Sunday, July 31, 2022

PERCOBAAN TEGANGAN PERMUKAAN II

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mempelajari definisi tegangan permukaan dan gaya yang bekerja pada tegangan permukaan.

2. Mengetahui besar tegangan permukaan zat cair.


B. Teori Dasar

Masing-masing zat cair memiliki koefisien tegangan permukaan masing-masing. Molekul-molekul zat cair di bagian permukaan mempunyai kohesi lebih besar dibandingkan di bagian dalam. Gaya tarik dengan molekul-molekul di udara diatasnya relatif amat kecil. Hal ini menyebabkan sifat istimewa pada permukaan zat cair, yaitu tegangan permukaan atau tegangan bidang atas. Tegangan permukaan merupakan resultan gaya kohesi pada molekul-molekul lapisan permukaan tiap satuan panjang. Untuk menghitung nilai tegangan permukaan dapat menggunakan persamaan.

Gaya-gaya yang bekerja pada tegangan permukaan yaitu.

a. Gaya kohesi

Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis, contohnya raksa.

b. Gaya adhesi

Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis, contohnya air dan lem.


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Pipa kapiler.

2. Bejana gelas.

3. Manometer terbuka.

4. Buret.

5. Tabung erlenmeyer.

6. Mistar.

7. Termometer.

8. Mikrometer sekrup.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Tahap persiapan

a. Membuat air pada pipa U dalam keadaan udara yang minimal.

b. Membuat air pada kedua kaki manometer terbuka harus sama tinggi.

c. Mengisi buret pada kran tertutup.

d. Mengisi bejana gelas dengan air.


2. Tahap percobaan

a, Mengukur jarak dari ujung pipa bawah kapiler sampai dimana pipa itu akan dicelupkan (hz). Memberi tanda pada jarak tersebut.

b. Mencelupkan pipa kapiler sampai tanda batas tersebut.

c. Membuka kran buret dengan perlahan-lahan.

d. Memperhatikan ujung pipa kapiler yang dicelupkan. Pada saat keluar gelembung udara yang pertama, mencatat kedudukan permukaan air pada kaki yang terbuka dari manometer (hm).

h = 2 (hm - hz)

e. Melakukan langkah (d) sebanyak 5x.

f. Mengulangi percobaan dengan mengubah jarak pipa kapiler sebanyak 3x perubahan.


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Zat cair memiliki sifat istiewa yaitu terdapat tegangan permukaan atau tegangan bidang ke atas. Tegangan permukaan dipengaruhi oleh gaya adhesi dan kohesi.

2. Besar tegangan permukaan yang diperoleh dari percobaan yaitu 0,065 - 0,139 N/m.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Teliti dalam membaca skala pada manometer.


H. Daftar Pustaka

Buerhe, Frederick J dan Eugene Hecht, Ph.D. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Sears, Zemansky. 1991. Fisika Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : PT Bina Cipta.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Friday, July 29, 2022

PERCOBAAN TEGANGAN PERMUKAAN I

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mempelajari definisi tegangan permukaan.

2. Mempelajari gaya yang bekerja pada tegangan permukaan.

3. Mengetahui besar tegangan permukaan zat cair.


B. Teori Dasar

Tegangan permukaan zat cair dapat dijelaskan dengan meninjau gaya yang dialami oleh partikel zat cair. Apabila dua partikel zat cair berdekatan, maka gaya tarik-menariknya kecil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tiap-tiap partikel hanya ditarik oleh partikel-partikel sekelilingnya. Pada dasarnya, tegangan permukaan zat cair didefinisikan sebagai besarnya gaya yang dialami oleh tiap satuan panjang pada permukaan zat cair.

Untuk menghitung nilai tegangan permukaan adalah dapat menggunakan persamaan :


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Dua batang gelas.

2. Benang.

3. Air sabun.

4. Kertas milimeter.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Menimbang berat batang gelas kaca sebanyak beberapa kali dan mencatat hasilnya.

