Sunday, April 27, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 42)

We Begin with Everything

Galeri seni terbaru di Jakarta, Ara Contemporary, hadirkan pameran perdananya bertajuk “We Begin with Everything” pada tanggal 12 April hingga 4 Mei 2025. Ara Contemporary sendiri merupakan galeri seni yang baru diresmikan pada tanggal 12 April 2025. Berlokasi di Jalan Tulodong Bawah 1 Nomor 163, Senayan, Jakarta Pusat, galeri ini berfokus untuk mengenalkan seni rupa di Asia Tenggara ke kancah global. Pameran seni ini menampilkan karya-karya dari 17 seniman terkemuka dari Asia Tenggara. Pameran ini dimeriahkan oleh Agan Harahap, Albert Yonathan Setyawan, Alisa Chunchue, Carmen Ceniga Prado, Condro Priyoaji, Dawn Ng, Enggar Rhomadioni, Irfan Hendrian, Ipeh Nur, Iwan Effendi, Kelly Jin Mei, Mar Kristoff, Marcos Kueh, Natalie Sasi Organ, S Urubingwaru, Wedhar Riyadi, dan Xiuching Tsay.

Megan Arlin, salah satu founder Ara Contemporary mengatakan, visi utama mereka membuka galeri ini adalah untuk mendukung seniman di kawasan Asia Tenggara dan mengadvokasi praktik mereka baik secara lokal maupun internasional agar semakin dikenal publik. Pemilihan Ara Contemporary juga bukan tanpa alasan. Nama tersebut merupakan kombinasi nama belakang dari para pendirinya, yakni Megan Arlin, Fiesta Ramadanti, dan Fredy Chandra. Frasa Ara juga berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti tempat berlindung. “Ini merupakan pameran perdana kami dan menjadi perayaan atas karya-karya para seniman dari Asia Tenggara. Pameran ini juga sebagai bentuk hajatan untuk melihat proses kreatif dari para seniman tersebut,” ujar Danti begitu sapaan akrab Fiesta di Jakarta.

We Begin with Everything mengambil inspirasi dari The Creative Act: A Way of Being karya Rick Rubin yang kemudian dituangkan dalam sebuah pameran seni. Judul pameran mencerminkan prinsip utama filosofi Rubin: bahwa tindakan menciptakan adalah sumber yang tak ada habisnya dan selalu ada. Tak hanya itu, We Begin with Everything merayakan sebuah konsep yang berubah menjadi manifestasi nyata dan proses berkelanjutan untuk menjadi sesuatu tercermin. Tidak hanya pada awal galeri tetapi juga nilai dari proses yang dilakukan seniman.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 24 April 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, April 26, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 41)

DreamScape

Ultra Milk membuat Exhibition bertema #JustMove in DreamScape yang berkolaborasi dengan Indah Oei. Terinspirasi oleh mimpi Indah Oei, konsep ini mengeksplorasi perpaduan antara kesadaran dan imajinasi, mengaburkan batas antara kesadaran dan alam kreativitas yang tak terbatas. Setiap karya seni berfungsi sebagai portal menuju lanskap surealis, tempat elemen-elemen yang familiar terjalin dengan distorsi seperti mimpi, mengundang penonton untuk menjelajahi ruang tempat realitas dan fantasi hidup berdampingan. Melalui detail yang rumit, warna-warna cerah, dan komposisi yang cair, karya-karya ini mengungkap hubungan mendalam antara dunia luar dan kemungkinan pikiran yang tak terbatas. Dengan membenamkan diri dalam perjalanan visual ini, penonton didorong untuk melakukan introspeksi, mempertanyakan persepsi, dan membuka potensi kreatif mereka sendiri. Pameran Just Move in DreamScape ini berlangsung mulai tanggal 19 April 2025 - 18 Mei 2025 di C'Project by MoT, Wisma Geha 2nd Floor, Jl. Timor No. 25, Menteng, Jakarta Pusat. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 23 April 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, March 30, 2025

BERBAGAI TULISAN (ACAK) : AKHIRNYA KE HOKKAIDO

Akhirnya harapan saya terwujud untuk pergi ke Hokkaido saat musim dingin tahun 2025 ini sesuai tulisan sebelumnya pada tanggal 12 April 2024 yaitu Berbagi Tulisan (Acak) : Destinasi Impian Hokkaido.

