Thy Kingdom Come
Pameran Thy Kingdom Home Sensual Art berlangsung di Unicorn Gallery mulai tanggal 16 Maret 2024 - April 2024. Menampilkan karya dari Ahadi Bintang, Desy Gitary, Dewa Gede Suyudana, Intan Anggita Pratiwi, I Nyoman Gede Darmawan, dan Prajna Dewantara.
Saya menghadiri pada tanggal 20 Maret 2024.
Love N Monster
Pameran dengan tema "Love N Monster" berlangsung di Amuya Gallery pada tanggal 16 Maret 2024 - 21 April 2024. Pameran menampilkan karya dari beberapa seniman yaitu :
1. Faiz Zaki Abdillah yang membawa kita ke dunia mimpi, serasa menjadi penjelajah, menjumpai beragam hal absurd yang penuh daya tarik.
2. Dayu Sartika yang membawa kita mengelana di dunia sureal. Nuansa feminis yang manis begitu terasa, seorang perempuan nampak berdiri tegak menuangkan coklat kepada seorang wanita bersimpuh yang tak lain adalah dirinya sendiri. Seperti meluapkan pengalaman yang ia miliki.
3. Loyong Budi Harjo dengan salah satu karya berjudul Brave Knight and The Dragon menggambarkan suatu pertempuran epic antara ksatria melawan seekor naga raksasa. Layaknya adegan dalam film, pandangan kita akan dibawa untuk menjelajah beragam peristiwa. Warna bertumpuk, objek berbaur, menjadi alur visual yang menarik.
4. Bayu Firnanda menggambarkan sebuah kisah kompleks tentang perasaan cinta dan persepsi masyarakat terhadapnya, yang direpresentasikan melalui gambar seekor kucing.
5. Mikhael Yesyurun menampilkan objek yang menggambarkan kompleksitas dan kekayaan identitas seseorang yang terbentuk dari beragam budaya dan pengalaman hidup.
6. Bambang Joe menggambarkan sebuah momen yang indah, dimana figur-figur boneka yang lucu dan berwarna cerah berkumpul dalam kegembiraan yang tiada tara.
7. Riski Pangestu menggambarkan sebuah kontras yang kuat antara dua elemen yang saling bertentangan namun penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan untuk mencintai diri sendiri dan orang lain.
8. Bagas Rachelma Armando menggambarkan dualitas dalam diri manusia, dimana ada keberadaan sifat baik dan buruk yang saling bertentangan namun berdampingan.
9. Apandi Yusup mengajak melihat lebih dalam dirimu yang kompleks, tentang apa yang baik dan buruk, tentang bahagia dan derita, tentang sisi gelap dan terang.
10. Adwin Lambert mengajak kita menyusuri alam bawah sadarnya.Terlihat begitu kabur batasan antara realitas dan imajinasi.
11. Wardi Sukmahidayatullah menawarkan fantasi menarik dalam mengarungi penjelajahan hidup. Ibarat seorang petualang, rasa cinta dengan hal baru membawamu berkelana ke berbagai penjuru, menjumpai hal aneh, menarik, menyenangkan, hingga menyeramkan.
12. Acul Gaos menampilkan nuansa menyenangkan tetapi juga menyeramkan yang dibungkus dalam satu karya. Crab yang kamu lihat menjelma jadi monster ganas dalam diri.
13. Yayat Lesmana sangat kuat dengan nuansa realistik, dimana realitas tumpang tindih dengan fantasi alam bawah sadar. Warna-warna cerah yang ia tampilkan membalut unsur fana kehidupan.
14. Ade Jasil menyuguhkan kontras monokrom hitam putih dengan warna warni yang kuat seolah menjadi kontradiksi. Menyoroti fenomena lokal - global tentang kelestarian alam dan kebutuhan industri.
15. Trisna Lestari menampilkan karya seni menghibur dengan imajinasi yang kreatif. Namun, di balik sisi lucu dan menggemaskan itu, lukisan tersebut menyimpan makna mendalam dalam kehidupan. Dalam kehidupan nyata, kita seringkali dihadapkan dengan rintangan dan tantangan yang mungkin nampak menakutkan dan sulit dihadapi. Namun, karyanya memberikan perspektif kepada kita bahwa ada keindahan dan nilai di setiap masalah yang kita hadapi.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 16 April 2024.
Raket Rumaket
DGallerie Jakarta menggelar pameran berjudul “RAKET RUMAKET”. Pameran ini adalah sebuah peristiwa yang mempertemukan lima perupa muda dari Bali. Gusti Kade Kartika, I Gde Sukarya, Kadek Didin “Jirot”, Wayan Piki Suyersa, dan Wayan Yusa Dirgantara, kelima seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini, menjadikan material bukan hanya sebagai bahan, tetapi sebagai bahasa yang mempertautkan kedekatan mereka dengan subject matter yang mereka angkat.
Judul “RAKET RUMAKET” diambil dari bahasa Bali, merepresentasikan relasi yang intim antara subyek dengan subyek atau entitas lainnya. Pilihan judul ini tidak hanya mencerminkan asal muasal geografis para seniman yang berasal dari Bali, tetapi juga menggambarkan gagasan-gagasan yang hadir dalam karya-karya mereka, yang berakar dari kedekatan mereka dengan rumah, keluarga, dan kampung halaman.
Dalam pameran ini, pengunjung diajak untuk menyelami karya-karya yang dipenuhi dengan kisah dan makna. Setiap karya adalah sebuah memoar yang menampung berbagai pengalaman dan cerita yang dialami secara empiris oleh kelima seniman. Dari eksplorasi atas material-material seperti kain, benang, kulit sapi, resin, hingga pasir, para seniman menghadirkan pernyataan artistik yang membangun interelasi yang saling bertaut, mempertautkan diri, gagasan, dan materi.
Dengan demikian, pameran “RAKET RUMAKET” bukan hanya menjadi tempat bagi para seniman untuk memamerkan karya-karya mereka, tetapi juga sebagai ajang refleksi atas hubungan mereka dengan materi, kisah-kisah hidup mereka, dan identitas mereka sebagai seniman Bali modern. Para pengunjung dapat menjelajahi dan mengapresiasi keunikan setiap karya serta menemukan kedalaman makna di balik setiap sentuhan materi dan kisah yang tersirat. Pameran digelar pada tanggal 20 April hingga 17 Mei 2024.
Saya menghadiri pameran pada tanggal 24 April 2024.
Note :
Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.