2. Menghubungkan dua batang gelas yang panjangnya sama dengan utas benang yang panjangnya 4 kali jarak ikatan pada batang kaca.

3. Mengukur jarak antara kedua benang dengan menggunakan kertas milimeter.

4. Mencelupkan kedua batang gelas kaca yang telah dihubungkan dengan benang pada air sabun, lalu mengangkat kaca tersebut dengan memegang salah satu batangkaca tersebut dan mendekatkannya pada kertas milimeter. Mengatur jarak antara kedua batang kaca yang tersedia agar dapat diukur dengan teliti. Mencatat hasil pengukurannya.

5. Melakukan langkah ke (2) dan ke (4) dengan menggantikan panjang benang (lebih panjang dari percobaan sebelumnya).


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data



G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh lapisan elastis.

2. Pada percobaan tegangan permukaan, terdapat dua gaya yang bekerja yaitu gaya oleh batang kaca dan gaya oleh benang pada bagian atas lapisan gelembung sabun.

3. Pada percobaan diperoleh nilai tegangan permukaan yaitu 7,93 x 10⁻³ - 3,602 x 10⁻² N/m.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam melakukan pengukuran kelengkungan benang pada kertas milimeter.


H. Daftar Pustaka

Buerhe, Frederick J dan Eugene Hecht, Ph.D. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Sears, Zemansky. 1991. Fisika Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : PT Bina Cipta.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Saturday, July 23, 2022

PERCOBAAN AYUNAN MATEMATIS

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai percepatan gravitasi.

2. Menentukan nilai percepatan gravitasi setempat.

3. Menentukan nilai periode dari ayunan matematis.


B. Teori Dasar

Pada percobaan ini, ayunan yang dipergunakan adalah ayunan yang dibuat sedemikian rupa dengan bebannya adalah bandul fisis. Pada dasarnya, percobaan dengan bandul ini tidak terlepas dari getaran, dimana pengertian getaran itu sendiri adalah gerak bolak-balik secara perioda melalui titik kesetimbangan. Getaran dapat bersifat sederhana dan kompleks. Getaran yang dibahas tentang bandul yaitu getaran harmonik sederhana yang berarti suatu getaran dimana resultan gaya yang bekerja pada titik sembarang selalu mengarah ke titik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ke titik kesetimbangan itu. 

Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu kali getaran dan dapat dihitung dengan persamaan.

Dengan L adalah panjang tali (m) dan g adalah percepatan gravitas (m/s²)

Simpangan yang dibentuk tidak boleh besar karena apabila melebihi batas simpangan maksimum untuk gerak harmonik yaitu 15°, maka gerakan bandul bukanlah gerak harmonik sederhana dan dikhawatirkan akan berhenti bukan pada titik setimbangnya. Sedangkan jika simpangan sudut kecil < 15°, maka benda akan mengalami gerak harmonis sehingga periodenya dapat diperoleh.


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Stopwatch.

2. Bola logam.

3. Benang.

4. Penggaris panjang dan busur.

5. Statif.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Menggantungkan bola logam dengan benang pada ujung statif.

2, Mengukur panjang tali penggantung mulai dari titik simpul pada ujung statif sampai tengah-tengah bola logam.

3. Memberikan simpangan yang kecil. Setelah itu melepaskannya dan mengisahakan agar tidak terjadi gerakan yang memuntir.

4. Membiarkan sejenak bandul mengayun selama 30 detik. Mencatat waktu yang diperlukan bandul untuk melakukan 10 getaran sebanyak 5 kali.


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Percepatan gravitasi ditentukan oleh besarnya periode kuadrat dan panjang tali atau benang yang digunakan. Semakin panjang tali, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai 10x getaran akan semakin lama.