16-17 Februari 2025

Pada tanggal 16 Februari 2025, saya berangkat dari rumah di Bekasi menuju ke Bandara Soekarno Hatta. Saya berangkat pada pukul 15.30 dan sampai di bandara sekitar pukul 17:00. Peserta tour kali ini berjumlah 22 orang dan kami diminta untuk tiba di bandara pada pukul 18:30. Singkat cerita, penerbangan kami menggunakan maskapai All Nippon Airways (ANA) sebagai berikut :

NH856 16FEB CGK - HND 21:45 - 06:50

NH055 17FEB HND - CTS 09:05 - 10:40

Penerbangan berjalan dengan ontime dari Bandara Soekarno Hatta (CGK) ke Haneda Airport (HND) dan juga sampai ke New Chitose Airport (CTS). Sekitar pukul 11:00, kami sudah tiba di Hokkaido dan langsung berganti pakaian yang tebal karena udaranya sangatlah dingin. Lalu, dilanjutkan dengan makan siang bersama. Seluruh perjalanan di Hokkaido adalah menggunakan fasilitas bus.

Pada hari pertama, kami diantar menuju Noboribetsu Date Jidai Village. Tempat ini merupakan taman tematik yang menggambarkan kondisi Jepang di zaman Edo (1603 - 1867), baik dari pakaian hingga budayanya. Saat memasuki kawasan ini, pengunjung langsung disambut orang-orang berpakaian ninja dan samurai. Taman ini menyajikan sejumlah pertunjukan yang mengasyikan dan dramatis termasuk tari tradisional serta peragaan ninja dan samurai yang menarik. Kami menghabiskan waktu disini sampai dengan pukul 15:00 waktu setempat.

Lalu, kami melanjutkan perjalanan menuju Noboribetsu Jigokudani Hell Valley. Wilayah ini termasuk ke dalam Taman Nasional Danau Shikotsu dan Danau Toya. Dikenal sebagai "Lembah Kematian" atau "Lembah Neraka", wilayah ini merupakan kaldera yang muncul setelah letusan dahsyat Gunung Kuttara 20.000 tahun lalu. Uap vulkanik yang mengepul dari dalam kawah dan bau belerang membuat warga kerap menyebut Jigokudani sebagai "Pintu Gerbang Menuju Neraka". Masyarakat sekitar juga mempercayai bahwa kawah tersebut merupakan tempat sekelompok iblis yang dapat hidup dalam suhu teramat panas. 

Setelah itu, dilanjutkan menuju ke Seicomart untuk berbelanja cemilan dan makanan-makanan lainnya. Seicomart adalah minimarket (convenience store) yang lahir di Hokkaido pada tahun 1971. Bisa dikenali dari papan reklame berwarna oranye dan gambar burung Phoenix. Setelah berbelanja, kami menuju ke Hotel Toya Sun Palace Resort & Spa untuk makan malam dan beristirahat. Sebelum tidur, saya mencoba pengalaman berendam di onsen untuk pertama kalinya. Kata onsen (温泉) dalam bahasa Jepang berarti sumber air panas atau mata air panas. "On" (温) berarti panas, dan "sen" (泉) berarti sumber air atau mata air. Kemudian, onsen digunakan untuk istilah pemandian yang airnya berasal dari sumber air panas alami. Rasanya badan terasa rileks kembali dan membuat pikiran menjadi tenang. Selesai berendam, saya langsung beristirahat di kamar.


18 Februari 2025

Pada hari kedua, saya sengaja bangun pagi sekali, kemudian mandi, lalu mulai mengeksplor hotel dan sekitarnya. Hari ini, mulai turun salju dengan intensitas ringan - sedang. Ini adalah harapan saya karena memang momen bersalju inilah yang saya cari. Kemudian, saya sarapan pagi sekitar pukul 07:00. Pukul 08:30, kami check out hotel dan kemudian menuju destinasi selanjutnya.

Destinasi yang dikunjungi hari ini adalah Lake Toya. Lake Toya adalah danau di Jepang yang berasal dari kaldera gunung berapi dan terletak di kawasan Taman Nasional Shikotsu, Distrik Abuta, Hokkaido, Jepang. Menariknya, danau ini tidak pernah membeku karena di bawah danau ini masih merupakan sisa dari gunung berapi yang aktif. Danau ini memiliki karakteristik yang sama dengan salah satu danau di Indonesia bernama Danau Toba, walaupun Danau Toya tidak seluas Danau Toba.

