Saturday, October 19, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 26)

Troubled Waters

Hidup adalah lautan yang penuh badai, penuh dengan badai dan angin kencang. Namun, dalam setiap jiwa terdapat inti besi, keteguhan yang memampukan kita menghadapi lautan yang paling ganas.

Troubled Waters merupakan perjalanan instrospektif ke kedalaman ketahanan manusia. Dari pelaut yang berjuang melawan alam hingga awak kapal yang bersatu melawan kesulitan, koleksi ini mengeksplorasi berbagai cara kita menemukan arah dalam badai kehidupan.

Ini adalah bukti semangat manusia, mercusuar di malam hari bagi mereka yang terjebak dalam kelesuan. Menghadapi badai berarti membuktikan keberanian seseorang, menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan. Biarkan karya-karya ini menginspirasi Anda untuk bersiap, memantapkan langkah, dan bangkit dari badai kehidupan dengan lebih kuat dari sebelumnya. Pameran ini berlangsung pada tanggal 31 Agustus 2024 - 22 September 2024 di Kendys Gallery.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Friday, October 11, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 25)

Rumah Chuans

Bentuk hasil kegiatan di bawah "Atap Kehidupan". Yang mana menjadi sebuah dasar dari segala aspek kehidupan yang terbentuk pertama kalinya, ya rumah. Kepribadian, emosional, tingkah laku terhadap sosial, pola pikir, dan rasa ingin melindungi dalam seorang diri Chuanslee terbentuk di rumahnya sendiri bersama keluarga dan teman terdekatnya. Setiap warna yang tergores menjadi harmoni untuk sebuah rasa di dalamnya dan temani antara manusia dan proses bertumbuh. 

Lukisan-lukisan Chu beraliran avant-garde, aliran yang mengeksplorasi bentuk-bentuk geometris dua dimensi untuk mengekspresikan subjek-subjek internal, sosial, politik, dissatisfaction, juga kehidupan. Di tangan Chu, semua subjek-subjek tersebut terasa tegas, fokus dengan hanya menggunakan 3 warna, merah, hijau, biru, plus putih sebagai cahaya dan hitam sebagai shade.

Apakah ini pameran tunggal pertama? Lalu Chu menjawab dengan rendah hati, “sebenarnya ini lebih ke showcase, lebih gambaran tentang “Rumah Chuan” seperti apa. Gambar gue dari jauh terlihat rapi bersih, dari dekat gambarnya berantakan. Gue pengen menyampaikan, diri gue juga berantakan, hidup gue juga berantakan. Gue pengen curhat, cuma gimana? Gue pengen berbicara lewat gambar, gue pengen anak-anak ngerti lewat gambar gue apa segala macam, walau cuma ngertinya beberapa persen, yang penting gue menyampaikan perasaan gue semuanya di dalam gambar.”

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Thursday, October 10, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 24)

Meta Realism : Fictional Landscape

Jagad Gallery kembali menghadirkan karya seni kontemporer melalui pameran tunggal bertajuk ‘Meta Realism: Fictional Landscape’ karya Ipan Lasuang, seorang seniman muda berbakat asal Padang. Ipan Lasuang adalah pemuda kelahiran Padang yang merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) yang sudah aktif berkontribusi di Art Exhibition sejak 2012 dan ini merupakan pameran tunggal ke-6 sejak pertama kali pada tahun 2016 di Yogyakarta, “Mash Paper” Study.

Pameran yang dikuratori oleh Asmudjo J. Irianto ini menampilkan koleksi lukisan lanskap fiksi yang memadukan realisme dengan elemen-elemen imajinatif. Lasuang membawa konsep meta-realisme dalam karyanya dengan menggabungkan teknik mimesis – yang meniru objek dunia nyata – dengan lanskap fiksi. Dalam setiap karyanya, Lasuang menggunakan remasan kertas untuk menciptakan lanskap yang tidak langsung mengacu pada alam, tetapi kepada konstruksi imajinatif yang dibentuk dari susunan kertas itu sendiri. Pendekatan ini menciptakan dua lapis persepsi : di satu sisi kita melihat kertas sebagai objek fisik, sementara di sisi lain, lanskap yang dihasilkan tampak seperti dunia fiksi yang hidup di kanvas.