2. Berdasarkan percobaan, nilai percepatan gravitasi yang diperoleh yaitu 9,61 - 10,23 m/s².

3. Berdasarkan percobaan, nilai periode yang diperoleh yaitu 1,99 - 2,239 s.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam mengukur waktu yang diperlukan untuk 10x getaran menggunakan stopwatch.


H. Daftar Pustaka

Buerhe, Frederick J dan Eugene Hecht, Ph.D. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Prasetya, Lea dkk. 1991. Mengerti Fisika. Yogyakarta : Aoldi Offset.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Sunday, July 17, 2022

PERCOBAAN GERAK HARMONIK SEDERHANA

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Menentukan nilai tetapan suatu pegas.

2. Menentukan periode suatu pegas.

3. Menentukan hubungan antara tetapan pegas, periode, dan massa beban.

4. Mempelajari gerak harmonik sederhana pada suatu pegas.


B. Teori Dasar

Jika suatu pegas berbeban yang mula-mula dalam keadaan setimbang, kemudian bebannya ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar A dari kedudukan setimbangnya (x = 0) dan dilepaskan, maka beban akan bergerak bolak-balik ke atas dan ke bawah sekitar kedudukan setimbangnya dengan simpangan maksimum A saat balok melewati posisi setimbang x = 0, percerpatannya nol. Saat itu juga, tercapai kelajuan maksimum karena tanda percepatannya positif dan akhirnya mencapai x = -A. Pada saat itu terdapat percepatan dan kelajuannya kembali nol. Kemudian balok menyelesaikan satu siklus gerak dengan kembali ke posisi asalnya, kemudian melewati x = 0 dengan kelajuan maksimum. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa balok berosilasi diantara titik-titik x = + A.

Karena gaya yang dihasilkan pegas konservatif serta tidak ada gesekan (karena diabaikan), gerak ini akan bolak-balik, secara periodik tidak akan hilang dan akan berlangsung selamanya. Gerak sistem yang bekerja dengan cara seperti ini disebut gerak harmonik sederhana. Suatu benda mengalami gerak harmonik sederhana saat percepatannya berbanding lurus dengan posisinya dan berlawanan arah dengan perpindahan dari kesetimbangannya. Penyebab gerak harmonik sederhana adalah bekerjanya gaya pulih elastis F = -kx pada benda. Untuk menghitung nilai tetapan pegas k dapat digunakan rumus sebagai berikut.

Dengan k adalah tetapan pegas (N/m), m adalah massa (kg), dan T adalah periode geraknya (s).


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Pegas dan statif.

2. Ember dan keping-keping beban.

3. Stopwatch.

4. Neraca teknis dan anak timbangnya.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Menimbang pegas dan ember baban dengan menggunakan neraca teknis untuk menentukan massa masing-masing.

2. Menggantung pegas pada statif dan menggantung ember beban pada ujung bawah dari pegas. Menarik ember hingga diperoleh simpangan kecil dan melepaskan, sistem akan melakukan gerak harmonik sederhana.

3. Mencatat waktu ayunan dengan stopwatch dalam 5 kali getaran.

4. Menambahkan keping beban dan mengulangi percobaan (2) dan (3).

5. Mengulangi percobaan (4) dengan mengurangi beban satu per satu.


E. Data Percobaan


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

Dari data di atas, maka dapat ditentukan nilai periode T (dengan n = 5x getaran) dan tetapan pegas k yaitu :

Atau jika diringkas menjadi sebagai berikut ini :


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai periode yang diperoleh dari percobaan yaitu 0,566 - 0,748 s.

2. Nilai tetapan pegas yang diperoleh dari percobaan yaitu 19,6 - 24,7 N/m.

3. Nilai konstanta pegas atau tetapan pegas dipengaruhi oleh periode kuadrat dan massa beban. Semakin besar beban diberikan, maka periodenya juga akan semakin besar.

4. Jika suatu pegas berbeban yang mula-mula dalam keadaan setimbang, kemudian diberi beban lalu ditarik ke bawah, maka pegas tersebut akan melakukan gerak harmonik sederhana.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam mengukur waktu yang diperlukan untuk 5 kali getaran.