Kemudian, dilanjutkan mengunjungi Showa Shinzan Bear Ranch. Tempat ini memiliki lebih dari 100 beruang coklat Hokkaido. Disini, pengunjung dapat membeli beberapa kantong buah apel dan kue untuk memberi mereka makan. Tidak lupa saya juga membeli souvenir berupa boneka beruang sebagai kenang-kenangan. Sekitar pukul 10:30, kami pergi ke destinasi selanjutnya.

Pukul 11:00 kami sampai di Snow World Toya. Hari ini, saya akan merasakan pengalaman bermain snow mobile disini. Tiket bermain snow mobile seharga 10.000 Yen, bagi saya tergolong cukup mahal. Namun terbayarkan karena ini merupakan petualangan seru dengan menjelajahi pemandangan musim dingin yang menakjubkan selama kurang lebih 1 jam. 

Sekitar pukul 13:00, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Hokkaido Government Office, Sapporo TV Tower, dan juga Sapporo Clock Tower. Lokasi ketiga destinasi ini tergolong berdekatan saja. Selesai mengeksplor seluruh lokasi ini, kami melanjutkan dengan makan malam bersama. Hari ini kami pindah penginapan ke Apa Hotel & Resort Sapporo. Sama dengan hari sebelumnya, malam ini saya juga merasakan kembali pengalaman berendam di onsen. Kemudian, dilanjutkan dengan beristirahat.


19 Februari 2025

Pada hari ketiga, saya juga sengaja bangun lebih awal untuk mengeksplor hotel dan sekitarnya terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi. Pada pukul 09:00, kami baru melanjutkan perjalanan menggunakan bus. Lokasi pertama yang kami tuju adalah Hokkaido Jingu dimana kami tiba disana sekitar pukul 09:30. Hokkaido Jingu merupakan kuil tradisional Shinto yang terletak di tengah Taman Maruyama. Hokkaido Jingu mengabadikan empat dewa yaitu Okunitama, Onamuchi, Sukunahikona, dan tempat pengabdian arwah Kaisar Meiji. Di tempat ini, tidak lupa saya berdoa agar permohonan atau harapan saya dapat dikabulkan. Salah satu doa saya adalah saya berharap bisa kembali ke Hokkaido lagi suatu hari nanti. Kami berada di lokasi ini sampai dengan pukul 11:00.

Kemudian dilanjutkan menuju Shiroi Koibito Park. Shiroi Koibito Park merupakan sebuah taman yang dioperasikan oleh produsen penganan manis lokal, Ishiya. Taman ini dibuka pada tahun 1995 oleh perusahaan coklat Ishiya. Shiroi koibito artinya "cinta putih" atau "kekasih putih" berbentuk kotak, terbuat dari kue lidah kucing yang ditangkupkan, dengan coklat putih di dalamnya. Kue lidah kucing yang dibuat di Hokkaido ini menggunakan adonan dari mentega dan gula yang dilembutkan sebelum dicampur tepung, putih telur, dan vanila. Taman ini juga menawarkan pengunjung untuk melihat proses pembuatan kue melalui tur pabrik. Tempat ini merupakan destinasi impian bagi para pecinta coklat. Kami menghabiskan waktu disini sampai dengan pukul 12:30.

Lalu, dilanjutkan dengan makan siang. Hari ini saya menikmati makan siang di Ganso Sapporo Ramen Yokocho - Gang Ramen terkenal di Hokkaido. Gang ramen ini merupakan lorong terkenal dan menawarkan pilihan sekitar 17 restoran ramen. Hari ini saya menikmati makan ramen di Ichikura Ramen Yokocho. Rasanya sangatlah lezat. Kami selesai makan siang hingga pukul 14:00. Setelah makan siang, kami menghabiskan waktu dengan berbelanja di Tanukikoji Shopping Street dan Susukino. Tanukikoji Shopping Street merupakan salah satu jalan perbelanjaan tertua di Hokkaido yang membentang diantara Minami Nijo dan Minami Sanjo. Sedangkan, Susukino adalah kawasan hiburan terbesar di Sapporo dimana bisa ditemukan toko/pusat pembelanjaan, kafe dan bar, restoran, tempat karaoke, pachinko, dan juga bioskop. Pada hari ini, saya berbelanja Starbucks Tumbler Hokkaido, berbagai macam coklat, dan juga snack. Selesai berbelanja, kami kembali menuju hotel Apa Hotel & Resort Sapporo. Setelah itu dilanjutkan dengan makan malam di sekitaran hotel. Malam harinya, saya kembali berendam di onsen dan kemudian langsung istirahat.


