Articulating Otherwise
Gambar-dalam-gambar; layar yang terbagi dua; atau jendela di atas jendela—Anda dapat menampilkannya di depan atau di belakang, sepenuhnya terserah Anda. Kita menjalani hidup yang dipenuhi teks dengan warna berbeda dan garis bawah, membawa kita ke berbagai tempat; ikon kecil berbentuk panah atau pesawat kertas yang membantu kita tetap terhubung; gerakan swipe ke atas tanpa henti, seolah mengganti waktu yang hilang selama perjalanan. Tapi sebelum lanjut, tonton dulu video 5 menit ini. Tahan napas untuk mode 2x speed. Serap sebanyak mungkin—kamu mengendalikan waktumu sendiri, tanpa gangguan.
Di era teknologi yang saling terhubung, realitas kita sering dibentuk oleh derasnya informasi yang berlebihan. Arusnya begitu cepat hingga meluap dan menghantam—datang bergelombang sebelum pikiran dan perasaan kita sempat tenang. Manusia terjebak dalam pusaran antara pengalaman batin sebagai manusia dan kenyataan luar yang dibentuk oleh “kebenaran” institusional yang digerakkan oleh kapitalisme dan sistem yang lahir darinya. Kita lelah dan bingung, seolah terus berperang melawan sesuatu yang tidak terlihat (paranoia muncul dalam banyak bentuk), sehingga cara hidup alternatif terasa samar dan jauh.
Melalui pameran ini, para perupa Galeri Ruang Dini menghadapi kompleksitas realitas masa kini dengan melihat dari sudut pandang berbeda dan menantang pandangan normatif. Delapan seniman ini menciptakan karya mereka secara independen, pada waktu dan tempat yang berbeda-beda, dengan gaya, teknik, dan media yang beragam. Karya-karya yang kini ditampilkan bersama awalnya dikembangkan untuk pameran tunggal masing-masing. Namun, semuanya memiliki benang merah: mencoba menggambarkan cara lain dalam melihat dan menjalani hidup di dunia yang bias dan terpecah. Dalam Articulating Otherwise, Ariadne Maraya, Aulia Yeru, Carla Agustian, Krishnamurti Suparka, Siwi Andika, Sumastania Widyandari, Tamara Alamsyah, dan Tisa Granicia mewujudkan gagasan ini melalui penghayatan batin yang mendalam, penjelmaan pengalaman, menggugat kepastian dan kejelasan yang mutlak, sambil merefleksikan lanskap sosial-lingkungan dan realitas yang kita hadapi.
Melalui Articulating Otherwise, para seniman memperkenalkan cara berpikir dan kondisi ruang yang baru, yang menumbuhkan bentuk-bentuk kehidupan yang berbeda dari biasanya. Yang penting, “otherwise” bukan berarti pilihan yang bersifat dua sisi (hitam-putih), melainkan keberagaman yang luas—sebuah arah pandang yang menolak keputusan yang tertutup dan membuka kemungkinan banyak jalur yang bisa berjalan bersamaan. Ariadne Maraya, Aulie Yeru, Carla Agustian, Krishnamurti Suparka, Siwi Andika, Sumastania Widyandari, Tamara Alamsyah, dan Tisa Granicia mengajak para pengunjung untuk melihat dengan cara yang melepaskan diri dari hal-hal yang dianggap jelas, sehingga dunia dapat dirasakan—dan dihuni—dengan cara yang berbeda. Pameran ini berlangsung mulai tanggal 29 November 2025 di V&V Art Gallery, Jakarta Art Hub 3rd Floor, JI. Timor 25, Menteng, Jakarta Pusat.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 05 Desember 2025.
Note :
Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

No comments:
Post a Comment