Sunday, July 21, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 16)

Mixed Feelings : Ad Maiora

Seniman pendatang baru Clasutta, Zita Nuella, dan Tusita Mangalani menggelar pameran perdana mereka berjudul “Ad Maiora” di D Gallerie, Jakarta Selatan mulai 13 Juli sampai 1 Agustus mendatang. Pameran ini menampilkan tiga rangkaian seri lukisan hasil karya masing-masing seniman, dengan berbagai medium. Mulai dari cat minyak, arang, cat akrilik, manik, dan sulam; menampilkan ragam eksplorasi media di atas kanvas sekaligus menggambarkan pemikiran intim masing-masing seniman.

Judul pameran ini terinspirasi dari frasa “ad maiora natus sum” yang memiliki arti “kita dilahirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar”. Oleh sebab itu, narasi visual yang dipamerkan dalam pameran “Ad Maiora” selaras dengan definisi tersebut dan terinspirasi dari pengalaman pribadi setiap seniman. Misalnya, pengamatan pribadi Clasutta mengenai rutinitas di tempat kerja, renungan introspektif Zita Nuella tentang rasa sepi, hingga cara Tusita Mangalani menghadapi kegaduhan pikirannya. Berbagai pengalaman berbeda itu menghasilkan warna dan sapuan kuas yang merepresentasikan visualisasi hal besar yang dibangun dari himpunan hal kecil, seperti pengalaman sehari-hari tersebut. 

Pada akhirnya, Ad Maiora adalah perayaan akan harapan dan kesadaran tentang tujuan besar sekaligus bentuk penghormatan pada sebuah awal yang sederhana. Untuk segala cita-cita besar yang kita impikan, mari kita wujudkan satu demi satu, dari sekarang. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 16 Juli 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, July 14, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 15)

Sabda Air - The Word of Water

Seri lukisan subak menandai fase baru penting dalam karier seni rupa Putu Winata. Berbeda dengan karya-karya periode sebelumnya yang bertema alam secara umum, lukisan-lukisan mutakhir Putu mengangkat pokok persoalan yang spesifik, yaitu subak. Proses kreatif yang ditempuh juga berbeda, melibatkan riset lapangan dan riset pustaka yang intensif. Putu turun ke sentra subak, menyelami lingkungan dan praktik subak, berdiskusi dengan petani dan pemangku kepentingan lainnya, mencicipi hasil pertanian lokal, serta banyak mempelajari literatur subak. 

Subak yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia (UNESCO) pada tahun 2012, merupakan sistem irigasi yang dikelola oleh petani yang telah menopang persawahan di Bali selama hampir satu milenium. Ekosistem subak meliputi sawah dan saluran air, desa pura, dan hutan yang menjaga pasokan air. Integrasi yang harmonis antara pertanian, agama, dan alam ini mencerminkan kearifan tradisional Bali, yang mempromosikan cara hidup yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

Dalam seri lukisan subak yang dihadirkan dalam pameran bertajuk "Sabda Air" ini, Putu Winata menyelami warisan budaya kuno untuk menggali nilai-nilainya yang relevan dengan situasi kontemporer. Karya-karyanya mengangkat kearifan lokal menjadi pesan universal tentang pentingnya menjaga alam dan merawat nilai spiritual di dunia yang dihantui problem ekologis dan krisis kemanusiaan. Putu mengambil inspirasi dari khazanah dunia lokal untuk menciptakan karya yang menginspirasi dunia global ke arah kehidupan bersama yang lebih bersahabat dengan alam dan bermartabat.  Pameran berlangsung pada 08 Juni 2024 - 06 Juli 2024.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 01 Juli 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.