20 Februari 2025

Hari ini saya tidak bangun sepagi hari sebelum-belumnya. Setelah sarapan di hotel, kami kembali melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. Pada hari keempat, destinasi pertama yang dikunjungi adalah Maruyama Zoo. Kami tiba disana sekitar pukul 09:30 bertepatan dengan waktu kebun binatang dibuka. Kebun binatang ini dibangun pada tahun 1951 dan merupakan kebun binatang tertua di Hokkaido. Kebun binatang ini memiliki luas + 22,5 Ha. Disini terdapat lebih dari 700 ekor hewan dari 168 spesies.

Sekitar pukul 11:00 kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Otaru. Kami menikmati makan siang di Otaru pada pukul 12:00. Lalu, pada pukul 13:30 menuju ke Otaru Canal. Kanal Otaru ini dibangun pada tahun 1923. Berdasarkan situs resmi Otaru Tourism Association, zaman dulu kapal-kapal memakai tongkang untuk menurunkan barang-barang dari luar pantai. Kanal Otaru ini dibuat untuk memudahkan proses penurunan barang dari kapal tersebut. Panjang Kanal Otaru adalah sekitar 1.140 m. Sekarang, Kanal Otaru memiliki lebih banyak jalanan dan taman untuk para pengunjung. 

Kemudian, dilanjutkan menuju ke Sakaimachi Shopping Street. Disini terdapat banyak kedai cendramata, restoran, hotel, butik, dan sebagainya. Kota Otaru terkenal dengan pabrik kaca sehingga barang pecah belah adalah salah satu tempat wisata utama kota ini. Disini terdapat Kitaichi Glass Otaru yang memiliki 3 toko kaca dengan gaya jepang, gaya pedesaan, dan gaya barat. Selain itu, juga terdapat Otaru Music Box Museum yang dibangun pada zaman Meiji. Museum ini tersebar di sejumlah bangunan di kawasan Ironai-dori, yang semuanya berisi lebih dari 25.000 kotak musik. Disini terdapat berbagai koleksi kotak musik serta kita dapat mendengar beragam suara dan melodi yang indah. 

Sekitar pukul 16:30, kami kembali menuju hotel. Sebelum menuju hotel, kami makan malam bersama terlebih dahulu. Kami tiba di hotel sekitar pukul 19:00. Lalu, saya memutuskan untuk mengunjungi 2nd Street dan Book Off Plus dekat hotel. Saya berbelanja beberapa pakaian dan mainan disana. Pukul 20:30, saya kembali ke penginapan. Kemudian, saya pun berendam di onsen dan dilanjutkan istirahat. 


21-22 Februari 2025

Hari ini adalah hari terakhir kami menginap disini karena malam ini kami akan pulang ke Indonesia. Selesai sarapan pagi, lalu kami check out hotel. Hari ini, kami berangkat pukul 08:30 menggunakan bus. Pada hari kelima, destinasi yang dikunjungi hari ini adalah Sapporo Olympic Museum. Sapporo Olympic Museum berlokasi di Okurayama Ski Jump Stadium merupakan tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin dengan pemandangan kota Sapporo. Disini, kita dapat menaiki ski lift (kereta gantung) ke Observatorium Okurayama. Ini merupakan pertama kalinya saya menaiki ski lift. Tempat ini menawarkan pemandangan kota di bawahnya seperti Sapporo Dome, dataran Ishikari, dan Pelabuhan Ishikari. Kami berada disini hingga pukul 11:00.

Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju Nijo Market. Pasar Nijo terletak di ujung timur pusat belanja Tanukikoji. Pasar ini merupakan pasar tradisional paling terkenal di Sapporo. Produk utama yang dijual disini adalah makanan laut seperti berbagai jenis ikan, kepiting, tiram, cumi-cumi, teripang, dan lainnya. Disini kami hanya sebentar saja, yaitu sampai pukul 12:00.

Perjalanan selanjutnya adalah menuju Mitsui Outlet Park (MOP) - Sapporo Kitahiroshima. Merupakan salah satu mall terbesar di Hokkaido yang memiliki hampir 130 toko dan food court besar dengan 650 kursi. Tempat ini merupakan surga belanja yang menawarkan deretan merk Internasional dan Jepang yang mengesankan. MOP dioperasikan oleh perusahaan real estate Mitsui. Kami menghabiskan waktu disini sampai pukul 16:30.

