Unearth
Dalam merenungkan keterhubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, pikiran manusia kerap mengembara tidak hanya pada keniscayaan esensi penciptaan, tetapi juga pada bagaimana segala sesuatu dapat tumbuh dan berkembang dalam ikatan ruang dan waktu. Ruang dan waktu secara terus-menerus melahirkan berbagai persilangan dan pertemuan yang menjadikan kehidupan manusia sangat kompleks, meskipun tampak begitu singkat. Menelaah kembali makna penciptaan, kelahiran, dan pertumbuhan manusia dalam koeksistensi dengan alam telah menjadi tema mendasar dalam praktik artistik Jessica Soekidi selama beberapa tahun terakhir. Prinsip-prinsip keberlanjutan yang ia tekuni melalui latar belakang akademisnya di bidang arsitektur jelas memengaruhi perspektifnya dalam memahami asal-usul dan tujuan siklus kehidupan demi mencapai harmoni antara manusia dan alam.
Pameran tunggal Jessica Soekidi dalam gagasan utama Unearth menawarkan kilasan atas refleksi, perenungan, dan spekulasinya mengenai kefanaan material organik dan kehidupan manusia. Dalam Unearth, Jessica berupaya mengungkap berbagai perkembangan dalam praktik artistiknya melalui siklus kehidupan tanah—sebuah elemen yang secara fisik merepresentasikan alam dan secara simbolik berkaitan dengan penciptaan manusia. Bagi Jessica, mengeksplorasi gagasan-gagasan yang berkaitan dengan tanah adalah seperti menelusuri kembali perjalanan kreatifnya dari sudut pandang yang sangat manusiawi.
Dasar dari karya yang dipresentasikan dalam Unearth berakar pada simbol-simbol yang merepresentasikan lapisan-lapisan pemikiran dan perkembangan manusia. Lapisan terbawah, yang digambarkan sebagai bentuk persegi, merujuk pada kehidupan yang berpijak pada adat, kepercayaan, dan tradisi. Bentuk lingkaran pada lapisan tengah melambangkan siklus dan dinamika perubahan. Sementara itu, lapisan teratas dipenuhi dengan bentuk segitiga yang menyimbolkan hubungan antara manusia, alam, dan entitas tertinggi dari Penciptaan. Ketiga bentuk utama ini dalam komposisi Unearth dihadirkan oleh Jessica Soekidi sebagai upaya untuk mengeksplorasi gagasan tentang kemanusiaan. Apa sesungguhnya arti menjadi manusia? Dan bagaimana seharusnya manusia menjalani keberadaannya?
Sekumpulan figur tiga dimensi berukuran kecil berbentuk manusia juga hadir dalam berbagai pose yang melambangkan sindiran terhadap kehidupan sehari-hari dan kesederhanaan—secara ironis, di tengah kompleksitas keberadaan manusia saat ini. Sang seniman seolah ingin menekankan bagaimana manusia berpijak pada tanah, yakni materi dasar dari mana mereka diciptakan. Hal ini mencerminkan pendekatan artistik Jessica Soekidi yang konsisten dan selalu dibangun di atas fondasi karya-karya sebelumnya.
Kehadiran figur manusia yang utuh dan penggunaan tanah sebagai material simbolik penciptaan manusia—menurut ajaran agama-agama Abrahamik—menjadi titik awal eksplorasi Jessica Soekidi terhadap keberagaman umat manusia. Figur-figur manusia yang berdiri di atas gundukan tanah tampak merepresentasikan pandangan umum terhadap kompleksitas manusia. Penggunaan tanah yang berasal dari berbagai lokasi menjadi metafora atas keberagaman karakter dan latar belakang manusia. Tanah tidak lagi sekadar simbol penciptaan manusia, tetapi juga simbol keberagaman. Demikian pula, material organik yang tumbuh dari tanah merefleksikan keterbatasan ruang fisik dan kefanaan waktu, sekaligus menjadi renungan atas singkatnya kehidupan manusia.
Unearth merupakan karya terbaru Jessica Soekidi, yang memosisikan tanah sebagai material inti dalam praktik kreatifnya. Tanah tidak hanya diproses secara fisik—melalui teknik pembakaran keramik yang dikombinasikan dengan elemen organik dan perkembangan teknologi pencetakan 3D terkini—tetapi juga dikaji secara simbolik, dengan merujuk pada berbagai gagasan konseptual tentang penciptaan manusia dan alam semesta. Pameran ini berlangsung pada tanggal 24 Mei 2025 - 30 Juni 2025 di Sal Project Artspace, Ranuza, JI. H. Agus Salim, RT.9/RW.4, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus lbukota Jakarta 10350.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 03 Juni 2025.
Note :
Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.