H. Daftar Pustaka

Buerhe, Frederick J dan Eugene Hecht, Ph.D. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Sears, Zemansky. 1991. Fisika Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : PT Bina Cipta.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Monday, July 11, 2022

PERCOBAAN ELASTISITAS BATANG

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan nilai Modulus Elastisitas atau Modulus Young.

2. Mengetahui nilai Modulus Elastisitas Kayu.


B. Teori Dasar

Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan. Seperti pada sebuah pegas yang digantungi dengan beban, akan kembali ke bentuk semula jika beban tersebut kita ambil kembali. Contoh lainnya adalah ketapel dan karet gelang, jika kita rentangkan maka akan terjadi penambahan panjang pada kedua benda tersebut tetapi jika gaya yang bekerja pada kedua benda tersebut dihilangkan maka benda tersebut akan kembali ke bentuk semula.

Sebuah benda dapat dikatakan elastisitas sempurna jika gaya penyebab perubahan bentuk hilang maka benda akan kembali ke bentuk sempurna. Benda yang elastis sempurna yaitu mempunyai batas-batas deformasi yang disebut limit elastik sehingga jika melebihi dari limit elastik maka benda tidak akan kembali ke bentuk semula. Benda yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali ke bentuk semula saat gaya dilepaskan, misalnya saja adonan kue. Bila kita menekan adonan kue, bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya dilepaskan dari adonan kue maka adonan tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Tegangan / stress (𝜎) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda (𝐹) dan luas penampang benda (𝐴). Secara matematis dirumuskan 𝜎 = 𝐹 / 𝐴.

Regangan / strain (𝜀) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambamhan panjang (𝛥𝑙) dan panjang batang mula-mula (𝑙). Secara matematis dirumuskan 𝜀 = 𝛥𝑙 / 𝑙.

Karakteristik hubungan tegangan dan regangan untuk tiap benda umumnya berbeda, tergantung pada jenis dan sifat benda. Perbandingan antara tegangan dan regangan benda disebut Modulus Elastisitas atau Modulus Young dan dinyatakan dengan simbol 𝐸. Secara matematis dirumuskan.

Atau dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dengan :

𝐸 = Modulus Elastisitas atau Modulus Young (N/m²)

𝐵 = Berat benda (N)

𝑚 = Massa benda (kg)

𝑔 = Percepatan gravitasi (m/s²)

𝐿 = Panjang batang antara dua tumpuan (m)

𝑓 = pelenturan (m)

𝑏 = lebar batang (m)

𝘩 = tebal batang (m)


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan :

1. Batang yang akan diteliti.

2. Perangkat penopang.

3. Perangkat baca.

4. Perangkat beban.

5. Beban.

6. Mistar.

7. Jangka sorong.

8. Mikrometer sekrup.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada percobaan :

1. Mengukur lebar dan tebal batang di beberapa tempat sebanyak 10 kali pengukuran.

2. Mengukur jarak antar dua bilah penopang (100 cm).

3. Meletakkan batang di atas penopang dengan jarak yang seimbang.

4. Meletakkan perangkat beban pada titik tengah batang dan memasang perangkat baca pada meja.

5. Memasang beban secara berturut-turut dengan beban yang tersedia, kemudian mencatat penurunan titik tengah batang dari tiap keping bebannya.

6. Setelah semua penurunan titik tengah tercatat, mengangkat satu per satu beban dari batang dan mencatat data kenaikan titik tengah batang di perangkat baca.

7. Mengulangi percobaan dengan mengubah jarak antar bilah penopang (120 cm).


E. Data Percobaan

Note :

- Ketebalan batang diukur menggunakan mikrometer sekrup.

- Lebar batang diukur menggunakan jangka sorong.


