Sunday, September 22, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 21)

Infinity Yin Yang

Pameran tunggal Infinity Yin Yang dari perupa Lini Natalini Widhiasi resmi dibuka di Galeri Nasional (GNI) Indonesia, Jakarta. Pameran ini berlangsung pada tanggal 3 September sampai 3 Oktober 2024 di Gedung A Galeri Nasional. Seteleng ini menampilkan karya-karya tiga dimensi berukuran semi gigantik. Karya Lini kali ini berbeda dengan karya-karya sebelumnya. Alih-alih menggunakan kanvas sebagai media untuk berkarya, perupa asal Surabaya itu bakal menghadirkan sejumlah karya yang lebih banyak menggunakan media alumunium dengan ukuran yang cukup besar.

Kurator pameran Citra Smara Dewi mengatakan berbeda dari karya-karya sebelumnya, kali ini sang seniman lebih memilih aluminium dan stainless sebagai gagasan berkarya. Momentum ini menururutnya tak lepas dari pola pencarian artistik Lini yang tak pernah terbendung untuk tetap mengaktualisasikan diri seturut zaman. Citra menjelaskan, Lini selalu mencari hal-hal baru dalam berkarya dan tak mengenal kata akhir. Di mana dia bermutasi dari satu bentuk kreativitas ke kreativitas lainnya. Bahkan, bidang kanvas juga tak mampu membendung petualangan karyanya yang terus bergulir dari satu medium ke medium yang lain.

Karya berjudul Infinity Yin Yang melambangkan keseimbangan dan harmoni antar sesuatu yang tampaknya berlawanan, tapi saling melengkapi. Menjadi karya yang dibuat dalam ukuran gigantik, karya tersebut seharusnya dipasang menjadi satu bentuk yang utuh. Namun, karena keterbatasan ruang, akhirnya dipisah menjadi beberapa bagian yang semuanya masih berkaitan, dan berakhir laiknya perjalanan hidup manusia dari lahir hingga meninggal.

Total, pada seteleng kali ini Lini menampilkan 13 karya instalasi dengan ukuran besar, rata-rata tinggi karya sekitar 2-4 meter, dan lebar karya bervariasi mulai dari 2 meter hingga 18 meter. Ihwal penggunaan medium tersebut menurut sang seniman juga terjadi tanpa kesengajaan, yakni saat bertemu dengan tukang patri. "Banyak media yang saya coba saat itu, mulai dari resin, batang kayu, dan grafir di atas kaca, tapi tidak ada yang cocok dengan saya. Sampai suatu saat saya bertemu pak Aris, seorang pembuat dandang dan plat nomor. Dari sinilah saya belajar banyak darinya dengan pendekatan artistik yang saya eksplorasi sendiri," kata Lini. 

Pameran ini dapat dinikmati oleh publik mulai dari pukul 09.00 hingga 19.00 WIB setiap hari, dengan tarif masuk sebesar Rp10.000 untuk anak usia 3 hingga 12 tahun, Rp20.000 untuk dewasa, dan Rp50.000 untuk warga negara asing. Anak-anak di bawah usia tiga tahun dan orang dewasa berusia di atas 60 tahun tidak dikenakan biaya.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 11 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Monday, September 16, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 20)

Pameran Tur Internasional Seni Rupa Tradisional Tiongkok : Irama Baru Jalur Sutra Mandiri

Indonesian Heritage Agency (IHA) bersama dengan Shanghai Art Collection Museum menggelar pameran seni rupa tradisional China di Galeri Nasional Indonesia (GNI) pada tanggal 6 September sampai 6 Oktober 2024 di Gedung D, GNI. Mengambil tajuk Irama Baru Jalur Sutra Maritim, seteleng ini merupakan bagian dari Pameran Tur Internasional Seni Rupa Tradisional China, yang menjadi pemberhentian terakhir Tanah Air, setelah sebelumnya dihelat di Alexandria (Mesir), Istanbul (Turki), dan Bratislava (Slovakia).

Eksibisi ini menampilkan total 87 karya seni yang mencerminkan kekayaan warisan budaya takbenda China. Sejumlah karya yang dipamerkan berasal dari unit pelindung dan pewaris budaya takbenda Shanghai, yang telah menyediakan lebih dari seratus karya unggulan representatif. President of Shanghai Art Collection Museum, Mr. Hu Muqing, mengatakan, pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim hadir sebagai ruang dialog budaya antara Indonesia dan China. Ihwal diadakannya ekshibisi ini untuk menggali lebih dalam kekayaan warisan budaya dari kedua negara, khususnya warisan budaya takbenda. Menurut Muqing, interaksi dengan budaya asing tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi peluang berharga untuk mendapatkan inspirasi serta menghargai warisan budaya sendiri. "Lewat pemahaman lintas budaya yang lebih luas, pameran ini diharapkan juga dapat memperkuat identitas nasional serta meningkatkan rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia," katanya. 

