Saturday, November 22, 2025

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 69)

Interbeing

Duo Exhibition: Hilal Najmi | Kemala Hayati

Keberadaan manusia selalu terjalin dalam hubungan dengan segala yang hidup di sekitarnya. Kita tidak pernah berdiri di luar alam, melainkan tumbuh bersamanya, bernapas dalam ritme yang sama, menyentuh tanah yang sama, dan mengalir bersama air yang sama. Dalam kesadaran ini, Interbeing menjadi pengingat bahwa kehidupan adalah jaringan yang saling terkait, tempat setiap bentuk keberadaan, baik manusia, hewan, tumbuhan, tanah, air, maupun udara, saling memengaruhi, menopang, dan membentuk satu sama lain.

Konsep Interbeing yang berakar dari gagasan keterhubungan universal mengajak kita untuk melihat dunia bukan sebagai kumpulan entitas yang terpisah, melainkan sebagai sistem yang hidup dan bernafas bersama. Di dalamnya, tindakan sekecil apa pun memiliki resonansi yang luas. Setiap tarikan napas mengingatkan kita bahwa oksigen yang kita hirup berasal dari dedaunan, dan setiap langkah yang kita ambil bersinggungan dengan lapisan tanah yang juga menumbuhkan kehidupan lain.

Pameran Interbeing menjadi ruang kontemplatif di mana para seniman menanggapi denyut kehidupan yang saling berjalin melalui berbagai pendekatan visual dan material. Ada yang menyoroti hubungan spiritual manusia dengan alam, ada yang menggambarkan luka ekologis dan ketegangan yang timbul dari eksploitasi, sementara yang lain mengungkap bentuk- bentuk harmoni dan keberlanjutan yang lahir dari kesadaran ekologis. Karya-karya ini tidak hanya menjadi representasi visual tetapi juga menjadi perantara untuk merasakan, mendengar, dan memahami kembali cara kita berelasi dengan dunia.

Dalam menghadapi realitas kontemporer yang ditandai oleh keterputusan dan percepatan, Interbeing menghadirkan ruang jeda. la mengajak kita untuk memperlambat pandangan, mendengarkan ritme alam yang kerap terlupakan, dan menyadari bahwa batas antara manusia dan non-manusia bukanlah garis pemisah, melainkan jembatan yang menghubungkan. Melalui perenungan ini, kita diajak untuk mengenali keberlanjutan sebagai bentuk empati, dan keberadaan sebagai bagian dari jaringan kehidupan yang lebih luas.

Pada akhirnya, Interbeing bukan sekadar konsep, melainkan kesadaran yang mengalir melalui setiap karya, setiap napas, dan setia setiap detak kehĂ­dupan. la mengingatkan bahwa Bumi hidup di dalam diri kita sebagaimana kita hidup bahwa hanya dengan memahami keterjalinan itu, kita dapat menemukan kembali keseimbangan antara keberadaan dan keberlanjutan. Pameran ini berlangsung pada tanggal 01 - 30 November 2025 di Yuan Gallery, Jakarta Art Hub Ranuza.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 14 November 2025.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

No comments:

Post a Comment