Pengunjung pameran diberi kesempatan untuk menyaksikan bagaimana setiap karya menuntut perhatian terhadap dua lapis persepsi. Lapis pertama adalah kertas yang secara harfiah muncul di kanvas, sementara lapis kedua menggambarkan lanskap yang lahir dari imajinasi. Sensasi taktil yang dihasilkan karya Lasuang seolah membuat penonton bisa merasakan tekstur kertas dalam lukisan. Total ada 14 karya yang ditampilkan pada pameran ini. Di mana sebagian besar karyanya menunjukan dan menyorot suasana pepohonan dan perairan serta hewan-hewan yang hidup di sana. Pameran ini dibuka akhir Agustus lalu dan akan berlangsung hingga 22 September 2024 di Wisma Geha, Menteng, Jakarta Pusat.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Tuesday, October 08, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 23)

Everything Must Go

Pameran tunggal karya Mohammad Taufiq (Emte) yang bertajuk Everything Must Go menampilkan ratusan karya seni yang menawarkan sekilas pandang yang unik ke dalam ekspresi kreatif yang beragam. Dalam pameran ini, Emte menampilkan ratusan karya seni, yang mencerminkan keyakinannya bahwa seni harus dapat diakses oleh semua orang, bukan hanya kalangan elit. Galeri ini disulap secara unik menjadi ruang seperti supermarket, tempat pengunjung dapat menikmati pengalaman "berbelanja" seni yang santai dan bersahaja. 

Pameran tunggal ini menandai tonggak penting dalam perjalanan artistik Emte, yang menampilkan evolusinya dari seorang anak muda dengan hasrat menggambar menjadi seniman terkenal yang dikenal karena beragam medianya dan kolaborasi inovatif. Bagi mereka yang menghargai seni yang beresonansi dengan kehidupan sehari-hari dan berkembang melalui eksperimen, pameran ini adalah kesempatan ideal untuk mengeksplorasi dan mungkin membawa pulang sepotong dunia kreatif Emte.  Pameran berlangsung pada tanggal 01 September - 22 September 2024 Di Rachel Gallery, Wisma Geha Lantai 3.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Friday, October 04, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 22)

Menjabat Tangan Ingatan

“Menjabat Tangan Ingatan adalah pameran tunggal pertama Haiza Putti. Ia mengunjungi waktu yang hilang, menelusuri ingatan tentang mendiang ibunya. Dari kepingan-kepingan peninggalan, ia muncul dengan gagasan “ingatan yang tertanam.” Haiza Putti, Runni akrabnya, punya sapuan kuas yang ekspresif dengan warna-warna yang kerap lembut dan empuk. Pada "Menjabat Tangan Ingatan", ia gunakan kekhasan karya itu untuk menggambarkan kekaburan dan ingatan yang berlapis-lapis bak kain. Pameran ini membicarakan keibuan, kekeluargaan juga tradisi turun-temurun.”

Menjabat Tangan Ingatan adalah cara Runni mengafirmasi secara emosional ketimbang mencari-cari mana kisah yang benar. Barangkali itulah watak memori : tersebar-sebar, terkandung dalam benda-benda, hingga suatu saat kita dapat menguak dan membebaskannya dari penjara benda itu. Sedangkan ingatan dalam diri, terlebih jika ia adalah ingatan pertama, akan senantiasa tak lengkap. Pembaca, barangkali, punya pengalaman mengingat-ingat yang serupa. Pameran ini berlangsung pada tanggal 25 Agustus 2024 - 22 September 2024 di Rubanah Underground Hub Wisma Geha - Basement Jl. Timor No. 25 Menteng, Jakarta Pusat. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 13 September 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.