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

Dari data di atas, maka akan diperoleh nilai 𝐸 (Modulus Elastisitas atau Modulus Young) yaitu :


G. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Modulus Young dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu massa beban, tebal dan lebar batang, jarak antar bilah, dan penurunan atau kenaikan titik tengah batang.

2. Nilai Modulus Young yang diperoleh dari percobaan yaitu 1,91 x 10¹⁰ - 6,56 x 10¹⁰ N/m².


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Lebih teliti dalam membaca hasil pengukuran kenaikan dan penurunan titik tengah batang.

2. Meletakkan batang yang diukur dengan jarak yang setimbang.


H. Daftar Pustaka

Giancoli. 1999. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday dan Resnik. 1994. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Sears, Zemansky. 1991. Fisika Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : PT Bina Cipta.

Sudajo. 1996. Fisika Dasar Jilid 1. Bandung : ITB.

Tipler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Tuesday, July 05, 2022

PERCOBAAN DIFRAKSI SINAR-X

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mempelajari karakteristik radiasi sinar-x.

2. Mempelajari pengaruh tegangan terhadap intensitas sinar-x terdifraksi.

3. Mempelajari sifat difraksi sinar-x pada kristal.

4. Menentukan parameter kisi kristal padatan (KBr).


B. Teori Dasar

Ditemukan oleh Wilhelm Roentgen (1895), radiasi sinar-x dihasilkan saat elektron penembak yang bergerak dipercepat menumbuk permukaan suatu bahan padat (logam). Semakin cepat gerak elektron, semakin besar sinar-x yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah elektron, semakin besar intensitas sinar-x. Jika sebuah elektron bebas bergerak dipercepat sehingga mampu menerobos suatu atom hingga membentuk elektron pada kulit terdalam hingga keluar. Karena adanya kekosongan pada kulit terdalam, maka untuk mempertahankan keadaan stabil, elektron terluar akan mengisi kekosongan pada kulit atom terdalam sambil memancarkan gelombang sinar-x.

Menurut terori elektromagnetik, sinar-x juga dapat dihasilkan melalui peristiwa pengereman elektron yang dipercepat yang disebut peristiwa Bremsstrahlung. Sinar-x memiliki daya tembus yang cukup besar dan panjang gelombangnya berorde 10⁻¹⁰ m yang bersesuaian dengan ukuran kisi kristal. Karena itu, sinar-x dapat digunakan untuk menganalisis struktur kristal bahan padatan melalui peristiwa difraksi. Peristiwa difraksi sinar-x pada kristal padatan dinyatakan dengan persamaan Bragg :

Dengan dhkl adalah jarak antar bidang kristal, 𝜃 adalah sudut difraksi, 𝜆 adalah panjang gelombang, dan n = 1, 2, 3, ....

Jarak antar bidang kristal sejajar yang berdekatan merupakan fungsi dari indeks Miller (hkl) dan tetapan kisi (a). Untuk struktur kristal kubus dapat ditulis :

Dengan s = h² + k² + l². Jika s diketahui maka nilai h, k, dan l akan diperoleh. Struktur kristal berbeda akan menunjukkan kumpulan nilai s yang berbeda pula. Untuk struktur kristal sistem kubus, nilai kumpulan s ditunjukkan sebaga berikut :

Kubus sederhana : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, ...

Kubus pusat badan (bcc) : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, ...

Kubus pusat muka (fcc) : 3, 4, 8, 11, 12, 16, ...


C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada Percobaan Difraski Sinar-x :

1. Satu set peralatan difraksi sinar-x.

2. Sumber tegangan.

3. Sampel KBr.


D. Prosedur Percobaan

Berikut ini prosedur pada Percobaan Difraksi Sinar-x :

1. Menyusun dan menyiapkan peralatan difraksi sinar-x dengan posisi sumber sinar-x, sampel, dan detektor adalah sejajar (𝜃 = 0).

