah dilakukan penimbangan kertas saring terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar mengetahui berat endapan yang diperoleh dari hasil pencampuran 25mL NaOH dan 5mL CuSO4 tadi. Berdasarkan penimbangan, berat kertas saring pada percobaan yaitu 1,1 gram. Setelah dilakukan pengeringan pada kertas saring dengan endapan, diperoleh hasil 3,7 gram. Ini berarti bahwa berat endapan tersebut adalah 2,6 gram.


2. Percobaan II : 15mL NaOH 0,5M dan 15mL CuSO4 0,5M

Pada percobaan II, digunakan 15mL NaOH 0,5M dan 15mL CuSO4 0,5M. Kedua larutan dimasukkan ke dalam gelas kimia dengan memasukkan NaOH terlebih dahulu. Sebelum melakukan penyaringan, kertas saring ditimbang terlebih dahulu dengan berat 1,0 gram. Larutan campuran 15mL NaOH 0,5M dan 15mL CuSO4 0,5M berwarna biru muda dengan warna endapan hijau toska. Setelah itu, penjemuran dilakukan. Saat penimbangan diperoleh 3,9 gram. Ini berarti bahwa berat endapan tersebut adalah 2,9 gram.


3. Percobaan III : 5mL NaOH 0,5M dan 25mL CuSO4 0,5M

Pada percobaan III, digunakan 5mL NaOH 0,5M dan 25mL CuSO4 0,5M. Kedua larutan dimasukkan ke dalam gelas kimia dengan memasukkan NaOH terlebih dahulu. Ketika 25mL CuSO4 0,5M dituangkan, larutan menjadi berwarna biru tua dan warna endapan biru kehijauan.  Sebelum melakukan penyaringan, kertas saring ditimbang terlebih dahulu dengan berat 1,1 gram. Setelah itu, penjemuran dilakukan. Saat penimbangan diperoleh 1,8 gram. ni berarti bahwa berat endapan tersebut adalah 0,7 gram.