Pada akhirnya, kami melanjutkan perjalanan menuju Bandara New Chitose Airport (CTS). Kami tiba di bandara sekitar pukul 17:30. Di bandara saya berbelanja boneka Pokemon di Pokemon Store. Singkat cerita, penerbangan kami menggunakan maskapai All Nippon Airways (ANA) sebagai berikut :

NH082 21FEB CTS - HND 20:30 - 22:10

NH871 22FEB HND - CGK 00:05 - 06:00

Seluruh perjalanan berjalan dengan ontime dan akhirnya saya sampai di Indonesia. Sebelum pulang ke rumah, saya dan beberapa peserta tour menikmati secangkir kopi dan mengobrol-obrol terlebih dahulu. Akhirnya, saya tiba di rumah sekitar pukul 10:15. Perjalanan trip selama beberapa hari di Hokkaido ini sangatlah mengesankan. Saya sangat bersyukur karena bisa menikmati musim dingin ataupun salju untuk pertama kalinya di Hokkaido. Impian saya benar-benar terwujud di tahun 2025 ini yaitu dapat mengunjungi Hokkaido. Saya berharap suatu hari nanti bisa kembali menikmati musim dingin di Hokkaido karena masih banyak lokasi yang belum bisa dijelajahi seperti Furano, Biei, Asahiyama Zoo, dan sebagainya.

Tuesday, February 25, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 40)

Sh!ttin' in the Head

Sh!ttin' in the Head adalah tentang kekuatan pesan yang kuat dalam seni kontemporer. Dalam dunia seni yang serba cepat saat ini, yang penting bukan hanya tentang bagaimana sesuatu terlihat tetapi apa yang dikatakannya dan bagaimana perasaan Anda. Pameran ini merupakan keseimbangan yang baik antara konsep di balik karya dan dampak visualnya.

Seniman yang ditampilkan di sini sebagian besar masih muda, tetapi mereka sudah menjadi pusat perhatian. Mereka telah menarik perhatian juri senior, memenangkan penghargaan utama seperti UOB Painting of the Year dan Basoeki Abdullah Art Award. Mengapa? Karena mereka tidak takut untuk melampaui batas; mereka tidak bermain aman.

Beberapa seniman ini baru mulai melihat hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Mereka telah diakui sebagai finalis atas perkembangan pesat dan evolusi karya mereka. Pameran ini bukan sekadar pajangan. Pameran ini merupakan batu loncatan bagi para seniman ini saat mereka menaiki tangga untuk menjadi tokoh utama dalam kancah seni kontemporer.

Pameran ini merupakan undangan untuk memamerkan beberapa karya yang secara visual memukau sekaligus memiliki kekuatan konseptual. Pameran ini tentang melibatkan diri dengan seni yang menantang dan memprovokasi, mendorong kita untuk berpikir dan merasakan dengan cara baru. Pameran ini berlangsung pada tanggal 25 Januari 2025 - 09 Februari 2025 di Unicorn Gallery, Wisma Geha Lantai 4, Jakarta Pusat. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 07 Februari 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Monday, February 24, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 39)

Vibes Don't Lie

Adi Dharma, yang biasa dikenal dengan nama Stereoflow, merupakan seniman yang memulai eksplorasi dari seni budaya street art dan hip-hop. Kedua hal tersebut menjadi landasan dalam pendekatannya terhadap lukisannya. Pada pameran tunggalnya sepuluh tahun lalu - Beatscape, ia memperkenalkan pendekatannya dalam menggabungkan prinsip penciptaan musik ke dalam bentuk visual. Melalui warna neon yang berani dengan komposisi yang dinamis, karya dalam Beatscape mencerminkan energi yang sesuai dengan tempo dan ritme yang disusun dalam musik.

Kini dalam pameran tunggal berjudul "Vibes Don't Lie", Stereoflow menampilkan sebuah evolusi artistik. Perubahan yang terjadi karena adanya pertumbuhan usia dan bertambahnya pengalaman. Penggunaan warna yang sebelumnya berani dan mencolok berubah menjadi palet warna yang lebih tenang. Bentuk refleksi atas pendewasaan. 