2. Mengatur besar tegangan 15 kV.

3. Mencatat besar intensitas sinar-x terhadap sudut 2𝜃 mulai dari 5° hingga 90° dengan waktu cacah 10 s.

4. Mengulangi percobaan untuk tegangan 20 kV.


E. Data Percobaan

Untuk V = 15 kV

Untuk V = 20 kV


F. Pengolahan dan Perhitungan Data

                                V = 15 kV                                                            V = 20 kV


G. Analisa Data

Pada percobaan ini digunakan sudut 2𝜃, bukanlah 𝜃 karena jika sudut 𝜃 terlalu kecil maka sudut difraksi pada percobaan tidak akan terukur secara teratur. Pada percobaan ini digunakan sudut 2𝜃 mulai dari 5° hingga 90°, baik untuk tegangan 15 kV dan 20 kV.  Pada percobaan dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan, maka intensitas yang diperoleh akan semakin besar. Baik pada percobaan I dan II, nilai intensitas bervariasi (naik-turun) pada sudut tertentu. Hal ini karena dalam spektrum kontinyu sinar-x timbul akibat adanya pengereman-pengereman elektron yang memiliki energi kinetik tinggi pada anoda. Pada saat pengereman, sebagian energi diubah menjadi sinar-x. Pengereman elektron ini dapat terjadi tiba-tiba. Akibatnya, intensitas yang terbentuk berubah-ubah karena energinya juga berubah-ubah.

Untuk nilai s pada percobaan mengikuti pola kubus pusat muka (fcc). Pada kubus ini, atom-atom berada pada setiap sudut kubus dan setiap sudut bidang. Dari hasil percobaan bahwa semakin besar nilai s, maka tetapan kisi yang diperoleh semakin besar. Begitupula dengan nilai dhkl, semakin kecil nilai s dan semakin besar a, maka nilai dhkl akan semakin besar.

Pada intensitas maksimum tertentu dan pda sudut tertentu, diambil titik-titik pertemuan agar dapat melihat titik maksimumnya. Dari literatur bahwa nilai a = 6,41 - 6,5 Å, sedangkan dari percobaan diperoleh nilai a = 3,68 - 14,14 Å. Dari literatur dhkl = 3 Å, sedangkan dari percobaan diperoleh nilai dhkl = 0,96 - 3,68 Å. Penyimpangan kemungkinan terjadi saat pergantian sudut tiap 1° kurang tepat dan tidak mereset ulang hasil intensitas. Jika dibandingkan intensitas sinar-x terdifraksi oleh KBr dan tabung sinar-x, maka nilai intensitas terdifraksi oleh KBr akan memiliki nilai intensitas yang lebih kecil. Hal ini disebabkan adanya hamburan dan penyerapan berkas oleh atom dalam medium. Sedangkan, pada tabung sinar-x, tegangan yang tinggi akan menghasilkan intensitas yang besar jika tidak ada proses pengereman elektron.


H. Kesimpulan dan Saran

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Radiasi sinar-x dihasilkan saat elektron penembak yang bergerak dipercepat menumbuk permukaan suatu bahan padat (logam).

2. Semakin besar tegangan, maka nilai intensitas sinar-x terdifraksi akan semakin besar.

3. Sinar-x dapat digunakan untuk menganalisis struktur kristal bahan padatan melalui peristiwa difraksi.

4. Struktur kristal KBr yaitu kubus pusat muka (fcc). Kisi padatan KBr bergantung pada nilai s, 𝜆², dan sin²𝜃. Dari percobaan, nilai tetapan kisi (a) yang diperoleh yaitu kisaran 3,68 - 14,14 Å.


Dalam percobaan ini dapat disarankan sebagai berikut.

1. Tidak lupa mereset alat setiap kali mengambil data.

2. Tidak membuka tabung kaca setelah tabung dialiri tegangan.


I. Daftar Pustaka

Arthur Beiser. (1995). Concept of Modern Physics, 5th edition, New York: McGraw Hill.

