Saturday, November 30, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 30)

Wings of Time

Pameran seni bertajuk Wings of Time : Brushstrokes of Airborne Journeys milik seniman yang juga pramugari, Inanike Agusta, berlangsung di D'Gallerie, Jakarta. Ada 56 karya yang disajikan dalam berbagai format dan ukuran pada pameran, yang berhasil mentransformasi pengalamannya di udara menjadi ekspresi visual yang memukau.

"Ini adalah solo exhibition yang menandai diri saya sebagai seniman. Di solo exhibition kali ini saya menampilkan karya yang bercerita tentang pengalaman sebagai awak kabin yang masih aktif di Garuda Indonesia kemudian sebagai seniman dan juga sebagai seorang ibu," ucap Inanike dalam pembukaan pameran, Minggu (24/11). Pada pameran, para pengunjung akan dihadapkan dengan sejumlah karya seni lukis abstrak yang menampilkan warna-warna indah. Warna-warna cerah dan beragam ini mencerminkan keindahan alam yang Inanike amati selama perjalanannya sebagai awak kabin. Dia menggunakan berbagai jenis garis pada karyanya, termasuk garis lurus, lengkung, dan diagonal, untuk menciptakan komposisi yang dinamis dan menegangkan. Namun kemana pun garis itu pergi dia akan kembali ke titik besar yang melambangkan sebuah rumah.

Di bagian lain, terpampang sebuah instalasi yang dibuat dari mix media. Hadir disana sebuah koper berukuran besar dengan sayap berukuran besar juga. Dibuat menggantung, koper itu seolah melayang dengan sayap di bagian punggung. "Koper ini ikut aku kemanapun pergi dan koper ini yang mengantarkan aku terbang ke sana-sini. Disini aku ibaratkan dia menggunakan sayap," tutur Inanike. Selain menghadirkan sejumlah lukisan dengan bentuk abstrak, perempuan asal Salatiga itu juga memamerkan ragam lukisan yang menampilkan bentuk-bentuk bangunan bersejarah di dunia. Lukisan itu diambil Inanike saat dirinya mendapati perjalanan ke luar negeri.

Wings of Time bukan hanya sebuah pameran seni ; ini adalah undangan untuk melihat dunia melalui perspektif yang unik. Dengan latar belakang sebagai pramugari, Inanike Agusta menghadirkan karya yang memadukan mimpi, harapan, dan realitas dengan cara yang penuh imajinasi. Pameran ini berlangsung pada tanggal 24 November 2024 - 16 Desember 2024 di D Gallerie, Jl. Barito I No. 3, Jakarta Selatan. 

Saya menghadiri pada tanggal 28 November 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Thursday, November 28, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 29)

Kawah Ojol

Galeri seni ROH kembali menggelar pameran tunggal seniman asal Korea Selatan, Hyun Nahm bertajuk "Kawah Ojol". Pameran menampilkan koleksi 12 karya dengan beragam bentuk, dari dua dimensi, tiga dimensi, hingga instalasi.

Pameran ini terinspirasi dari penjajahan terhadap dua aspek kehidupan yang berbeda namun saling terkait di Indonesia, ekonomi pertunjukan dan lanskap gunung berapi, yang memiliki ketidakpastian yang mendasar. Karya-karya yang ditampilkan merupakan hasil residensi sang seniman selama menjelajahi Indonesia dari Oktober 2023 hingga Februari 2024 lalu. Selama masa residensinya, Hyun Nahm mengunjungi beberapa tempat seperti Kawah Putih, Museum Geologi dan Tangkuban Perahu di Bandung, gunung Merapi di Yogyakarta, dan Kawah Ijen di Banyuwangi. 

Dalam pameran ini, perupa asal Korea Selatan itu mengajak kita menyelami eksplorasinya terhadap dua hal yang sangat berbeda namun saling terkait: gig economy yang penuh ketidakpastian, serta keindahan sekaligus ancaman dari lanskap vulkanik. Melalui eksperimen material dan proses alkimia, Nahm menciptakan karya-karya yang mengaburkan batas antara alam dan buatan manusia. Pameran "Kawah Ojol" menggarisbawahi kesamaan antara kehidupan masyarakat yang tinggal di dekat gunung berapi dengan para pekerja gig. Keduanya hidup dalam ketidakpastian yang konstan. Masyarakat di sekitar kawah harus selalu waspada terhadap aktivitas gunung, sementara para pekerja gig seperti pengemudi ojek online (ojol) menghadapi ketidakstabilan dalam penghasilan dan pekerjaan.