Dalam pameran ini, Stereoflow mengangkat kota sebagai subjek dalam karyanya. Jakarta sebagai kota tempat ia hidup dan berkarya, menjadi pusat dari eksplorasinya. Kota adalah ruang yang penuh paradoks - melalui struktur fisiknya yang menampilkan keteraturan dalam satu sisi, dan penuh kekacauan di sisi lainnya. Melalui komposisi yang terkesan tidak teratur, Stereoflow justru menemukan pola dan harmoni yang tidak terduga. Kedua elemen itu tidak hanya berdampingan tetapi juga saling menguatkan, menciptakan sebuah narasi visual. 

Stereoflow menggunakan bentuk dan warna yang acak sebagai hasil dari interpretasi atas tata ruang. Penggunaan warna yang berbenturan, mencerminkan keanekaragaman visual yang ditemuinya dalam keseharian hidup di Jakarta. Tidak hanya dari segi warna, bentuk dalam karya Stereoflow juga mencerminkan dualitas ini. Garis-garis tegas yang diciptakan dengan teknik hard edge menunjukkan keteraturan yang khas dari kehidupan urban, sementara semprotan spray paint mencerminkan kebebasan dan spontanitas yang menggambarkan energi liar kota. Komponen bentuk dan warna yang saling tumpang tindih ini pada akhirnya melahirkan sebuah keserasian. There is chaos in order and order in chaos. 

Pameran ini hadir sebagai interpretasi Stereoflow sebagai seniman sekaligus individu dalam sebuah ekosistem. Pola dan warna yang dituangkan di atas kanvas dan tembok digambarkan berdasar pada pengalaman individu dan struktur sosial tempatnya berada. Dalam setiap karya, Stereoflow menangkap esensi kota sebagai ruang yang hidup dan terus bergerak. Tidak ada pesan eksplisit atau narasi tunggal dalam karya-karyanya - hanya interpretasi jujur dari apa yang ia lihat dan rasakan. 

Melalui "Vibes Don't Lie", Stereoflow ingin mengajak audiens untuk terlibat dalam pengalaman sensoris, dimana karya tidak sekedar hanya dilihat, melainkan juga dirasa. Stereoflow ingin memberikan ruang untuk kita mengeksplorasi perasaan atas keragaman dari kota, entah dalam bentuk fisik maupun perasaan. Pameran ini adalah sebuah ajakan untuk menemukan sinestesia dari sebuah karya seni yang ekspresif. Pameran ini berlangsung pada tanggal 25 Januari 2025 - 16 Februari 2025 di Rachel Gallery.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 07 Februari 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, February 23, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 38)

Souls of Protopia

Ruang-ruang geografis (topos) sering dianggap sebagai medan faktual yang memberi jeda intelektual untuk dibaca. Informasi diterima sebagai hasil, an sich, yang sifatnya tidak mungkin keliru. Wilayah-wilayah geografis bahkan lebih dianggap lebih nyata dari kenyataannya sendiri. Peta (chart) menjadi sebuah kendaraan nominal dari sebuah struktur peradaban teknologis. Apa yang dipetakan (charted) adalah hasil pemetaan (charting) yang tinggal diterima begitu saja. 

Budayawan Kevin Kelly keberatan dengan dikotomi topos dalam u topos (utopia) dan dys topos (distopia). Ruang-ruang geografis adalah ruang yang sedang dibentuk - pro topos. Protopia adalah sebuah ruang yang dipetakan dengan memetakan. Sejalan dengan ide Yuval Noah Harari dalam Nexus, informasi adalah in-formation; informasi bukan tentang kebenaran. Informasi membentuk realitas karena bertalian kuat dengan jejaring. Informasi adalah bahan baku pembentuk jejaring yang akhirnya merajut lembaran-lembaran sejarah. 

Apa yang dihadirkan Sandy Tisa dalam pameran tunggal "Souls of Protopia" kali ini adalah peta yang sejalan dengan geliat yang ditukaskan Simonetta Moro; sebagai oleh-oleh dari dunia mitik yang mengisi kepala manusia, sebagai hasil dokumentasi (yang bersifat sangat personal), dan sebagai bentuk realitas relasional yang bersifat intersubjektif. Dengan memetakan batinnya, Sandy berusaha untuk tidak terjebak dalam pseudo-faktualitas yang mengabsolutkan keroposnya realitas artifisial. Karya-karya Sandy adalah catatan perjalanan dari protopia yang ia bangun dari kegigihan dan ketekunan ekspresiensialnya. 

