Kaca Fosfat
Kekurangan Kaca Fosfat
Teknik melt quenching merupakan teknik peleburan bahan kristal menjadi lelehan yang diikuti oleh terbentuknya kaca dari lelehan. Teknik melt quenching dipilih karena murah dan mudah untuk dilakukan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu.
a. Botol (bottle), k. Mesin milling,
b. Spatula, l. Mesin XRD,
c. Kertas timbang, m. Spektrometer UV-Vis,
d. Krusibel alumina, n. Amplas (sandpaper),
e. Timbangan digital, o. Mesin dan liquid polishing,
f. 2 buah furnace, p. Diamond pencil dan compound,
g. Steel mould, q. Jangka sorong digital,
h. Penjepit, r. Mortar dan alu,
i. Petridish, s. Kaca mata pelindung,
j. Tube (menyimpan serbuk kaca), t. Gelas kimia.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Magnesium Oksida MgO, d. Gel Silika,
b. Seng Oksida ZnO, e. Toluena,
c. Fosfor Pentaoksida P2O5, f. Aseton.
Cara Kerja
Hasil dan Pembahasan
Analisa
Pengujian Sifat Fisik
Pengujian Sifat Optik
Nilai energi Urbach menggambarkan derajat keteraturan atau ketidakteraturan (orderness or disorderness) struktural dalam material amorf. Dapat dilihat bahwa nilai energi Urbach menurun dengan bertambahnya mol% ZnO hanya sampai 5 mol% ZnO. Kemudian, nilai energi Urbach terus meningkat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12. Penurunan energi Urbach kemungkinan disebabkan karena meningkatnya keteraturan jaringan kaca sebagai akibat dari polimerisasi sehingga struktur kaca menjadi lebih stabil dan homogen. Kemudian, kenaikan energi Urbach disebabkan karena meningkatnya ketidakteraturan struktural dalam kaca dengan bertambahnya mol% ZnO. Ketidakteraturan disebabkan karena meningkatnya formasi ikatan NBO akibat menurunnya nilai energi gap. Ikatan NBO memiliki ikatan yang lemah karena memiliki jarak interatomik yang besar dalam struktur kaca dan sebuah elektron yang tidak terikat kuat dengan oksigen. Nilai energi Urbach yang tinggi juga mengindikasikan bahwa sampel kaca memiliki kepadatan (compactness) yang rendah, terlihat dari nilai densitas kaca yang semakin menurun dengan bertambahnya mol% ZnO.
Kesimpulan dan Saran
- Pembentukan dan karakterisasi sistem kaca x ZnO – 30 MgO – (70 – x) P2O5 dengan x = 0, 5, 10, dan 15 mol% telah berhasil dilakukan dengan menggunakan teknik melt quenching.
- Analisis pola difraksi sinar-X menunjukkan bahwa kaca yang dibuat memiliki struktur amorf.
- Konsentrasi mol% ZnO memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sifat fisik dan optik (absorpsi) kaca. Nilai densitas dan energi gap semakin menurun sedangkan volume molar, energi Urbach, dan indeks refraktif semakin meningkat dengan bertambahnya mol% ZnO.
- Dari seluruh sampel yang dibuat, sampel 4 merupakan sampel yang terbaik dari sifat fisik dan optiknya. Hal ini dikarenakan sampel 4 memiliki nilai indeks refraktif tertinggi yang akan berpengaruh terhadap performa atau kinerja dan ketahanan perangkat optik.
- Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan pembuatan kaca dilakukan dengan menggunakan krusibel yang terbuat dari material platinum untuk menghindari kontaminasi kaca dengan krusibel atau material furnace.
- Analisis difraksi sinar-X dilakukan pada keseluruhan sampel untuk menganalisa lebih mendalam spektrum yang dihasilkan.
- Analisis EDX (Energy Dispersive of X-Ray) dilakukan untuk menganalisa komposisi sampel-sampel yang dibuat.
- Pengujian sifat fisik disarankan menggunakan beberapa sampel, baik dalam penimbangan di udara maupun pada cairan toluena agar diperoleh hasil yang akurat.