Cullity, B.D. (1978). Elements of x-ray diffraction, 2nd ed. New York: Addison Wesley.

Phywe manual catalogue. Characteristic x-ray and Bragg scattering with higher order. LEP 5.4.01

Phywe manual catalogue. Characteristic x-ray of copper. LEP 5.4.01

Raymond A. Serway, Clement J. Moses and Curt A Moyer. (2005). Modern Physics, 3 rd edition, Belmont: Thomson Learning, Inc.

Thursday, June 30, 2022

CONTOH SOAL FISIKA DASAR : HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

1. Tuliskan Hukum Newton tentang gerak.

Jawab :

Hukum I Newton : "Setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol".

ΣF = 0

ΣFx = 0 ; ΣFy = 0

Hukum II Newton : "Percepatan suatu benda yang disebabkan oleh suatu gaya sebanding dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda yang dikenai oleh gaya tersebut".

ΣF = ma

Hukum III Newton : "Besar gaya aksi dan reaksi pada dua benda yang berbeda selalu sama besar tetapi berlawanan arah".

FA = -FR


2. Bola tenis yang massanya 60 g mendekati raket dengan kelajuan 30 m/s, bersentuhan dengan raket selama 5 ms, kemudian terpantul kembali dengan kelajuan yang sama. Tentukan gaya rata-rata raket yang bekerja pada bola tersebut.


3. Gaya horizontal sebesar 10 N dikerjakan pada balok bermassa 4 kg yang diam di atas bidang datar yang licin. Tentukan kelajuan balok dan berapa jarak yang ditempuh balok setelah 6 s ?


4. Sebuah lift yang massa totalnya 800 kg tergantung pada kabel yang tegangan maksimumnya 20.000 N. Berapakah percepatan maksimum yang diizinkan agar kabel tidak putus ?


5. Sebuah balok yang massanya 100 kg berada di atas bidang datar yang kasar. Jika koefisien gesekan statis dan kinetis antara balok dan bidang masing-masing 𝜇s = 0,5 dan 𝜇k = 0,4. Tentukan : 

a. Gaya minimum yang diperlukan untuk menggerakkan balok.

b. Gaya minimum yang diperlukan untuk menjaga balok bergerak dengan kelajuan konstan.

c. Percepatan benda bila balok ditarik dengan gaya sebesar 500 N.


6. Sebuah rak buku bermassa 100 kg terletak pada bidang miring yang kasar. Jika koefisien gesekan antara rak buku dan bidang adalah 0,3 dan 0,5. Tentukan :

a. Sudut kemiringan bidang agar rak buku bergerak dengan kelajuan tetap.

b. Gaya minimum untuk memulai gerakan pada sudut kemiringan tersebut.


7. Sebuah elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan lintasan berbentuk lingkaran yang jari-jarinya 5,29 x 10⁻¹¹ m. Bila kecepatan elektron 2,19 x 10⁶ m/s dan massanya 9,1 x 10⁻³¹ kg, berapa gaya sentripetal yang dialami elektron ?


8. Massa sebuah sepeda dan pengendaranya sama dengan 100 kg. Sepeda tersebut akan melintas di suatu jalan miring yang jari-jari lintasannya sama dengan 30 m. Bila kelajuan sepeda adalah 16 m/s, tentukan :

a. Percepatan sentripetal sepeda.

b. Sudut kemiringan jalan (g = 10 m/s²).


9. Sebuah pesawat bergerak dengan kelajuan 480 km/jam. Ketika akan mendarat, pilot memiringkan pesawatnya sebesar 45° sehingga akhirnya pesawat berbelok. Berapakah jari-jari belokan pesawat ini ? 


10. Seseorang yang massanya 50 kg berada dalam sebuah lift. Lift bergerak dengan percepatan 5 m/s²  (g = 10 m/s²). Hitung gaya tekan normal orang terhadap lift bila :

a. Lift dipercepat ke atas.

b. Lift dipercepat ke bawah.