Dalam pameran ini, Hyun Nahm banyak menggabungkan bahan baku masa kini seperti epoksi, jesmonite, dan polistirena dengan teknik tradisional yang membuat intensi menarik tentang sesuatu yang akrab, tetapi sekaligus asing. Seniman Hyun Nahm mengatakan sebelum mengikuti program residensi bersama ROH, dirinya mengaku belum tahu banyak tentang Indonesia. Dalam sebuah pertemuan sebelum keberangkatan, dirinya dan galeri banyak membahas kemungkinan tema, satu yang kemudian muncul ialah tentang gunung berapi. Dirinya ingin meneliti gunung berapi dengan keingintahunan sensoris sederhana, yang diharapkannya bisa jadi penghubung material karyanya dengan karakteritsik geologis gunung berapi. “Saat menjelajahi gunung berapi di sini, saya menyadari bahwa yang meninggalkan kesan lebih kuat pada saya bukanlah pemandangan alamnya yang spektakuler, melainkan objek dan tempat yang saya temui,” ucapnya. Hyun Nahm mengatakan ide pameran ini berangkat dari hal-hal tersebut juga berbagai peristiwa yang ditemuinya selama masa residensi. 

Dibuka untuk publik mulai tanggal 20 November 2024 hingga 5 Januari 2025. Pameran ini digelar di Galeri Roh di Jl. Surabaya No.66, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 21 November 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Sunday, November 17, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 28)

Reclaiming Identities

Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta kembali menggelar Jakarta Architecture Festival (JAF). Memasuki edisi kedua, festival arsitektur ini berlangsung pada tanggal 9-24 November 2024 di Agora Mall, Thamrin Nine, Jakarta Pusat. JAF menjadi upaya untuk mendefinisikan kembali identitas Kota Jakarta dan semua potensinya, termasuk di bidang arsitektur.

Tahun ini, JAF mengangkat tema Reclaiming Identities, yang secara harfiah berarti mendapatkan kembali sebuah identitas. Seperti temanya, JAF 2024 menampilkan identitas kota Jakarta dan masyarakatnya yang terwakili oleh komunitas, pemerintah kota, sistem transportasi, akademisi, seni budaya, sejarah dan kuliner. Festival yang berlangsung selama 2 minggu ini mencoba merangkum semua hal di Jakarta, yang sedang terjadi dan harapan-harapan masa depan tentang kawasan yang tumbuh dan terus mencari identitasnya, sebagai kota global yang layak huni (liveable) dan berkelanjutan.

JAF tahun ini menampilkan rangkaian agenda dan program seperti konferensi, pameran, dan kegiatan eksplorasi kota yang mempertemukan para arsitek, perencana kota, dan penggemar desain. Tahun ini, ada sekitar 60 arsitek yang ikut pameran, serta beberapa stakeholder lainnya seperti masyarakat, komunitas, pemerintah, sektor privat, para profesional serta akademisi.

Arsitek sekaligus Ketua Penyelenggara JAF 2024 Cosmas D. Gozali mengatakan dibalut dengan tatanan lanskap yang menyejukan, suasana yang ingin ditampilkan pada pameran JAF 2024 ialah seolah pengunjung sedang berada di dalam taman rimbun di tengah kota, dengan perpaduan parametric architecture yang mewakili modernitas dan teknologi.

Saya menghadiri pameran pada tanggal 12 November 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.

Saturday, November 02, 2024

PAMERAN KARYA SENI (BAGIAN 27)

Flaneur : Kembara Lintas Dunia

Galeri Nasional Indonesia (GNI) kembali menghadirkan pameran berjudul Flaneur : Kembara Lintas Dunia, sebanyak 50 karya seni dari perupa Tanah Air. Dalam bahasa asalnya, Prancis, flaneur bermakna kegiatan ngeluyur tanpa tujuan di seputaran kota. Flaneur pada pameran seperti ditujukan sebagai pengembaraan para seniman Indonesia dan karya mereka di panggung global. Flaneur : Kembara Lintas Dunia memuat jejak seniman-seniman Indonesia yang pernah berkancah di Internasional. Mulai dari lukisan Raden Saleh, Basoeki Abdullah, S Sudjojono, Agus Djaja, Affandi, hingga seniman kontemporer seperti Heri Dono, Mella Jaarsma, hingga Entang Wiharso.

Kurator pameran Teguh Margono bercerita kalau pameran ini memamerkan perjalanan seniman Indonesia yang menjelajah ke berbagai negara. "Ada yang menjelajah dan membawa nilai-nilai identitas mereka, ada juga yang terpengaruh ke dalam karya-karyanya," ungkapnya saat press tour di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. Melalui karya-karya dari akhir abad ke-19 hingga akhir abad ke-20, pameran ini mengeksplorasi cara seniman Indonesia berinteraksi dengan dinamika seni global, baik melalui pendidikan seni, partisipasi dalam pameran internasional, atau pergaulan lintas budaya.

Dia juga menambahkan pameran ini bukan cuma jejak sejarah, tapi perjalanan yang buat kita merenungi tentang ekspresi kesenian. "Tapi juga memperlihatkan transformasi dan dinamika seni rupa Indonesia di kancah dunia," pungkasnya. Pameran ini berlangsung pada tanggal 15 Oktober sampai 11 November 2024 mulai pukul 09.00-19.00 WIB. 

Saya menghadiri pameran pada tanggal 01 November 2024.


Note :

Jika ingin melihat foto-foto atau video-video selengkapnya, dapat mengunjungi YouTube saya di https://www.youtube/com/@afindrapermana.