Lewat pameran tunggalnya, Sandy Tisa mengajak kita melihat peta bukan sebagai sesuatu yang statis, tapi bagian dari proses yang terus bergerak. Ini bukan soal benar atau salah, tapi bagaimana realitas dibentuk dari cara kita membaca dan memaknainya. Pameran ini berlangsung pada tanggal 25 Januari 2025 - 16 Februari 2025 di Lantai 1, Wisma Geha Lantai, Jakarta Pusat. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 07 Februari 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, January 26, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 37)

Jejak Perlawanan Sang Presiden 2001

Raden Soehardi Adimaryono atau yang akrab disapa Hardi, memiliki kontribusi besar dalam perkembangan arah seni rupa Indonesia. Meski telah tiada, karya-karya seniman yang meninggal pada 2023 lalu, tetap dikenang lewat pameran Jejak Perlawanan "Sang Presiden 2001" Tribut untuk Hardi (1951-2023). Pameran ini menampilkan total 78 karya yang terdiri dari 69 koleksi lukisan dan sketsa, lima jangker, empat keris, dan arsip-arsip pribadi yang menceritakan proses kreatif dan perjalanan hidup Hardi.

Hardi adalah salah satu pendiri Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB), Hardi dikenal dengan semangat juangnya dalam menyuarakan kritik sosial dan politik melalui seni. Hardi dikenal sebagai perupa yang menjadikan seni sebagai alat perlawanan, ruang dialog, dan refleksi atas realitas sosial-politik Indonesia. Dia kerap menggabungkan tradisi dengan inovasi, dan dinamika perjalanan bangsa. Kurator pameran, Dio Pamola C, mengatakan setiap karya seni Hardi adalah saksi bisu perjuangan. "Pameran ini adalah ruang dialog antara seni, sejarah, dan semangat perlawanan yang diwariskannya," ungkap Dio. 

Melalui karya-karya yang dipamerkan, publik diajak untuk memahami bagaimana Hardi menciptakan narasi alternatif yang mengungkap wajah kekuasaan pada masanya. Dialog yang dibangun melalui karyanya tetap relevan hingga saat ini. Pameran Jejak Perlawanan "Sang Presiden 2001" Tribut untuk Hardi (1951-2023) tengah dibuka untuk publik pada 10 Januari sampai 26 Januari 2025 di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia,  Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB-19.00 WIB.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 20 Januari 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, January 19, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 36)

Liminal Realities

Pameran Seni Rupa Murni "Liminal Realities" adalah sebuah pameran yang memadukan karya seni lukis, grafis, dan patung hasil eksplorasi kreatif para dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Istilah "liminal" berasal dari kata Latin limen yang berarti "ambang" atau "batas". Dalam konteks seni rupa, Liminal Realities digunakan untuk menggambarkan pengalaman estetika, emosional, atau simbolis yang ada di wilayah ambang, tidak sepenuhnya berada di satu sisi atau sisi lainnya.

Liminitas, sebuah konsep yang berasal dari filsafat dan antropologi, merujuk pada keadaan transisi di mana batas-batas tradisional menjadi kabur. Dalam seni, liminitas menawarkan kesempatan bagi seniman untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang identitas, perubahan, dan hubungan. Pameran ini memperlihatkan bagaimana seniman—melalui permainan bentuk, tekstur, dan narasi—mampu membingkai ulang pengalaman sehari-hari menjadi sesuatu yang bermakna. Seni lukis menyajikan lanskap emosional yang kaya, seni grafis menggambarkan detail dan struktur yang mengundang interpretasi, sementara seni patung menawarkan perspektif fisik hubungan manusia dengan alam, menciptakan dialog yang saling melengkapi.

Pameran ini dihadirkan sebagai wadah untuk menelaah ambang batas ruang, waktu, dan kesadaran dimensi-dimensi yang terus berinteraksi dan melahirkan narasi baru. Dalam menggali batasan antara dunia nyata dan ruang liminal—dimensi yang terletak diantara yang nyata dan tidak pasti serta hadir untuk menggambarkan keadaan transisi, perubahan, dan ambiguitas yang seringkali menjadi refleksi dari kehidupan modern. Melalui karya-karya yang dipamerkan sebagai media komunikasi yang menghubungkan seniman dengan para penikmat seni, pemirsa diajak untuk merenungkan berbagai makna keberadaan, pergerakan, dan batasan yang seringkali tidak terlihat, tetapi dapat dirasakan. 

Seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini adalah Agoes Salim, Budi Panca Mulia Tobing, Deny Rusanto, Dolorosa Sinaga, Fachriza Jayadimansyah, Firman Lie, Guntur Wibowo, Jimmy Ivan Suhendro, Munadinanur, Supriyanto, Walid Syarthowi Basmalah, dan Wina Luthfiya Ipnayati. Pameran berlangsung pada tanggal 11 - 25 Januari 2025 di D'Gallerie Jakarta. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 Januari 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, January 18, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 35)

Figure A

RUCI Art Space kembali menghadirkan pameran yang menarik, kali ini dengan karya-karya dari Adine Halim, yang lebih dikenal dengan nama Aharimu. Berlangsung mulai 7 Desember 2024 hingga 20 Januari 2025, pameran bertajuk ‘Figure A’ ini merupakan eksplorasi mendalam tentang tubuh manusia, yang dihadirkan bukan hanya sebagai subjek visual, tetapi juga sebagai medium tekstur, komposisi, dan warna yang dinamis, melampaui batasan seni figuratif tradisional.

Dalam karyanya, Aharimu menafsirkan ulang tubuh manusia sebagai bentuk yang terus berubah dan beralih antara keakraban dan ambiguitas. Melalui pendekatan ini, ia mengundang audiens untuk terlibat secara mendalam dengan elemen-elemen seperti warna, tekstur, dan bentuk. Baginya, tubuh manusia adalah ruang transformasi tanpa batas, yang dapat membawa pengalaman visual dan emosional yang lebih mendalam. Kurator Zarani Risjad mengatakan, seteleng ini memang menghadirkan evolusi artistik Aharimu, termasuk pendalamannya terhadap eksplorasi tentang potensi metaforis tubuh. Dalam fase ini, sang seniman berusaha menerjemahkan bentuk-bentuk manusia ke dalam objek-objek fungsional, tapi tetap memberikan emosi di dalamnya.

Pameran ini menghadirkan 25 karya yang mencakup lukisan, gambar, dan patung. Lukisan-lukisan Aharimu didominasi oleh penggunaan cat minyak yang dipadukan dengan teknik eksperimental. Melalui ‘Figure A’ Aharimu menunjukkan bahwa dasar-dasar seni lukis klasik, seperti gambar figur dan lukisan alam benda, tidak harus kaku atau terjebak dalam tradisi. Sebaliknya, ia membebaskan prinsip-prinsip ini untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih fleksibel dan imajinatif. 

Sebagai seniman yang memiliki latar belakang pendidikan seni rupa formal, Aharimu telah menempuh perjalanan kreatif yang panjang. Ia menyelesaikan studinya di Nanyang Academy of Fine Arts Singapura, School of the Art Institute of Chicago, dan Visual Effects di Vancouver Film School. Pengalaman ini memberikan dasar teknis yang kuat sekaligus memperluas wawasannya dalam menciptakan karya seni. Seni, baginya, adalah medium yang mampu menghubungkan orang dari berbagai latar belakang, menciptakan ruang dialog yang terbuka dan inklusif. ‘Figure A’ bukan hanya sekadar pameran seni, tetapi sebuah undangan untuk menyelami tubuh manusia dari perspektif yang segar dan berani. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 Januari 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, December 21, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 34)

Pop Fractal

Lahir dan dibesarkan sebagai orang Bali, Suanjaya Kencut tumbuh dengan rutinitas membuat sesajen, tradisi sesaji khas Bali yang dianggap sakral. Sesajen terbuat dari berbagai elemen, yang masing-masing elemennya memiliki makna tertentu yang berhubungan dengan percakapan atau hubungan yang ingin dicapai dengan Sang Ilahi. Secara sekilas, setiap elemen tampak abstrak. Begitu disusun menjadi sesajen, semuanya menjadi satu kesatuan, seolah-olah setiap elemen saling terhubung, melantunkan doa yang sama. Baik Art dengan senang hati mempersembahkan pameran tunggal Suanjaya Kencut, “Pop Fractal”, yang menyajikan karya tentang bagaimana ia memandang dunia, bagaimana kita terbuat dari potongan-potongan kecil, terpisah dan tersegmentasi. Di sini, sang seniman mencoba secara kiasan menutup jarak, berharap untuk membangun hubungan yang telah lama dirindukan. Pameran berlangsung pada tanggal 14 November 2024 sampai 11 Januari 2025 di Baik Art, Jl Sekolah Duta V No. 35, Jakarta Selatan.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 12 Desember 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.