Secara umum, pameran ini menghadirkan empat bagian utama yang menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan seni rupa tradisional Shanghai. Momen tersebut terefleksi lewat berbagai karya seni mulai dari patung, lukisan, benda kriya, atau warisan tradisi China yang dihadirkan dengan pendekatan termutakhir. Bagian pertama yang bertajuk Keindahan dalam Kerajinan-Harta Karun Seni Kerajinan Shanghai, misalnya. Ruang ini memamerkan hampir empat puluh karya kerajinan tradisional seperti keramik, enamel, lacquer, ukiran giok, ukiran batu, dan patung logam dalam berbagai ukuran, variabel, dan material bercorak khas. Bagian kedua, adalah tema Keajaiban dari Timur-Kerajinan Tangan Gaya Shanghai, yang  menampilkan lebih dari 20 karya kerajinan tangan yang mencerminkan perkembangan pesat kerajinan di Shanghai, serta mengekspresikan karakteristik dan ciri khas budaya regionalnya, yang sarat akan pendekatan artistik tradisi. Sementara itu, dua bagian lain menyoroti warisan budaya yang lebih spesifik dari China. Yaitu lewat Seni Opera Peking-Pilihan Seni Teater Tiongkok. Kemudian ada juga Lukisan Kehidupan dan Nostalgia-Pilihan Lukisan Petani Shanghai, menampilkan lebih dari 20 lukisan petani Jinshan dalam berbagai pendekatan estetika. Pada ruang, Seni Opera Peking Genhype akan diajak melihat representasi seni rakyat tradisional yang mencerminkan tradisi yang berlangsung sejak dinasti Qing (1790). Keunikan pada bagian ini adalah hadirnya kostum, potret, dan rias wajah, yang menggambarkan seni Opera Peking, yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2010. Sedangkan, bagian kisah Petani Shanghai menampilkan berbagai elemen kebijaksanaan dan sentimen estetika para petani dengan cara yang sederhana tapi ekspresif.

Pameran ini, secara keseluruhan, membawa pengunjung dalam perjalanan mendalam melalui sejarah dan keindahan budaya Shanghai. Pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim, ini terbuka untuk umum mulai tanggal 7 September hingga 6 Oktober 2024 setiap hari, dari pukul 09.00 hingga 19.00 WIB. Harga tiket masuk adalah Rp10.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun, Rp20.000 untuk dewasa, dan Rp50.000 untuk Warga Negara Asing (WNA). 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 11 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, September 15, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 19)

Spray and Soul : Art and The Mirror Stage

Seniman kontemporer Indonesia, Ade Habibie, menghadirkan pameran tunggal bertajuk Spray and Soul : Art and the Mirror Stage di D Gallerie Jakarta. Pameran ini berlangsung dari 30 Agustus hingga 11 September 2024 dan menampilkan karya-karya terbaru Ade yang mengeksplorasi kompleksitas identitas manusia, merefleksikan dinamika kehidupannya melalui seni visual.

Tema pameran ini merujuk pada teori psikoanalisis “Mirror Stage,” fase penting dalam pembentukan ego dan kesadaran diri saat seorang anak mengenali bayangannya di cermin. Ade menyajikan interpretasinya tentang momen krusial ini melalui karya-karya yang menggabungkan elemen figuratif dan abstrak.

Ade Habibie, yang dikenal dengan teknik cat semprotnya, menciptakan komposisi warna dan garis yang unik, menggambarkan emosi yang berubah dari kegelisahan menuju ketenangan, dan dari ketidakpastian menuju penerimaan diri. Selain lukisan, pameran ini juga menyajikan instalasi interaktif dari SAE Indonesia, yang menampilkan kolaborasi visual-audio oleh Adi Blak dan Geddi Jaddi Membummi, memperkuat pengalaman sensorik pengunjung.

Puncak acara akan diadakan pada 6 September 2024, menampilkan live performance dari Ellga dan Introvertical, serta lelang amal yang dipandu oleh selebriti Wulan Guritno, Janna Soekasah, dan Amanda Soekasah. Hasil lelang akan disumbangkan untuk pelestarian gajah di Sumatra melalui Yayasan Dunia Kasih Harapan.

Kurator pameran, Sudjud Dartanto, menyebut karya Ade sebagai cermin atas perjalanan identitas kita sendiri, menghadirkan seni kontemporer yang personal dan relevan. Pameran Spray and Soul: Art and the Mirror Stage adalah kesempatan unik untuk menyaksikan evolusi artistik Ade Habibie dan mendalami refleksi emosional serta spiritual melalui karya seninya.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 10 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.